Kenapa Anak-Anak Lebih Rentan Terserang Tifus?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   15 Desember 2020
Kenapa Anak-Anak Lebih Rentan Terserang Tifus?Kenapa Anak-Anak Lebih Rentan Terserang Tifus?

Halodoc, Jakarta - Tifus atau demam tifoid adalah salah satu penyakit yang dapat menular dengan cepat. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang dapat menular melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut.

Penyakit yang menimbulkan beragam keluhan ini bisa menyerang tanpa pandang bulu. Meski begitu, demam tifoid cukup rentan terjadi pada anak-anak. Pertanyaannya, apa alasan anak-anak lebih rentan terserang tifus

Baca juga: 5 Pengobatan Gejala Tifus yang Perlu Dicoba

Sistem Imun yang Belum Sempurna

Di Indonesia, penyakit ini menyerang hampir 100 ribu penduduk tiap tahunnya. Sedangkan angka kasus global jauh lebih tinggi, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan 11-20 juta orang mengidap penyakit ini tiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 128.000 hingga 161.000 meninggal akibat tifus. Hmm, bikin waswas kan? 

Lantas, apa alasannya anak-anak lebih rentan terserang tifus? Sebelumnya, penyakit ini umum terjadi di lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan keterbatasan air bersih. Nah, anak-anak yang tinggal di lingkungan seperti ini memiliki potensi yang cukup tinggi untuk mengembangkan tifus. 

Tak cuma itu, alasan anak-anak lebih rentan terserang tifus. Anak-anak lebih rentan terserang tifus karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang dengan sempurna. Risiko terserang tifus semakin meningkat bila mereka bepergian ke negara yang menjadi endemik penyakit ini, atau melakukan kontak fisik dengan pengidap penyakit tifus. 

Sebaiknya jangan memandang remeh penyakit ini. Pada beberapa kasus, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah robeknya saluran pencernaan. Lalu, bakteri penyebab tifus juga bisa menyebar hingga rongga perut (peritoneum) atau disebut peritonitis

Baca juga: Sekilas Mirip, Ini Bedanya Gejala Tifus dan Campak

Nah, bila infeksinya menyebar dengan cepat melalui darah ke berbagai organ lainnya, maka dampaknya bisa makin berbahaya. Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai organ berhenti berfungsi, bahkan menyebabkan kematian bila tak segera ditangani. 

Amati Gejala Penyakit Tifus

Gejala tifus pada anak-anak dan orang dewasa sebenarnya tidak berbeda jauh. Gejala tifus bisa ringan atau berat, bergantung pada kondisi kesehatan usia, dan sejarah vaksinasi pengidapnya. 

Nah, berikut gejala tifus menurut para ahli di WHO dan National Institutes of Health - MedlinePlus:

  1. Gejala awal berupa demam, perasaan tidak enak badan dan sakit perut. Demam tinggi (39.5 derajat Celcius) atau diare yang parah terjadi karena penyakit semakin memburuk.
  2. Beberapa orang mengembangkan ruam yang disebut "bintik-bintik mawar," yang merupakan bintik-bintik merah kecil di perut dan dada.
  3. Feses berdarah.
  4. Sembelit atau kadang-kadang diare.
  5. Mimisan.
  6. Kebingungan, delirium, melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada (halusinasi)
  7. Perasaan lambat, lamban, lemah
  8. Penyakit akut ditandai oleh demam berkepanjangan, sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan.
  9. Kelelahan yang parah.
  10. Kesulitan memperhatikan.

Baca Juga: Kena Tifus, Bolehkah Tetap Beraktivitas Berat?

Meski begitu, kadang kala gejala tifus sering kali tidak spesifik. Bahkan, secara klinis tidak dapat dibedakan dari penyakit demam lainnya. Oleh sebab itu, segera temui dokter bila mengalami gejala-gejala di atas. Apalagi bila demam tak hilang pada hari ketiga hingga kelima.  

Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 



Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. Typhoid Fever
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Typhoid Fever
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Typhoid Fever
The Hospital for Sick Children (SickKids). Diakses pada 2020. Typhoid fever

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan