Halodoc, Jakarta – Kanker darah merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum dialami anak-anak. Sel kanker ini awalnya berkembang di sumsum tulang, kemudian masuk ke dalam darah.

Sumsum tulang adalah pusat yang lembut dan kenyal di beberapa tulang. Di sanalah sel darah dihasilkan. Namun, pada anak yang mengidap kanker darah, sumsum tulang membuat sel darah abnormal yang tidak matang. Sel-sel abnormal tersebut biasanya adalah sel darah putih (leukosit). 

Hal tersebut bisa mengakibatkan tubuh menjadi rentan terkena infeksi dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Lantas, apa sebenarnya yang menjadi penyebab kanker darah pada anak-anak? 

Memahami Penyebab Kanker Darah Pada Anak

Penyebab pasti sebagian besar kanker darah pada anak tidak diketahui. Kebanyakan anak dengan kondisi ini diketahui tidak memiliki faktor risiko. Namun, menurut para ilmuwan, perubahan tertentu dalam DNA di dalam sel sumsum tulang yang normal, bisa menyebabkan mereka tumbuh di luar kendali dan menjadi sel-sel kanker.

DNA adalah bahan kimia dalam sel yang membentuk gen kita, yang mengontrol bagaimana sel kita berfungsi. Kamu bisa terlihat seperti orang tuamu, karena mereka mewarisi DNA-nya pada dirimu.

Namun, nyatanya gen tidak hanya sekadar memengaruhi penampilan, beberapa gen juga berfungsi mengontrol kapan sel tumbuh, membelah dan menjadi sel baru, serta mati pada waktu yang tepat. 

• Onkogen, gen yang membantu sel tumbuh, membelah, atau tetap hidup.
• Gen supresor tumor, gen yang membantu menjaga pembelahan sel tetap di bawah kendali atau menyebabkan sel mati pada waktunya.

Nah, kanker bisa disebabkan oleh mutasi DNA yang membuat onkogen tetap aktif, atau yang mematikan gen supresor tumor. Perubahan gen ini bisa diwarisi dari orang tua (seperti yang kadang-kadang terjadi pada leukemia masa kanak-kanak), atau mungkin terjadi secara acak selama hidup seseorang, jika sel-sel dalam tubuh membuat kesalahan saat membelah untuk membuat sel baru.

Faktor Risiko yang Memicu Kanker Darah Pada Anak

Meski penyebab pastinya masih belum diketahui, tapi ada beberapa faktor yang dipercaya bisa memicu terjadinya kanker darah pada anak. Beberapa faktor tersebut, antara lain:

1. Kelainan Bawaan

Beberapa kelainan bawaan bisa meningkatkan risiko anak mengalami kanker darah. Misalnya, sindrom Li-Fraumeni, sindrom Down, atau sindrom Klinefelter.

2. Masalah Sistem Kekebalan yang Diturunkan

Memiliki masalah sistem kekebalan tubuh yang diturunkan oleh orang tua, seperti ataksia telangiektasia, juga bisa menjadi pemicu perkembangan kanker darah pada anak.

3. Adanya Riwayat Keluarga dengan Kanker Darah

Memiliki saudara laki-laki atau perempuan dengan kanker darah, terutama kembar identik, juga bisa membuat seseorang berisiko tinggi mengalami penyakit yang sama.

4. Riwayat Terpapar Radiasi atau Bahan Kimia

Paparan radiasi dalam jumlah besar sebelum kelahiran atau di tahun-tahun awal kehidupan, bisa menjadi faktor penyebab anak mengalami kanker darah. Begitu juga dengan riwayat terpapar bahan kimia tertentu tingkat tinggi, seperti benzena.

5. Infeksi

Terlambat terpapar infeksi yang umum pada masa kanak-kanak atau respons abnormal dari sistem kekebalan tubuh anak terhadap infeksi tersebut, bisa menjadi faktor penyebab kanker darah pada anak.

6. Riwayat Penekan Sistem Kekebalan

Pernah menggunakan penekan sistem kekebalan tubuh, seperti untuk transplantasi organ, juga bisa menyebabkan kanker darah.

Itulah penjelasan mengenai penyebab kanker darah pada anak. Sayangnya, penyakit tersebut tidak bisa dicegah. Namun, mendeteksinya lebih awal bisa meningkatkan peluang untuk pengobatan bekerja lebih baik. Itulah mengapa penting untuk memeriksakan kondisi kesehatan secara berkala, apalagi bila memiliki faktor risiko untuk kanker darah.

Kamu bisa memeriksakan kesehatanmu dengan buat janji medis di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.

Referensi:

American Cancer Society. Diakses pada 2022. What Causes Childhood Leukemia?.

WebMD. Diakses pada 2022. Childhood Leukemia.

Health Direct. Diakses pada 2022. Leukaemia in children