Kenali Tanda Seseorang Butuh Bantuan Psikiater

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   14 Oktober 2020
Kenali Tanda Seseorang Butuh Bantuan PsikiaterKenali Tanda Seseorang Butuh Bantuan Psikiater

Halodoc, Jakarta – Tidak mudah untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit mental dalam diri seseorang. Tes yang dilakukan oleh dokter maupun psikiater pun tidak selalu akurat untuk mengetahui bahwa seseorang mengalami penyakit mental. Namun, penyakit mental biasanya bisa dikenali dari perubahan-perubahan kecil yang dialami seseorang. 

Ketika keluarga, teman, guru, atau individu itu sendiri mulai merasa bahwa "ada sesuatu yang tidak beres" tentang pikiran, perasaan atau perilaku, bisa jadi itu adalah tanda awal adanya penyakit mental. Perlu diketahui bahwa penyakit mental yang cepat dideteksi bisa mencegah kondisi tersebut berkembang parah. Itu mengapa penting untuk mengetahui gejala dan tanda-tanda peringatan dini penyakit mental. 

Baca juga: Ketahui 7 Gangguan Jiwa yang Paling Sering Ditemui

Tanda Seseorang Butuh Bantuan Psikiater

Biasanya, orang yang mengalami penyakit mental perlu dirujuk ke psikiater, yaitu dokter yang berspesialisasi untuk menangani gangguan kejiwaan ringan hingga berat. Jika kamu, teman, guru atau anggota keluarga lain melihat sejumlah gejala berikut pada seseorang, artinya orang tersebut butuh bantuan psikiater:

  • Mengalami perubahan tidur atau nafsu makan.
  • Mudah mengalami perubahan suasana hati.
  • Menarik diri dari lingkungan dan hilangnya minat untuk melakukan aktivitas yang sebelumnya dinikmati.
  • Menurunnya kinerja di sekolah, pekerjaan, atau kegiatan sosial, seperti berhenti berolahraga, mendapat nilai jelek di sekolah, atau kesulitan melakukan tugas-tugas yang mampu dilakukan sebelumnya.
  • Mengalami masalah dengan konsentrasi, ingatan, atau pemikiran logis dan ucapan yang sulit dijelaskan.
  • Sensitif dengan pemandangan, suara, bau, atau sentuhan.
  • Apatis atau kehilangan inisiatif atau keinginan untuk berpartisipasi dalam aktivitas apapun.
  • Merasa terputus dari diri sendiri atau lingkungan sekitar.
  • Punya pemikiran yang tidak logis.
  • Gugup dan mudah curiga pada orang lain. 
  • Berperilaku aneh dan tidak biasa.

Apabila seseorang mengalami satu atau dua dari beberapa gejala tersebut, bukan berarti orang tersebut pasti mengalami masalah kejiwaan. Meski begitu, orang tersebut tetap butuh dievaluasi lebih lanjut untuk dicari tahu sumber penyebabnya. Jika orang tersebut mengalami hampir semua gejala dan menimbulkan masalah serius, seperti menurunnya kemampuan untuk belajar, bekerja, atau berhubungan dengan orang lain, ia harus memeriksakan diri pada psikiater. 

Baca juga: Sering Dianggap Sama, Ini Bedanya Psikolog dan Psikiater

Bagaimana Mendiagnosis Gangguan Mental?

Mendapatkan diagnosis yang akurat adalah langkah pertama dalam rencana perawatan gangguan mental. Tidak seperti diabetes atau kanker, tidak ada tes medis yang dapat mendiagnosis penyakit mental secara akurat. Psikiater perlu menggunakan panduan diagnostik dan statistik gangguan mental untuk menilai gejala dan membuat diagnosis. 

Melalui panduan tersebut, psikiater akan memasukan kriteria-kriteria, seperti perasaan dan perilaku serta batasan waktu untuk diklasifikasikan secara resmi sebagai kondisi kesehatan mental. Setelah didiagnosis, psikiater kemudian akan mengembangkan rencana perawatan yang dapat mencakup pengobatan, terapi, atau perubahan gaya hidup lainnya.

Baca juga: Sering Merasa Cemas Menjadi Tanda Terjadinya Gangguan Jiwa

Jika kamu masih mempunyai pertanyaan lain mengenai gangguan mental, kamu bisa menghubungi psikiater langsung lewat aplikasi Halodoc. Tidak perlu repot ke luar rumah, kamu bisa menghubungi dokter yang kamu butuhkan kapan dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call.



Referensi:
American Psychiatric Association. Diakses pada 2020. Warning Signs of Mental Illness.
National Alliance on Mental Illness. Diakses pada 2020. Warning Signs and Symptoms.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan