Kenali Lebih Dalam Kanker Ovarium

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 Juli 2019
Kenali Lebih Dalam Kanker OvariumKenali Lebih Dalam Kanker Ovarium

Halodoc, Jakarta - Rentan menyerang wanita pasca menopause, kanker ovarium adalah salah satu jenis kanker yang muncul pada jaringan indung telur. Penyebab pasti dari kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Namun, kanker ini lebih sering terjadi pada wanita lanjut usia dan wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat kondisi serupa. 

Jika terdeteksi pada stadium awal, kanker ovarium dapat lebih mudah diobati. Dibanding yang baru terdeteksi setelah memasuki stadium lanjut. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan berkala ke dokter kandungan, setelah memasuki masa menopause. 

Gejalanya Kadang Tidak Disadari

Pada stadium awal, kanker ovarium jarang menimbulkan gejala yang berarti. Gejala biasanya baru akan terdeteksi ketika kanker sudah memasuki stadium lanjut atau sudah menyebar ke organ lain. 

Namun, gejala stadium lanjut dari kanker ovarium juga tidak terlalu khas dan menyerupai penyakit lain. Beberapa gejala yang dialami oleh pengidap kanker ovarium adalah:

  • Perut kembung.

  • Cepat kenyang.

  • Mual.

  • Sakit perut.

  • Konstipasi (sembelit).

  • Pembengkakan pada perut.

  • Penurunan berat badan.

  • Sering buang air kecil.

  • Sakit punggung bagian bawah.

  • Nyeri saat berhubungan intim.

  • Keluar darah dari Miss V.

  • Perubahan siklus menstruasi, pada pengidap yang masih mengalami menstruasi.

Baca juga: 10 Gejala Kanker Ovarium yang Perlu Diketahui

Disebabkan oleh Mutasi Genetik pada Sel-Sel Ovarium

Kanker ovarium terjadi karena adanya perubahan atau mutasi genetik pada sel-sel ovarium. Sel tersebut menjadi abnormal, serta tumbuh dengan cepat dan tidak terkontrol. Hingga saat ini, penyebab terjadinya mutasi genetik tersebut belum diketahui dengan pasti. 

Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalaminya, yaitu:

  • Berusia di atas 50 tahun.

  • Merokok.

  • Menjalani terapi penggantian hormon saat menopause.

  • Memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker ovarium atau kanker payudara.

  • Mengidap obesitas.

  • Pernah menjalani radioterapi.

  • Pernah mengidap endometriosis.

  • Mengidap sindrom Lynch.

Pengobatan yang Bisa Dilakukan

Pengobatan untuk kanker ovarium dapat berbeda-beda, tergantung pada stadiumnya. Namun secara umum, kanker ini dapat ditangani dengan beberapa metode pengobatan berikut:

1. Operasi

Operasi yang dilakukan adalah mengangkat ovarium, baik salah satu maupun kedua ovarium, tergantung kondisi pengidap. Selain mengangkat ovarium, operasi juga dapat dilakukan untuk mengangkat rahim (histerektomi) dan jaringan sekitarnya, jika kanker sudah menyebar.

Dokter akan menjelaskan manfaat dan risiko operasi yang dilakukan. Beberapa jenis operasi dapat membuat seseorang tidak bisa memiliki anak lagi. Diskusikan dengan dokter mengenai operasi yang akan dilakukan.

Baca juga: Beginilah Cara Mendeteksi Kanker Ovarium

2. Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan dengan pemberian obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat dikombinasikan dengan operasi dan radioterapi, serta bisa dilakukan sebelum atau setelahnya.

Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi atau radioterapi bertujuan untuk mengecilkan ukuran kanker. Sedangkan kemoterapi yang diberikan setelah operasi atau radioterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa.

Beberapa jenis obat yang biasa digunakan untuk kemoterapi adalah:

  • Carboplatin.

  • Paclitaxel.

  • Etoposide.

  • Gemcitabine.

3.  Radioterapi

Metode pengobatan ini dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker dengan sinar berenergi tinggi. Radioterapi dapat dikombinasikan dengan kemoterapi atau operasi, dan biasanya diberikan pada pengidap kanker ovarium stadium awal, setelah operasi. Selain itu, radioterapi juga dapat diberikan kepada pengidap kanker ovarium stadium akhir, dengan tujuan untuk membunuh sel-sel kanker yang sudah menyebar ke jaringan tubuh lain.

4. Terapi Pendukung

Pengidap yang sedang menjalani pengobatan kanker ovarium juga akan diberikan terapi pendukung, seperti obat pereda nyeri atau antimual, untuk meredakan gejala kanker ovarium dan mengurangi efek samping dari metode pengobatan kanker. Terapi tersebut diberikan agar lebih nyaman dalam menjalani pengobatan.

Baca juga: Penting, Begini Cara Mendeteksi Kanker pada Anak Sejak Dini

Semakin cepat kanker ovarium terdeteksi dan ditangani, peluang pengidap untuk bertahan hidup pun akan makin besar. Beberapa pengidap kanker ovarium dapat bertahan setidaknya selama 5 tahun setelah terdiagnosis, dan sepertiganya memiliki harapan hidup setidaknya selama 10 tahun. Pengidap yang sudah sembuh dari kanker ovarium tetap berpotensi untuk kembali memiliki kanker dalam beberapa tahun.

Itulah sedikit penjelasan tentang kanker ovarium. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan