Kenapa Ada Orang yang Fobia Terbang?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 Januari 2019
Kenapa Ada Orang yang Fobia Terbang?Kenapa Ada Orang yang Fobia Terbang?

Halodoc, Jakarta - Untuk sebagian orang, menggunakan pesawat  merupakan cara praktis untuk bepergian, terutama bila menempuh perjalanan jauh. Namun untuk segelintir lainnya, terbang merupakan hal yang mengerikan, bahkan mereka menganggapnya sebagai siksaan.

Ambil contoh dari legenda sepak bola Arsenal, Dennis Bergkamp. Ketika masih aktif berlaga, ia menjadi pemain yang menolak untuk bepergian menggunakan pesawat. Bahkan, bila ia bermain di final Piala Dunia sekalipun.

Tak cuma Bergkamp saja, aktris ternama Kate Winslet yang terkenal dengan perannya sebagai Rose dalam film Titanic, juga ngeri bila harus bepergian dengan pesawat. Wanita ini melakukan perjalanan dengan pesawat yang terpisah dengan suaminya. Alasannya, untuk memastikan tidak meninggal dalam kecelakaan, dan meninggalkan anak-anak mereka tanpa orang tua.

Baca juga: 4 Tips Menaklukan Rasa Takut Naik Pesawat

Ingat, ketakutan akan terbang tak cuma dialami oleh kedua orang di atas. Masih ada orang-orang lainnya di dunia ini yang benar-benar enggan untuk menggunakan pesawat Kira-kira apa alasannya ya?

Fobia Terbang, Kok Bisa?

Menurut data dari WHO, setidaknya terdapat 1,25 juta kematian akibat kecelakan lalu lintas di seluruh dunia pada 2013. Secara keseluruhan sih, perjalanan dengan mobil memang 100 kali lebih mematikan daripada terbang. Akan tetapi, buktinya masih ada saja orang-orang yang fobia terbang, sehingga takut untuk berpergian menggunakan “burung besi” tersebut.

Dalam beberapa kasus, ada orang yang takut terbang karena sama sekali belum pernah naik pesawat, lalu ada pula yang takut karena pernah mengalami pengalaman buruk sebelum terbang. Di samping itu, dengan mengetahui adanya peristiwa kecelakaan pesawat, juga sering kali membuat orang ngeri untuk menggunakan alat transportasi tersebut.

Baca juga:Ini 5 Penyebab Fobia Bisa Muncul

Contohnya, banyak masyarakat AS yang mendadak takut terbang setelah peristiwa 9/11. Kok bisa? Menurut psikolog Gerd Gigerenzer dari Max Planck Institute for Human Development, tragedi itu membuat banyak orang ketakutan, sehingga mendorong ribuan orang AS untuk lebih memilih mengemudi.

Ada pula faktor lainnya yang membuat orang-orang fobia terbang. Misalnya, bisa karena takut kehilangan kontrol hingga fobia ruang tertutup.

Takut Terbang di Mata Sains

Fobia terbang dalam ilmu pengetahuan disebut dengan aerophobia, atau aviophobia. Keduanya merupakan ketakutan untuk menggunakan transportasi udara. Baik pesawat, helikopter, balon udara, dan transportasi udara lainnya.

Dalam beberapa kasus, aerophobia juga dibarengi dengan fobia lain. Contohnya, claustrophobia, ketakutan terhadap ruang sempit dan tertutup. Ada pula acrophobia, rasa takut terhadap ruang yang lapang dan terbuka.

Sama dengan fobia lainnya, aerophobia juga memiliki beberapa gejala yang bisa kita kenali. Pengidapnya akan terlibat gelisah, berkeringat, meningkatnya denyut jantung, muntah, mual, dan mengalami gangguan pencernaan, seperti mulas.

Baca juga:Fobia Ketinggian Bisa Diatasi dengan Cara Ini

Tak cuma fisik, psikis pun bisa terdampak karena fobia terbang. Misalnya, membuat seseorang takut mati, disorientasi, gugup, tak bisa berpikir jernih, dan linglung. Gejala-gejala di atas, biasanya akan muncul begitu sampai di bandara. Pengidap aerophobia juga bisa mengalami serangan panik.  

Selain karena fobia lain, kondisi medis tertentu juga kerap membuat seseorang takut terbang. Misalnya, ketika mengidap vertigo, sinusitis, ataupun deep vein thrombosis (DVT). Pasalnya, beberapa orang akan mengalami gejala-gejala penyakit tersebut ketika sedang berada di pesawat.

Mau tahu lebih jauh mengenai hal di atas? Atau ingin berdiskusi dengan dokter mengenai fobia lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan