Kenapa Kaki dan Tangan Sering Terkena Parestesia?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   12 Juni 2019
Kenapa Kaki dan Tangan Sering Terkena Parestesia?Kenapa Kaki dan Tangan Sering Terkena Parestesia?

Halodoc, Jakarta - Parestesia didefinisikan sebagai sensasi tubuh yang tidak normal, seperti mati rasa, kesemutan, atau terbakar. Sensasi ini dapat dirasakan di jari, tangan, jari kaki, atau kaki. Tergantung pada penyebabnya, sensasi parestesia dapat bersifat jangka pendek dan menghilang dengan cepat. Misalnya ketika disebabkan oleh hiperventilasi, serangan kecemasan, atau dari berbaring di lengan saat tidur.

Kebanyakan orang pernah mengalami parestesia sementara. Sakit yang dapat dirasakan seperti tertusuk peniti dan jarum. Hal tersebut mungkin saja terjadi ketika seseorang telah duduk dengan kaki bersilang terlalu lama, atau tertidur dengan tangan yang bengkok di bawah kepala.

Parestesia terjadi ketika tekanan yang berkelanjutan ditempatkan pada saraf. Gangguan tersebut cepat hilang begitu tekanan dilepaskan. Beberapa orang mungkin mengalami parestesia kronis. Hal ini biasanya merupakan gejala dari kondisi mendasar yang parah.

Parestesia kronis merupakan gejala penyakit neurologis yang mendasari atau kerusakan saraf traumatis. parestesia dapat disebabkan oleh gangguan yang memengaruhi sistem saraf pusat, seperti stroke dan serangan iskemik sementara, multiple sclerosis, myelitis transversal, dan ensefalitis.

Baca Juga : 10 Penyebab dari Parestesia yang Perlu Diketahui

Alasan Kaki dan Tangan Sering Terkena Parestesia

Hal paling utama yang menyebabkan seseorang mengidap parestesia adalah saraf yang terjepit. Pada tubuh manusia, miliaran saraf bertebaran serta berfungsi sebagai jalur komunikasi dari otak dan tulang belakang.

Alasan tangan atau kaki rentan terserang parestesia adalah karena dua bagian tersebut kerap menerima begitu banyak tekanan pada waktu yang terbilang lama. Akibatnya, saraf-saraf yang ada pada bagian tersebut terjepit. Saraf yang terjepit tersebut membuat otak kekurangan informasi yang berhubungan dengan indra peraba yang didapatkan dari saraf.

Tekanan tersebut juga menjepit pembuluh darah yang membantu saraf untuk bekerja. Pada akhirnya, saraf tidak dapat menerima darah dan oksigen, sehingga sinyal yang dikirimkan tidak sampai. Maka dari itu, tangan dan kaki merasakan mati rasa.

Apa Saja Gejalanya?

Parestesia yang terjadi pada seseorang mungkin saja dianggap sebagai gejala dari kondisi tertentu. Selain itu, parestesia yang dialami seseorang dapat bersifat kronis atau sementara. Ketika parestesia disebabkan oleh kondisi tertentu, gejala tambahan mungkin saja terjadi terkait dengan penyebab yang mendasarinya. Gejala parestesia dapat meliputi:

  • Gatal.
  • Perasaan geli.
  • Disartria.
  • Mati rasa.
  • Atrofi otot.
  • Dismetria mata.
  • Sindrom kaki gelisah.

Baca Juga : Ketahui 3 Pengobatan Parestesia

Bagaimanakah Cara Mendiagnosisnya?

Diagnosis dari parestesia didasarkan pada penentuan kondisi yang mendasarinya yang menyebabkan orang tersebut mengalami sensasi parestesia. Riwayat medis seseorang dikombinasikan dengan pemeriksaan fisik dan pengujian laboratorium, sangat penting untuk diagnosis. Seorang dokter mungkin memesan tes lain tergantung pada dugaan penyebab parestesia yang dialami orang tersebut.

Perawatan Parestesia

Pilihan perawatan untuk parestesia tergantung pada penyebabnya. Jika ada kondisi medis yang mendasari menyebabkan gejala, mengobati kondisi tersebut juga harus mengobati parestesia. Berikut adalah beberapa cara untuk merawat parestesia:

  1. Mengistirahatkan Bagian yang Terserang

Istirahat umumnya direkomendasikan untuk saraf terjepit. Penting untuk menghentikan aktivitas yang menyebabkan kompresi saraf agar jaringan pulih. Perlu dilakukan istirahat, atau kadang-kadang diperlukan penahan atau belat untuk menghentikan pergerakan area. Namun, menggunakan penahan untuk waktu yang lama dapat menyebabkan masalah lain. Maka dari itu, rekomendasi dokter seseorang harus selalu diikuti.

  1. Terapi fisik

Terapi fisik dapat digunakan untuk membangun kekuatan pada otot-otot di sekitar saraf yang terkena. Otot yang lebih kuat dapat membantu untuk meringankan kompresi jaringan dan mencegahnya terulang kembali. Otot yang bugar juga dapat meningkatkan fleksibilitas, rentang gerak, dan mobilitas.

  1. Obat-Obatan

Beberapa obat, seperti ibuprofen dan naproxen sodium, serta suntikan steroid ke daerah yang terkena dapat diberikan untuk menghilangkan rasa sakit dan mengurangi pembengkakan dan peradangan. Untuk parestesia jangka panjang karena fibromyalgia, obat-obatan, termasuk pregabalin atau duloxetine mungkin akan diberikan.

Baca Juga : Sering Kesemutan? Hati-Hati Gejala dari Parestesia

Itulah alasan kenapa tangan dan kaki rentan terserang parestesia. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan