Kenali 3 Penguatan dalam Pengobatan TBC

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   15 November 2021
Kenali 3 Penguatan dalam Pengobatan TBCKenali 3 Penguatan dalam Pengobatan TBC

“Tuberkulosis atau TBC merupakan gangguan kesehatan yang menyerang paru-paru karena kuman Mycobacterium tuberculosis. Masalah kesehatan ini akan memicu banyak gejala, seperti batuk yang terjadi dalam waktu lama dan berdahak, bahkan terkadang disertai dengan keluarnya darah.”

Halodoc, Jakarta – Sayangnya, kuman yang menyebabkan TBC tidak hanya menyerang organ paru, tetapi juga bisa menyerang usus, kelenjar, dan tulang. Kondisi ini terjadi karena penularan pengidap melalui percikan air ludah saat batuk, bersin, atau berbicara. Tuberkulosis lebih berisiko terjadi pada orang-orang dengan kondisi imunitas tubuh yang rendah, misalnya pada pengidap HIV/AIDS.

Dokter akan mendeteksi TBC melalui pemeriksaan dahak, tes darah, tes Mantoux atau kulit, dan rontgen pada bagian dada. Sebenarnya, masalah kesehatan ini bisa disembuhkan apabila pengidapnya mengonsumsi obat sesuai arahan dokter. Tidak hanya satu, ada beberapa jenis obat yang perlu dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 6 bulan. 

Upaya Penguatan dalam Pengobatan Tuberkulosis (TBC)

Memang benar, pengobatan TBC memerlukan waktu yang tidak sebentar. Inilah mengapa, diperlukan penguatan dalam memaksimalkan penanganan masalah kesehatan ini. Menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama selaku mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk wilayah Asia Tenggara, ada tiga penguatan yang dimaksud, yaitu: 

  • Rencana Susulan yang Matang

Sebagai penguat pertama dibutuhkan rencana susulan yang matang. Rencana ini termasuk pemetaan wilayah dengan laporan masalah TBC yang lebih sedikit, terlebih di masa pandemi. Pasalnya, dilaporkan bahwa kasus TBC di seluruh dunia justru mengalami peningkatan selama pandemi COVID-19. 

Menurut Tjandra, bukan laporan yang menjadi lebih sedikit karena tidak adanya pengidap, melainkan kesibukan para tenaga medis dalam menangani kasus COVID-19 yang selama 1,5 tahun terakhir menjadi masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia. Inilah mengapa, Tjandra menyarankan rencana yang turut meliputi penemuan kasus TBC yang intensif, termasuk kasus yang aktif pada populasi atau area yang rentan. 

Rencana susulan tersebut juga penting dalam membahas ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan pengidap TBC maupun keluarganya. 

  • Pemanfaatan Teknologi

Selanjutnya adalah memanfaatkan teknologi canggih dan mengarah pada digitalisasi. Hal ini termasuk menyediakan konsultasi jarak jauh guna memberikan akses menuju ke layanan medis yang lebih baik. Lalu, perlu juga dilakukan perawatan pada pengidap TBC secara virtual, melakukan pemantauan dan memastikan pengidap mengonsumsi obat sesuai dengan arahan tenaga medis.  

Tak lupa, tenaga medis juga harus memastikan bahwa ketersediaan, pasokan obat, dan bahan sekali pakai tidak tersendat alias selalu terjamin. Sederhananya, pemanfaatan teknologi digital di masa pandemi akan sangat bermanfaat untuk menangani masalah tuberkulosis pada masa depan. 

  • Keterlibatan Masyarakat dan Pemanfaatan Studi

Poin selanjutnya, menurut Tjandra adalah melibatkan masyarakat secara langsung dalam pengobatan TBC. Caranya yaitu dengan membangun kapasitas yang menunjang komunitas dan membentuk suatu jaringan komunitas. Tujuannya adalah memberikan dukungan kepada pengidap tuberkulosis untuk menemukan atau mengenali gejala dan mendapatkan rujukan pengobatan yang tepat.

Sementara itu, pemanfaatan studi atau penelitian sangat membantu keberlangsungan hidup para pengidap. Penguatan pada poin ini termasuk menggunakan diagnostik molekuler dengan lebih intensif dan menggunakan regimen oral. Intinya, setiap ilmu atau penemuan baru yang berkaitan dengan penyakit COVID-19 sangat bisa digunakan untuk membantu pengobatan atau mencegah masalah kesehatan lainnya, tak terkecuali TBC. 

Nah, pemanfaatan teknologi yang dimaksud kini hadir melalui aplikasi Halodoc yang bisa kamu download secara gratis melalui App Store atau Play Store. Melalui aplikasi ini, kamu bisa dengan mudah tanya jawab dengan dokter, cek kebutuhan obat dan vitamin apa saja melalui fitur pharmacy delivery, dan membuat janji untuk berobat ke rumah sakit terdekat. Pandemi masih belum usai, yuk jaga kesehatan sebaik mungkin!

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi: 
Liputan6.com. Diakses pada 2021. 4 Penguatan dalam Penanganan Tuberkulosis Menurut Ahli.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Tuberculosis.
Healthline. Diakses pada 2021. Tuberculosis.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan