Kenalan dengan Diet Fleksibel untuk Turunkan Berat Badan

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   17 Februari 2020
Kenalan dengan Diet Fleksibel untuk Turunkan Berat BadanKenalan dengan Diet Fleksibel untuk Turunkan Berat Badan

Halodoc, Jakarta – Semua orang benar-benar harus memperhatikan kesehatan tubuhnya agar terhindar dari berbagai penyakit. Salah satu hal yang dilakukan agar tubuh tetap sehat adalah melakukan diet sehat. Dengan banyaknya pilihan diet sekarang ini, kamu dapat memilih program tersebut sesuai keinginanmu.

Beberapa pola diet yang terkenal adalah diet mayo, atkins, dan ketogenik. Ternyata ada pola diet lain yang terbilang lebih mudah untuk diterapkan, yaitu diet fleksibel. Tahukah kamu, diet fleksibel memperbolehkan untuk mengonsumsi semua makanan? Untuk mengetahuinya lebih lanjut, baca penjelasan berikut!

Baca juga: Lebih Baik Mana: Diet Cepat atau Diet Sehat?

Keampuhan Diet Fleksibel untuk Turunkan Berat

Sesuai namanya, flexible dieting atau diet fleksibel adalah program untuk menurunkan berat badan yang tidak punya aturan ketat terkait jenis makanan yang boleh dan tidak dikonsumsi. Secara singkat, kamu boleh mengasup makanan yang umumnya dihindari saat orang sedang berdiet. Walau begitu, pola makan ini harus diiringi dengan olahraga yang teratur.

Diet fleksibel dilakukan dengan cara pelacakan protein, karbohidrat, dan lemak yang berguna untuk mengubah komposisi tubuh. Metode ini akan membantu menciptakan hubungan yang sehat dengan sesuatu yang dikonsumsi dan menghilangkan kekhawatiran dari diet. Dengan metode ini, stres akan lebih sedikit dan membuatmu untuk tetap mendorong untuk melakukan diet.

Memang flexible dieting ini tidak dapat disebut sebagai pola diet yang utuh, tetapi lebih menyerupai gaya hidup. Kontrol akan segala hal akan ditentukan oleh pelaku diet tersebut. Maka dari itu, tidak ada pembatasan untuk makanan dan minuman sehari-hari. Lalu bagaimana cara mengaplikasikan pola diet fleksibel agar memberi dampak baik?

Pola diet ini dilakukan dengan menentukan kebutuhan kalori dan makronutrien yang dikalkulasikan berdasarkan jumlah berat badan yang ingin dikurangi. Makronutrien sendiri adalah zat gizi untuk memberikan energi pada tubuh dalam jumlah besar. Maka dari itu, penentuan total pengeluaran energi harian dan kebutuhan makronutrien tubuh sangat penting saat menjalankan diet fleksibel.

Apabila kamu masih memiliki pertanyaan terkait diet fleksibel untuk turunkan berat badan, dokter dari Halodoc mampu memberi panduan. Kamu cukup download aplikasi Halodoc di smartphone yang kerap digunakan.

Baca juga: Kunci Menjalani Diet Sehat yang Perlu Diketahui

Manfaat dari Diet Fleksibel

Memang diet fleksibel terlihat sedikit berbeda dengan pola diet lainnya. Pasalnya, diet ini menggunakan pendekatan yang unik untuk menurunkan berat badan dan membuat banyak orang tertarik. Nah, berikut manfaat flexible dieting atau diet fleksibel untuk turunkan berat badan:

1. Menjaga Berat Badan dalam Waktu yang Lama

Salah satu manfaat yang didapatkan dari menerapkan pola diet fleksibel adalah dapat menjaga berat badan dalam waktu yang terbilang lama. Seseorang yang melakukan cara ini dengan banyak pilihan makanan terbilang lebih berhasil menjaga berat badan dari waktu ke waktu apabila dibandingkan dengan seseorang yang melakukan diet ketat.

Walau begitu, bagian tersulit dari flexible dieting adalah proses menghitung kebutuhan kalori dan makronutrien per harinya, yang mungkin membuat beberapa orang terintimidasi. Untungnya, pola diet ini  sendiri mudah untuk diikuti. Dengan kecanggihan teknologi sekarang, kamu dapat menghitung kebutuhan kalori dengan aplikasi di telepon genggam.

2. Makan Tanpa Pantangan

Secara umum, bermacam diet punya daftar makanan yang nggak boleh diasup oleh orang yang menjalaninya. Hal inilah yang terkadang membuat pelaku diet kesal atau merasa frustrasi karena tidak bisa mengonsumsi makanan tertentu. Terutama apabila makanan yang dilarang adalah menu kesukaan.

Berbeda dengan pola diet umumnya,  diet fleksibel dapat memberikan kebebasan pada pelaku dietnya dari pola pikir bahwa terdapat makanan yang baik dan buruk. Dengan begitu, cara ini akan membantu para pelaku diet untuk mengembangkan hubungan yang sehat dengan semua makanan.

3. Bebas Makan saat Bepergian

Seseorang yang menerapkan pola diet yang ketat kerap merasakan kesulitan ketika bepergian. Namun, pola diet fleksibel membuat pelakunya mempunyai banyak pilihan dalam pemilihan makanan. Hasilnya, lebih mudah untuk memilih makanan yang dikonsumsi meski sedang di tempat antah-berantah. Sifat adaptif dari pola diet ini membuat seseorang betah menjalankannya dalam waktu yang lama.

Baca juga: Menu Diet Sehat Bebas Kalori

Itulah beberapa hal yang dapat kamu ketahui tentang diet fleksibel guna untuk menurunkan berat badan. Dengan pola diet yang tanpa tekanan, kamu akan merasa lebih leluasa untuk menjalankannya. Maka dari itu, banyak orang yang menerapkan tipe diet ini dalam waktu yang lama.

 

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Flexible Dieting: A Simple Macro Diet Plan That Works
Flexible-Diet. Diakses pada 2020. What Is Flexible Dieting?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan