Kenali Perbedaan Serologi dan Imunoserologi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   24 April 2019
Kenali Perbedaan Serologi dan ImunoserologiKenali Perbedaan Serologi dan Imunoserologi

Halodoc, Jakarta – Banyak pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan. Berbagai pemeriksaan kesehatan tubuh mulai dari pemeriksaan mata, telinga, dan antibodi perlu diperiksa secara berkala untuk memastikan kondisi kesehatan. Ada dua pemeriksaan untuk antibodi yang perlu kamu ketahui, yaitu serologi dan imunoserologi. Pemeriksan ini perlu dilakukan ketika kamu merasa adanya gangguan autoimun pada tubuh. Lalu apa perbedaan dari kedua pemeriksaan ini?

Serologi

Tes serologi dilakukan untuk mencari antibodi dalam darah. Antibodi terbentuk dalam tubuh ketika tubuh terserang infeksi penyakit yang bersumber dari bakteri, virus, jamur dan juga parasit. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melakukan tes serologi, yaitu:

  1. Uji aglutinasi digunakan untuk melihat ada atau tidaknya paparan antigen yang menyebabkan gumpalan partikel dalam darah.

  2. Tes presipitasi digunakan untuk mengukur antigen dalam cairan tubuh.

  3. Tes western blot digunakan untuk mengidentifikasi antibodi antimikroba dalam darah.

Tes serologi dilakukan dengan mengambil sampel darah yang dianalisis pada laboratorium. Hasilnya menunjukkan kondisi normal atau abnormal. Hasil yang normal menunjukkan tidak adanya penyakit sehingga antibodi tidak ditemukan dalam darah. Jika hasil menunjukan abnormal, menunjukan adanya paparan bakteri, virus, jamur atau parasit dalam darah.

Baca juga: Ini Waktu yang Tepat untuk Lakukan Tes Serologi

Sebaiknya kenali beberapa penyakit yang dapat dideteksi melalui tes serologi, yaitu:

1. Chikungunya

Tes serologi dapat digunakan untuk memastikan kondisi antibodi tubuh terhadap virus chikungunya. Pemeriksaan dilakukan ketika seseorang dicurigai mengalami gejala seperti penyakit chikungunya seperti sakit kepala, pusing dan ruam pada kulit.

2. Amebiasis

Penyakit ini merupakan infeksi usus besar yang disebabkan adanya infeksi oleh parasit Entamoeba histolytica. Dengan melakukan tes serologi, penyakit ini dapat terdeteksi. Ada beberapa gejala yang dialami pengidap amebiasis seperti diare, feses yang bercampur darah, perut kembung serta kelelahan yang berlebihan.

3. Demam Typhoid

Tes serologis bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit demam typhoid yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Prosedur ini dikenal dengan pemeriksaan widal. Pemeriksaan widal dapat digunakan untuk mengetahui prognosis penyakit dan mengetahui ada tidaknya agglutinin dalam serum pengidap demam typhoid.

Baca juga: Inilah 5 Manfaat Serologi yang Perlu Diketahui

Imunoserologi

Imunoserologi adalah pemeriksaan yang berfokus pada proses identifikasi antibodi. Tidak hanya antibodi, nyatanya penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan akibat penyakit autoimun pun menjadi salah satu yang menjadi fokus pada tes imunoserologi. Penyakit autoimun merupakan jenis kondisi dimana sistem daya tahan tubuh dapat berubah dan akan melawan jaringan tubuh kamu yang sehat.

Ada beberapa penyakit yang terdeteksi dengan melakukan tes imunoserologi seperti penyakit menular seksual, penyakit rematik, penyakit TORCH, penyakit hepatitis, dan adanya penyakit yang disebabkan infeksi.

Sebelum kamu mengalami beberapa penyakit, sebaiknya jaga daya tahan tubuh kamu agar kamu bisa terhindar dari penyakit. Kamu bisa melakukan pola hidup sehat atau mengonsumsi makanan sehat untuk menjaga kesehatan. Gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter mengenai kondisi kesehatan kamu lebih lanjut. Yuk, download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca juga: 7 Penyakit yang Bisa Didiagnosis Melalui Pemeriksaan Serologi

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan