Kenali 6 Tanda Postpartum Depression pada Ayah

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 Januari 2021
Kenali 6 Tanda Postpartum Depression pada Ayah Kenali 6 Tanda Postpartum Depression pada Ayah

Halodoc, Jakarta - Siapa bilang ayah tidak mengalami postpartum depression seperti yang dialami ibu? Kondisi ini memang biasanya dialami oleh ibu, yang dapat muncul secara tiba-tiba atau berkembang perlahan, mulai dari tahun pertama pasca ibu melahirkan. Namun, dilansir dari laman WebMD, sekitar 10 persen ayah baru mengalami depresi pasca-persalinan, dan hingga 18 persen mengalami gangguan kecemasan. 

Mengetahui bahwa ayah sedang mengalami postpartum depression bisa jadi tantangan. Seorang ayah yang mengalami kondisi ini cenderung merasa tersinggung dan putus asa. Simak ulasan selengkapnya berikut ini. 

Baca juga: Gejala yang Dialami saat Terkena Postpartum Depression

Kenali Tanda Postpartum Depression pada Ayah

Postpartum depression cukup banyak dialami oleh ayah baru. Gejala postpartum depression bisa lebih parah dan bertahan lebih lama. Jika kondisi ini berlangsung selama berbulan-bulan, kemungkinan ayah yang postpartum depression harus mendapatkan bantuan psikolog. 

Depresi pasca-melahirkan yang tidak segera ditangani akan memburuk. Sebaiknya kenali apa saja tanda postpartum depression yang dialami ayah, yaitu: 

  1. Sering sedih, lekas marah.
  2. Merasa tidak berharga.
  3. Kehilangan minat seks.
  4. Terlibat dalam perilaku penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan, perjudian, atau hubungan di luar nikah.
  5. Sesak napas.
  6. Palpitasi jantung.

Perlu diketahui bahwa postpartum depression seorang ibu sebagian besar dipicu oleh fluktuasi hormonal. Penelitian menunjukkan bahwa hormon pria juga dapat bergeser selama kehamilan atau setelah melahirkan, hanya saja belum diketahui alasannya. 

Tingkat testosteron turun, estrogen, prolaktin, dan kortisol naik. Beberapa pria bahkan mengalami gejala mual dan penambahan berat badan saat istrinya hamil. Ahli menduga bahwa fluktuasi hormon adalah cara alami untuk memastikan bahwa ayah tetap dekat dan terikat dengan bayi yang dikandung ibu. Fluktuasi hormon tersebut dikaitkan dengan perubahan neurokimia yang terjadi pada otak akibat kurang tidur, sehingga terjadinya postpartum depression

Faktor risiko lain terjadinya postpartum depression, yaitu riwayat penyakit, ketidakstabilan hubungan, masalah keuangan atau stres, dan bayi yang sakit atau prematur. Perlu diketahui, bahwa setiap orang tua menghadapi gejolak emosional dan sosial yang dialami oleh bayi berisiko mengalami depresi. 

Cara terbaik mengetahui apakah ayah mengalami postpartum depression adalah saat ibu juga mengalami depresi. Separuh pria yang istrinya mengalami depresi juga mengalami depresi. 

Baca juga: Postpartum Depression dan Baby Blues, Lebih Parah yang Mana?

Cara Menangani Postpartum Depression

Bagi pria pada umumnya, menyadari atau mengakui bahwa ia sedang mengalami depresi adalah sebuah kelemahan karakter. Mengakui bahwa pria sedang dilanda depresi, mengakui kondisi mental tertentu adalah hal yang tidak “jantan”. Padahal, hampir sebagian pria juga mengalami hal yang sama dan itu bukan sebuah aib, melainkan patut diakui.

Terapi bicara adalah penanganan yang efektif untuk mengobati depresi, dan bisa juga dikombinasikan dengan pengobatan. Hal terpenting adalah pria harus mendapatkan perawatan dari profesional kesehatan mental atau psikolog. Bercerita pada teman pria yang berhasil melalui postpartum depression juga bisa ditempuh untuk mendapatkan dukungan moral. 

Jika ingin meminta bantuan psikolog yang tepat, ayah bisa menghubunginya melalui aplikasi Halodoc. Bila perlu ayah juga bisa melakukan perawatan langsung di tempat praktik dokter. Ayah juga bisa beli obat yang diresepkan psikolog melalui aplikasi Halodoc tanpa perlu keluar rumah. 

Baca juga: Buat Ibu Baru, Cegah Baby Blues dengan Cara Ini

Penting juga untuk diingat, bahwa semua konsekuensi negatif dari postpartum depression harus dihindari. Meskipun kondisi ini sangat serius (dan terkadang bisa mengancam nyawa), dengan perawatan dan dukungan yang tepat, ayah bisa pulih sepenuhnya. 

Bantuan tidak hanya menyelamatkan ayah secara psikis dan mental, tapi juga menyelamatkan hubungan pernikahan dan keluarga. Jika ayah tidak dapat melakukan pengobatan untuk diri sendiri, maka pengobatan harus dilakukan demi kesejahteraan anak. 

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. New Dads Can Get the Baby Blues, Too
Parents. Diakses pada 2021. Why We Need to Talk More About Male Postpartum Depression
Baby Center. Diakses pada 2021. Can dads get the baby blues?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan