Keluhan yang Muncul saat Tulang Alami Patellofemoral Pain Syndrome

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 November 2020
Keluhan yang Muncul saat Tulang Alami Patellofemoral Pain SyndromeKeluhan yang Muncul saat Tulang Alami Patellofemoral Pain Syndrome

Halodoc, Jakarta - Atlet memang rentan terserang banyak gangguan kesehatan yang berkaitan dengan tulang, sendi, atau otot. Seperti pelari dan pelompat, yang sangat berisiko mengalami patellofemoral pain syndrome atau PFPS, rasa nyeri pada area sekitar patella karena adanya perubahan pada sendi patellofemoral dan femora. 

Patellae sendiri merupakan bagian tulang kecil yang berada di bagian lutut sebelum sendi lutut. Bagian ini berfungsi untuk mendukung kaki ketika bergerak dan berdiri dengan mengurangi adanya tekanan pada sendi di lutut dan area tulang rawan yang membungkus tulang pada persendian. 

Apa yang menyebabkan munculnya patellofemoral pain syndrome ini tidak diketahui dengan pasti. Namun, diyakini bahwa benturan keras yang terjadi pada lutut, ligamen, maupun tulang rawan turut berperan dalam terjadinya gangguan sendi dan tulang ini, sehingga mengakibatkan terjadinya degenerasi dan munculnya rasa nyeri. 

Baca juga: Apa Saja yang Menyebabkan Patellofemoral Pain Syndrome?

Benturan yang terjadi bisa disebabkan karena menggerakkan bagian sendi atau otot secara berlebihan atau cedera, termasuk retak atau pergeseran. Bisa juga karena anomali bawaan yang terjadi pada sendi lutut. Patellae yang berpindah terlalu jauh atau dekat akan menyebabkan penekanan pada sendi lutut ketika digerakkan.

Kenali Keluhan yang Muncul saat Mengidap Patellofemoral Pain Syndrome

Nyeri yang terjadi karena PFPS biasanya bersifat ringan, tetapi terus-menerus dan menyerang area lutut ketika melakukan peregangan otot. Bahkan, nyeri bisa semakin parah apabila lutut mendapatkan tekanan. Misalnya, aktivitas naik turun tangga, berlari, atau melakukan posisi tertentu dalam gerakan Kung Fu. 

Pun, saat lutut ditekuk terlalu lama seperti saat menonton film atau ketika sedang duduk di kereta api, pesawat, atau bus dalam perjalanan yang terbilang jauh nyeri pun bisa terjadi. Lutut juga bisa terasa nyeri jika kamu berjalan pada permukaan yang tidak rata. Kamu akan merasakan sensasi tidak nyaman atau bunyi seperti berkeretak saat berjalan. 

Baca juga: Perlu Tahu, Terapi Fisik untuk Atasi Sakit Lutut

Nah, jika nyeri ini tidak berkurang atau bahkan semakin buruk dan memengaruhi aktivitasmu serta terjadi pembengkakan dan area yang terinfeksi mengalami kemerahan, sudah waktunya kamu memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat. Atau, kamu bisa tanya jawab dengan dokter ahli tulang melalui aplikasi Halodoc, sehingga kamu tahu gangguan kesehatan apa yang sedang kamu alami. 

Penyakit PFPS umumnya lebih sering terjadi pada atlet yang lebih sering menggunakan kaki, seperti para pelari dan pelompat. Inilah mengapa gangguan kesehatan ini juga dikenal dengan sebutan runner’s knee dan jumper’s knee. Peregangan yang berlebihan pada tendon dan otot paha serta otot dan paha yang tidak seimbang juga meningkatkan risiko seseorang mengalami PFPS. 

Pilihan Pengobatan untuk Patellofemoral Pain Syndrome

Agar diagnosis lebih akurat, dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Ini termasuk CT scan, X-ray, dan MRI. Kamu akan disarankan untuk beristirahat dan mengompres dingin selama sekitar 10 hingga 20 menit setelah berolahraga. Bahkan, bisa jadi kamu pun akan direkomendasikan untuk mengganti olahraga dengan aerobik yang tidak memicu terjadinya benturan. 

Baca juga: Pernah Idap Patellofemoral Pain Syndrome, Dapatkah Berolahraga?

Tidak hanya itu, peregangan pada bagian hamstring, betis, atau otot pinggul juga bisa menjadi pilihan pengobatan untuk kasus PFPS. Jika kamu adalah pelari, menggunakan alas kaki yang tepat seperti sepatu lari dengan bantalan yang melengkung sangat dianjurkan. Jika memang diperlukan, kamu bisa menggunakan alat ortopedi, pelindung lutut, dan pembelat.

Referensi: 
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Patellofemoral Pain Syndrome.
WebMD. Diakses pada 2020. Runner’s Knee: What You Need to Know.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan