Kesemutan di Dada, Waspada Serangan Jantung

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 November 2019
Kesemutan di Dada, Waspada Serangan JantungKesemutan di Dada, Waspada Serangan Jantung

Halodoc, Jakarta - Kabar duka datang dari dunia seni Tanah Air. Salah satu seniman yang namanya sudah begitu santer terdengar di Indonesia, Djaduk Ferianto, menghembuskan napas terakhirnya kemarin. Kabarnya, sang seniman berpulang karena serangan jantung. Berdasarkan penuturan sang istri tercinta, Djaduk mengeluh bahwa dadanya mengalami kesemutan. 

Sayangnya, pertolongan terlambat datang karena sang seniman telah meninggal bahkan sebelum tim medis memeriksa kondisi kesehatannya. Dari penuturan tim, Djaduk dinyatakan meninggal dengan gejala lain berupa lebam biru pada punggung dan pupil yang mengalami pembesaran. 

Benarkah Nyeri pada Dada Mengindikasikan Serangan Jantung?

Salah satu gejala jika seseorang mengalami serangan jantung adalah rasa tidak nyaman pada bagian dada. Kondisi ini terjadi sebagai akibat dari penyempitan atau sumbatan pada pembuluh darah. Kesemutan pada dada terbagi menjadi dua jenis, yaitu nyeri dada yang khas dan atipikal atau nyeri dada yang tidak khas. 

Baca juga: 3 Jenis Serangan Jantung yang Perlu Diwaspadai

Ketika seseorang mengalami nyeri dada khas atau tipikal, gejala yang terjadi adalah dada yang terasa berat seperti sedang tertindih sesuatu dan menjalar hingga ke bagian lengan, leher, dan punggung selama kurang lebih 30 menit. Nyeri pada dada jenis ini biasanya terjadi karena stres dan bisa membaik dengan beristirahat. 

Namun, gejala nyeri atau kesemutan di dada yang terkait dengan serangan jantung cenderung diikuti oleh keringat dingin yang keluar dari tubuh secara berlebihan dan rasa mual, sesak napas atau napas menjadi lebih berat, gelisah, dan pusing. Pada beberapa kondisi, ada pula kasus serangan jantung yang terjadi secara mendadak tanpa diikuti gejala, sehingga pengidap mengalami henti jantung mendadak. 

Nyeri dada tidak semestinya diabaikan, karena ada indikasi yang mengarah pada jantung, meski bisa juga mengarah pada organ lambung dan otot rangka. Ditambah lagi, serangan jantung dikategorikan sebagai penyakit silent killer, jadi lebih baik jika kamu melakukan pemeriksaan jantung secara rutin, setidaknya satu tahun sekali untuk mengetahui kondisi kesehatan jantung kamu. 

Baca juga: 4 Penyebab Serangan Jantung yang Tidak Disadari

Sekarang, tidak sulit lagi kalau mau melakukan pemeriksaan rutin atau pemeriksaan laboratorium, bahkan ketika kamu tidak sempat ke lab sekalipun, kamu masih bisa melakukan pemeriksaan lab. Caranya, cukup punya aplikasi Halodoc, pilih saja fitur Cek Lab. Kalau kamu mau bertanya langsung pada dokter seputar masalah kesehatan, bisa langsung bertanya lewat Halodoc. Mau beli obat tapi tidak sempat ke potek? Pakai saja fitur Beli Obat. Mudah, kan?

Baca juga: Sebelum Serangan Jantung, Tubuh Tunjukkan 6 Hal Ini

Tips Jaga Kesehatan Jantung

Sebenarnya, ada cara-cara mudah yang bisa dilakukan untuk terhindar dari masalah jantung. Tentu saja dengan menjaga kesehatan jantung kamu. Bagaimana caranya? Berikut di antaranya:

  • Hindari kebiasaan merokok. Rokok memengaruhi pembuluh darah yang memasok darah ke jantung dan organ atau bagian tubuh lainnya. 

  • Cukup istirahat. kurang tidur meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.

  • Rutin berolahraga. Berjalan kaki, bersepeda, lari, dan berenang menjadi olahraga yang bisa dipilih untuk membantu meingkatkan kerja kardiovaskular. 

Itulah yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan jantung. Selain itu, konsumsi makanan sehat agar fungsi jantung berjalan dengan baik. Hindari makanan dengan kandungan lemak trans tinggi seperti makanan siap saji atau jeroan. Ganti dengan menu makanan harian dengan nutrisi yang seimbang. 

Referensi: 
American Heart Association. Diakses pada 2019. About Heart Attacks.
NHS UK. Diakses pada 2019. Heart Attack.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Heart Attack.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan