Kematian Mendadak Bisa Terjadi karena Aritmia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 November 2018
Kematian Mendadak Bisa Terjadi karena AritmiaKematian Mendadak Bisa Terjadi karena Aritmia

Halodoc, Jakarta – Aritmia merupakan satu gangguan di irama jantung. Kondisi ini menyebabkan organ tersebut berdetak terlalu cepat, lambat, ataupun tidak teratur.  Kondisi ini bisa terjadi karena adanya gangguan pada impuls elektrik, yaitu bagian yang berfungsi mengatur detak jantung.

Kondisi ini harus ditangani dengan tepat dan segera. Sebab, aritmia bisa menimbulkan komplikasi dan membuat jantung tidak mampu memompa darah secara efektif. Jika tidak segera ditangani, aritmia bisa menyebabkan gagal jantung, stroke, hingga berujung pada kematian mendadak.

Ada beberapa jenis aritmia yang paling sering terjadi. Di antaranya adalah bradikardi, yaitu kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dari yang seharusnya atau berdetak tidak teratur. Ada juga blok jantung yang terjadi saat jantung berdetak lebih lambat dan menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran alias pingsan.

Takikardia supraventrikular juga menjadi salah satu jenis aritmia, kondisi ini membuat kantong berdenyut terlalu cepat. Gangguan di irama jantung juga bisa menjadi tanda adanya fibrilasi atrium dan ventrikel. Di fibrilasi atrium, jantung berdetak sangat cepat bahkan saat sedang beristirahat, sedangkan fibrilasi ventrikel bisa menyebabkan pengidapnya kehilangan kesadaran hingga kematian mendadak karena detak jantung yang terlalu cepat dan tidak teratur.

Berita buruknya, aritmia bisa terjadi pada siapa saja dan muncul tanpa menimbulkan gejala yang disadari. Meski ada gejala yang muncul, tapi biasanya bersifat umum dan jarang dikenali sebagai tanda adanya gangguan jantung yang bisa berujung fatal. Beberapa gejala yang sering muncul adalah rasa berdebar di dada, detak jantung yang terlalu cepat, detak jantung terlalu lambat, mudah merasa lelah, pusing, nyeri dada, sesak napas, hingga kehilangan kesadaran alias pingsan.

Penyebab dan Cara Mengobati Aritmia

Aritmia bisa terjadi pada siapa saja dan sering muncul tanpa gejala khusus. Namun ternyata, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap aritmia.:

1. Gangguan Kadar Elektrolit dalam Darah

Salah satu pemicu terjadinya aritmia adalah ketidakseimbangan kadar elektrolit dalam darah. Sebab kadar elektrolit, seperti kalium, natrium, kalsium, dan magnesium dapat mengganggu konduksi impuls listrik di jantung. Jika terjadi gangguan maka bisa meningkatkan risiko terjadinya aritmia.

2. Kebiasaan Merokok

Aritmia juga bisa dipicu oleh kebiasaan merokok. Pasalnya, kandungan nikotin di rokok dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat, sehingga memicu terjadinya aritmia. Selain kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol dan minuman yang yang mengandung kafein secara berlebih pun bisa menjadi pemicu seseorang mengalami aritmia.

3. Gangguan Kelenjar Tiroid

Meningkatnya risiko jantung mengalami gangguan irama alias aritmia ternyata juga berkaitan dengan kondisi kelenjar tiroid. Sebab, kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau yang kurang aktif bisa meningkatkan risiko terjadinya aritmia.

4. Penyakit Tertentu

Terjadinya aritmia ternyata juga berkaitan dengan penyakit tertentu, seperti diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung koroner dan gangguan lain di jantung. Nyatanya sederet penyakit tersebut bisa memicu terjadinya gangguan di sejumlah bagian tubuh dan memicu berbagai respon salah satunya adalah aritmia.

Maka dari itu, sangat penting untuk selalu menjaga kesehatan jantung dan tubuh secara keseluruhan. Serta menjauhi hal-hal yang bisa meningkatkan risiko terjadinya aritmia. Jaga selalu kondisi tubuh dengan menerapkan gaya hidup sehat, berolahraga, dan mengonsumsi vitamin khusus. Lebih mudah membeli vitamin atau produk kesehatan lain di aplikasi Halodoc. Dengan layanan antar, pesanan akan dikirim ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan