Kecemasan Berlebihan Bisa Sebabkan Gangguan Dismorfik Tubuh

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   31 Agustus 2020
Kecemasan Berlebihan Bisa Sebabkan Gangguan Dismorfik TubuhKecemasan Berlebihan Bisa Sebabkan Gangguan Dismorfik Tubuh

Halodoc, Jakarta - Jika kamu terlalu banyak mengoreksi bentuk fisik dan wajahmu, ditambah dengan rasa minder yang berlebihan, bisa jadi kamu tengah mengidap Body Dysmorphic Disorder (BDD). Dalam kasus yang parah, pengidap kondisi ini akan sangat sulit bahkan tidak bisa menerima bentuk fisiknya sendiri. Lantas, apakah kondisi ini dapat memicu munculnya kecemasan yang berlebihan? Berikut ulasannya!

Baca juga: Selalu Merasa Tak Sempurna? Hati-Hati Body Dysmorphic Disorder

Kecemasan Berlebihan dapat Sebabkan Body Dysmorphic Disorder (BDD)

Gangguan dismorfik tubuh atau Body Dysmorphic Disorder (BDD) merupakan masalah mental yang ditandai dengan gejala berupa rasa cemas yang berlebihan terhadap kekurangan dari penampilan fisik diri sendiri. Penyakit mental yang satu ini hampir sama dengan gangguan makan dalam hal kecemasan atas penampilan fisik. 

Namun, kondisi yang terjadi bukan karena berat badan atau bentuk tubuh secara keseluruhan, melainkan kekurangan fisik pada anggota tubuh. Kekurangan fisik yang dimaksud akan meliputi kulit keriput, hidung pesek, rambut rontok, bentuk paha yang besar, mata terlalu sipit, dan lain lain. 

Baca juga: Waspada, Body Dysmorphic Disorder Bisa Sebabkan Depresi

Selain Rasa Cemas Berlebihan, Ini Gejala yang Tampak

Saat pengidap memiliki pemikiran yang negatif terhadap bentuk fisiknya, mereka akan mengalami rasa cemas yang berlebihan. Pemikiran negatif muncul karena pengidap menganggap bentuk tubuhnya tidak ideal. Selain rasa cemas yang berlebihan, kondisi ini ditandai dengan beberapa kebiasaan, seperti:

  • Sering bercermin dalam waktu lama.
  • Menyembunyikan anggota tubuh yang dianggap tidak sempurna.
  • Sering menyentuh anggota tubuh yang dianggap tidak sempurna.
  • Meminta orang lain untuk meyakinkan jika kekurangan fisiknya tidak terlalu jelas terlihat.

Gangguan dismorfik tubuh juga bisa terjadi karena menganggap tubuhnya terlalu kurus atau kurang berotot. Akibatnya, pengidap akan sering melakukan olahraga dalam waktu yang lama atau mengonsumsi suplemen secara berlebihan. Pengidap kondisi ini juga sering melakukan konsultasi dengan dokter guna mencari cara untuk memperbaiki penampilannya. 

Baca juga: Komplikasi yang Terjadi Akibat Gangguan Dismorfik Tubuh

Jika kamu memiliki sejumlah gejalanya, segera temui psikiater di rumah sakit terdekat untuk melakukan langkah penanganan yang tepat ya. Apalagi jika gejala yang muncul sudah mengganggu pekerjaan atau hubungan sosial dengan orang lain di sekitarmu, kehilangan keinginan untuk pergi ke tempat umum, serta selalu merasa cemas saat berada dekat dengan orang lain.

Beragam gejala yang muncul jika dibiarkan dapat berujung pada depresi berat. Jika sudah begitu, akan muncul ide untuk melakukan bunuh diri. Langkah penanganan gangguan dismorfik tubuh akan dilakukan dengan kombinasi antara terapi perilaku kognitif dan pemberian obat-obatan guna menekan gejala yang muncul. Terapi bukan hanya bertujuan untuk mensinkronisasikan pikiran, perasaan, dan perilaku saja, tetapi juga berfokus pada beberapa hal berikut ini:

  • Mengembalikan rasa percaya diri dengan memperbaiki kepercayaan yang salah terhadap kekurangan fisik yang dialami.
  • Meminimalkan perilaku kompulsif.
  • Menumbuhkan sikap dan perilaku yang lebih baik mengenai citra diri sendiri.

Sejauh ini langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengajarkan dan meyakinkan seseorang untuk menerima bentuk tubuhnya sendiri. Dengan meyakini bahwa tubuh yang dimiliki dalam keadaan sehat, hal tersebut dapat memotivasi seseorang untuk selalu berpikir positif terhadap bentuk tubuh.


Referensi:
NHS UK. Diakses pada 2020. Body Dysmorphic Disorder (BDD).
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. Body Dysmorphic Disorder.
WebMD. Diakses pada 2020. Body Dysmorphic Disorder.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan