Kenalan dengan Cluster Headache yang Sakitnya Menyiksa

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   02 Agustus 2018
Kenalan dengan Cluster Headache yang Sakitnya MenyiksaKenalan dengan Cluster Headache yang Sakitnya Menyiksa

Halodoc, jakarta - Dari banyaknya jenis sakit kepala, cluster headache (sakit kepala cluster) merupakan sakit kepala yang amat menyiksa. Sebagian ahli di Barat menyebutnya sebagai “suicide headache” (sakit kepala bunuh diri) untuk menggambarkan rasa sakit terparah yang diketahui manusia. Bahkan, ada pula ahli yang menggambarkannya sebagai “rasa sakit terburuk yang diketahui ilmu kedokteran”, wow!

Sakit kepala yang cukup langka ini setidaknya memengaruhi 1 dari 1.000 orang. Kata ahli, biasanya seseorang yang mengidap sakit kepala cluster berusia di bawah 30 tahun. Lalu, apa sih penyebab cluster headache?

Baca juga: Kenali Bedanya Jenis-jenis Sakit Kepala

Datang - Pergi tanpa Peringatan

Sebelum mengetahui penyebabnya, sakit kepala yang menyiksa ini bisa hilang sepenuhnya selama berbulan-bulan. Namun, mereka akan siap datang lagi tanpa peringatan apa pun di lain waktu. Kata ahli, cluster headache adalah nyeri kepala yang terjadi secara berulang dalam suatu siklus atau pola tertentu. 

Sakit kepala yang umumnya terjadi pada malam hari ini, tak jarang membangunkan pengidapnya dengan nyeri berat di bagian sekeliling sebelah mata. Menurut ahli, sakit kepala cluster ini dapat terjadi setiap minggu hingga setiap bulan. Siklus ini diikuti dengan periode pengurangan atau penghilangan rasa nyeri pada saat kepala sudah berhenti. Nah, periode yang dikenal dengan periode remisi ini, bisa berlangsung selama beberapa bulan hingga tahun.

Jika cluster headache datang menyerang, rasa sakit yang menyiksa ini bisa berlangsung 15-180 menit. Yang perlu diketahui, rasa menyakitkan yang intens ini bisa terjadi selama enam hingga 12 minggu. 

Baca juga: 5 Hal Tentang Migrain yang Perlu Diketahui

Penyebab Sakit Kepala Cluster

Hingga saat ini para ahli pun belum bisa memastikan penyebab cluster headache. Meski begitu, banyak ahli percaya kalau kondisi ini terkait dengan cedera kepala yang pernah terjadi. Di samping itu, gangguan pada komponen genetik pun juga dicurigai jadi biang keladi dari sakit kepala cluster.

Sayangnya, tak ada obat yang secara efektif bisa menyembuhkan sakit kepala ini. Namun, beberapa obat atau terapi bisa mengurangi gejalanya. Misalnya, terapi farmakologis seperti menghirup oksigen murni untuk meringankan gejala.

Baca juga: 7 Tips Menghadapi Sakit Kepala Ketika Terkena Hujan

Meski penyebab cluster headache belum diketahui pasti, tapi ada beberapa faktor yang diduga turut memicu terjadinya serangan menyakitkan ini.

- Stres

- Rhinitis alergi (peradangan atau iritasi yang terjadi di membran mukosa di dalam hidung).

- Cuaca panas.

- Aktivitas seksual.

- Suhu ekstrim.

- Penggunaan nitrogliserin.

- Relaksasi.

Selain beberapa hal di atas, ada juga faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko sakit kepala cluster. Misalnya, berjenis kelamin pria. Faktanya, pria memang lebih banyak mengalami penyakit ini dibandingkan dengan wanita.

Selain itu, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga bisa meningkatkan risiko terjadinya sakit kepala cluster. Menurut ahli, kebanyakan pengidap sakit kepala ini merupakan perokok. Meski demikian, berhenti merokok tak menjamin bisa menurunkan risikonya.

Ada juga para ahli yang menduga kalau riwayat keluarga bisa memicunya. Kata ahli, seseorang akan berisiko mengalami sakit kepala ini, bila ada anggota keluarga yang mengidap sakit kepala cluster.

Punya keluhan kesehatan berupa sakit kepala? Jangan sembarangan mengobatinya. Pasalnya, jenis dan penyebab sakit kepala berbeda satu sama lain. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan