
DAFTAR ISI
- Apa Itu Kista Sebasea?
- Penyebab Kista Sebasea
- Faktor Risiko Kista Sebasea
- Gejala Kista Sebasea
- Diagnosis Kista Sebasea
- Pengobatan Kista Sebasea
- Pencegahan Kista Sebasea
- Komplikasi Kista Sebasea
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Kista Sebasea?
Kista sebasea adalah benjolan jinak yang terbentuk di bawah kulit akibat penumpukan sebum atau minyak alami yang dihasilkan oleh kelenjar sebaceous.
Kista ini biasanya terasa bulat, kenyal, dan dapat digerakkan saat disentuh.
Sebagian besar kista sebasea tumbuh perlahan pada wajah, leher, kulit kepala, punggung, atau dada, tidak menimbulkan rasa sakit, dan sering kali tidak berbahaya.
Meski umumnya tidak menimbulkan masalah serius, beberapa orang merasa terganggu karena kista tampak menonjol atau menimbulkan rasa tidak nyaman.
Penyebab Kista Sebasea
Kista sebasea terbentuk ketika saluran pada kelenjar sebaceous tersumbat.
Akibatnya, sebum tidak bisa keluar ke permukaan kulit dan menumpuk hingga membentuk kantung berisi cairan.
Beberapa penyebab umum kista sebasea antara lain:
- Penyumbatan folikel rambut akibat produksi minyak berlebih atau sel kulit mati.
- Cedera pada kulit, misalnya luka atau goresan yang merusak saluran kelenjar minyak.
- Kondisi genetik tertentu, seperti sindrom Gardner atau basal cell nevus syndrome, yang dapat meningkatkan risiko kista.
- Jerawat kronis yang menyebabkan sumbatan berulang pada kelenjar minyak.
Faktor Risiko Kista Sebasea
Tidak semua orang berisiko tinggi mengalami kista sebasea.
Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan terbentuknya kista, yaitu:
- Lebih sering terjadi pada orang dewasa, terutama usia 30–60 tahun.
- Pria lebih berisiko dibanding wanita.
- Adanya anggota keluarga yang memiliki kista sebasea.
- Kondisi kulit berminyak atau rentan jerawat.
- Riwayat trauma kulit seperti bekas operasi, cedera, atau peradangan kronis pada kulit.
Gejala Kista Sebasea
Kista sebasea memiliki beberapa tanda khas yang dapat dikenali, yaitu:
- Benjolan bulat dan kenyal di bawah kulit.
- Permukaan kulit biasanya tampak normal, tetapi bisa sedikit kemerahan jika kista meradang.
- Benjolan tidak nyeri, kecuali jika mengalami infeksi.
- Tumbuh secara perlahan dan jarang menghilang dengan sendirinya.
- Jika pecah, kista dapat mengeluarkan cairan kental berwarna putih kekuningan dan berbau tidak sedap.
Pada kasus infeksi, gejala tambahan dapat muncul seperti pembengkakan, nyeri saat disentuh, serta rasa panas di area sekitar kista.
Diagnosis Kista Sebasea
Dokter biasanya mendiagnosis kista sebasea melalui pemeriksaan fisik. Pemeriksaan meliputi:
- Inspeksi visual dan palpasi: memeriksa ukuran, bentuk, dan konsistensi benjolan.
- Riwayat medis: menanyakan keluhan, riwayat jerawat, atau riwayat trauma kulit.
- Biopsi: pada kasus tertentu, dokter dapat mengambil sampel jaringan untuk memastikan kista tidak bersifat ganas.
- Tes pencitraan: jarang diperlukan, kecuali jika kista muncul di area dalam tubuh atau sulit diidentifikasi.
Diagnosis dini sangat penting agar kista bisa ditangani dengan tepat dan mencegah komplikasi.
Pengobatan Kista Sebasea
Sebagian besar kista sebasea tidak memerlukan pengobatan khusus jika tidak menimbulkan gejala.
Akan tetapi, jika kista terasa mengganggu secara estetika, menimbulkan nyeri, atau terinfeksi, dokter dapat merekomendasikan beberapa pilihan perawatan berikut:
Insisi dan drainase
Dokter membuat sayatan kecil pada kista untuk mengeluarkan cairan di dalamnya.
Prosedur ini cepat dan bisa meredakan keluhan, tetapi kista berisiko tumbuh kembali.
Pembedahan kecil (eksisi)
Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat kista beserta kapsulnya agar tidak kambuh.
Eksisi biasanya dilakukan dengan anestesi lokal dan meninggalkan bekas luka minimal.
Suntikan kortikosteroid
Digunakan untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan pada kista, terutama jika meradang tetapi belum terinfeksi.
Antibiotik
Jika kista mengalami infeksi, dokter akan memberikan antibiotik oral atau topikal untuk mengendalikan bakteri.
Pemilihan metode pengobatan tergantung pada ukuran, lokasi, tingkat keparahan, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Pencegahan Kista Sebasea
Tidak ada cara pasti untuk mencegah kista sebasea, tetapi ada langkah-langkah yang bisa membantu mengurangi risikonya:
- Menjaga kebersihan kulit dengan rutin membersihkan wajah dan tubuh.
- Mengelola kulit berminyak dengan produk perawatan yang sesuai.
- Menghindari kebiasaan memencet jerawat atau benjolan pada kulit.
- Mengobati jerawat sejak dini agar tidak memicu sumbatan kelenjar minyak.
- Menghindari paparan trauma berulang pada kulit.
Komplikasi Kista Sebasea
Meski tergolong jinak, kista sebasea dapat menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah:
- Infeksi kulit yang menyebabkan nyeri, kemerahan, dan pembengkakan.
- Kista pecah sehingga menimbulkan cairan berbau tidak sedap dan iritasi.
- Pembentukan jaringan parut setelah kista sembuh atau dioperasi.
- Perubahan menjadi ganas, meskipun sangat jarang, kista sebasea dapat berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa.
Kapan Harus ke Dokter?
Kista sebasea biasanya tidak berbahaya, tetapi kamu sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami:
- Kista membesar dengan cepat.
- Rasa nyeri, kemerahan, atau bengkak pada benjolan.
- Cairan berbau tidak sedap keluar dari kista.
- Benjolan mengganggu penampilan atau fungsi tubuh.
- Kista sering kambuh meskipun sudah diobati.
Kista sebasea memang umumnya tidak berbahaya, tetapi bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan risiko infeksi.
Jangan menunggu hingga keluhan semakin parah. Jika kamu menemukan benjolan mencurigakan di kulit atau ingin memastikan kondisi kulitmu, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kulit melalui aplikasi Halodoc.
Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan mudah, aman, dan nyaman tanpa harus keluar rumah.
Yuk, jaga kesehatan kulitmu bersama Halodoc!



