Kejadian Traumatis Dapat Menyebabkan Mood Disorder

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   08 September 2020
Kejadian Traumatis Dapat Menyebabkan Mood Disorder Kejadian Traumatis Dapat Menyebabkan Mood Disorder

Halodoc, Jakarta - Mood disorder atau gangguan mood adalah masalah kesehatan mental yang akan memengaruhi keadaan emosi seseorang. Ini adalah gangguan di mana seseorang bisa mengalami kebahagiaan yang sangat ekstrem, kesedihan ekstrem, atau keduanya dalam waktu lama.

Normalnya suasana hati seseorang dapat berubah tergantung pada situasinya. Namun, untuk dapat didiagnosis dengan gangguan suasana hati, gejala harus ada selama beberapa minggu atau lebih. Mood disorder dapat menyebabkan perubahan pada perilaku seseorang dan dapat memengaruhi kemampuan untuk menghadapi aktivitas rutin, seperti bekerja atau sekolah.

Baca juga: Sering Mood Swing, Hati-Hati Gejala Bipolar

Mood Disorder Akibat Peristiwa Traumatis

Hampir tidak ada orang yang menjalani hidup tanpa mengalami semacam trauma. Apakah itu tindakan kekerasan, bencana alam, perceraian atau kematian, kita semua berjuang untuk mendapatkan kembali kondisi kejiwaan yang sehat seperti sebelum peristiwa traumatis terjadi. Jika seseorang tak bisa berdamai dengan peristiwa traumatis itu, maka ia bisa mengalami mood disorder.

Namun, seseorang akan lebih mungkin mengenbangkan mood disorder jika ia mengidap salah satu dari dua penyakit mental lain yaitu depresi dan bipolar disorder. Sementara itu, seseorang yang sudah hidup dengan gangguan mood (depresi atau gangguan bipolar), saat peristiwa traumatis terjadi maka ini dapat mengganggu rutinitas dan memengaruhi terapi yang sedang dijalankan. Ini bahkan dapat memicu episode mania atau depresi yang semakin dalam.

Jika kamu atau orang terdekat kamu mengidap depresi atau bipolar disorder, maka sangat mungkin ia mengalami mood disorder. Jika kamu ingin membantu atau mendukung mereka namun tidak paham caranya, kamu bisa tanyakan pada psikolog di Halodoc untuk mengetahui langkah tepat untuk mendukung mereka. 

Baca juga: Impulsif Salah Satu Ciri Gangguan Kepribadian Ambang?

Apa Saja Gejala dari Mood Disorder?

Gejala tergantung pada jenis gangguan mood yang ada. Jika seseorang alami depresi berat, maka gejalanya bisa termasuk:

  • Merasa sedih hampir setiap saat atau hampir setiap hari.
  • Kurang energi atau perasaan lesu.
  • Merasa tidak berharga atau putus asa.
  • Kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan.
  • Menambah berat badan atau menurunkan berat badan.
  • Kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya ia senangi. 
  • Tidur terlalu banyak atau tidak cukup.
  • Sering memikirkan tentang kematian atau bunuh diri.
  • Kesulitan berkonsentrasi atau fokus.

Sementara jika terjadi pada mereka yang mengidap gangguan bipolar, ia akan mengalami episode depresi dan menunjukkan gejala seperti di atas. Namun, saat ia alami episode mania atau hipomania, gejalanya antara lain: 

  • Merasa sangat berenergi atau gembira.
  • Bicara atau bergerak dengan cepat.
  • Gelisah, atau mudah tersinggung
  • Perilaku pengambilan risiko, seperti menghabiskan terlalu banyak uang atau mengemudi sembarangan.
  • Peningkatan aktivitas yang tidak biasa atau mencoba melakukan terlalu banyak hal sekaligus.
  • Insomnia atau sulit tidur.
  • Merasa gelisah atau gelisah tanpa alasan yang jelas.

Baca juga: Depresi dan Bipolar, Apa Perbedaannya?

Pengobatan Atasi Mood Disorder

Perawatan akan tergantung pada penyakit dan gejala spesifik yang ada. Biasanya, terapi melibatkan kombinasi obat dan psikoterapi. Sesi terapi dapat dilakukan oleh psikolog, psikiater, atau ahli kesehatan lainnya. Nah, beberapa jenis obat yang bisa diresepkan psikiater antara lain: 

  • Antidepresan. Banyak obat berbeda tersedia untuk mengobati depresi dan episode depresi gangguan bipolar. Penting untuk menggunakan antidepresan sesuai resep dan terus meminumnya, bahkan jika kamu sudah merasa lebih baik. Biasanya antidepresan harus diminum sesuai resep selama 4 sampai 6 minggu sebelum mulai bekerja.
  • Penstabil Suasana Hati . Obat-obatan ini membantu mengatur perubahan suasana hati yang terjadi dengan gangguan bipolar atau gangguan lainnya. Mereka mengurangi aktivitas otak yang tidak normal. Stabilisator suasana hati juga dapat diresepkan bersama dengan antidepresan dalam beberapa kasus.
  • Antipsikotik. Pasien dengan gangguan bipolar yang mengalami mania atau episode campuran dapat diobati dengan obat antipsikotik atipikal. Antipsikotik atipikal juga kadang-kadang dapat digunakan untuk mengobati depresi, jika gejalanya tidak dikendalikan hanya dengan antidepresan.

Sementara dalam psikoterapi (terapi bicara), pengidap gangguan mood akan memperoleh manfaat dari berbagai jenis psikoterapi atau sesi konseling. Jenis terapi meliputi:

  • Terapi perilaku kognitif.
  • Terapi interpersonal.
  • Terapi pemecahan masalah.
  • Terapi stimulasi otak.

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Mood Disorders.
International Bipolar Foundation. Diakses pada 2020. Traumatic Events and Mood Disorders.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan