Ketahui 3 Komplikasi Akibat Toksoplasmosis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   06 Maret 2019
Ketahui 3 Komplikasi Akibat ToksoplasmosisKetahui 3 Komplikasi Akibat Toksoplasmosis

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar istilah toksoplasmosis? Kondisi ini merupakan infeksi pada manusia yang disebabkan oleh parasit protozoa (organisme bersel satu) Toxoplasma gondii (T. gondii). Dalam kebanyakan kasus, parasit ini sering terdapat pada kotoran kucing atau daging yang belum matang.

Toksoplasma dapat terpapar pada manusia jika mereka melakukan kontak dengan kotoran kucing yang terkontaminasi atau mengonsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi.

Umumnya infeksi ini tak membahayakan karena sistem imun ini bisa mengendalikan infeksi parasit ini. Tapi, untuk orang-orang dengan sistem imun yang lemah atau ibu hamil, lain lagi ceritanya. Infeksi toksoplasmosis ini membutuhkan penanganan medis yang serius untuk menghindari komplikasi yang berat.

Baca juga: Terkena Toksoplasmosis, Ini 3 Cara Pengobatannya

Pasalnya, virus ini dapat menyebar dari ibu ke janin. Gawatnya, toksoplasma sangat potensial menyebabkan infeksi bayi dalam kandungan yang dapat mengakibatkan keguguran, kecacatan pada bayi, bahkan kematian bayi dalam kandungan. Yang perlu diketahui, toksoplasma berat bisa menimbulkan kerusakan pada mata, otak, dan organ lainnya.

Awasi Gejala-Gejalanya

Ketika parasit ini menyerang orang sehat, gejalanya bisa saja tidak muncul dan pengidapnya bisa pulih sepenuhnya. Tapi, dalam beberapa kasus, lainnya gejala ini bisa muncul beberapa minggu. Gejalanya biasanya ringan serupa dengan gejala flu, seperti demam, nyeri otot, kelelahan, radang tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala ini bisa saja membaik dalam waktu enam minggu.

Sebenarnya yang perlu diwaspadai adalah infeksi pada bayi yang ditularkan dari ibu selama masa kehamilan. Bayi yang mengidap kondisi ini bisa mengalami gejala yang serius pada trimester awal kehamilan. Misalnya, kelahiran prematur, keguguran, atau kematian janin dalam kandungan.

Bayi yang terinfeksi toksoplasmosis kongenital ini bisa menunjukkan gejala, seperti:

  • Kejang.

  • Anemia.

  • Kulit berwarna kekuningan.

  • Ruam kulit atau kulit mudah memar.

  • Peradangan korion (chorionitis) atau infeksi di bagian belakang bola mata dan retina.

  • Pembesaran organ hati dan limfa.

  • Hilangnya pendengaran.

  • Kepala terlihat lebih kecil (mikrosefalus).

  • Kepala menjadi besar karena penumpukan cairan otak di kepala (hidrosefalus).

  • Gangguan intelektual atau retardasi mental.

Baca juga: Ibu Hamil Terkena Toksoplasmosis, Ini Pengaruhnya pada Janin

Memicu Sederet Komplikasi

Ingat, infeksi yang satu ini bisa menimbulkan komplikasi yang serius, seperti:

  1. Toksoplasmosis Okular. Komplikasi ini karena peradangan dan luka pada mata yang diakibatkan oleh parasit.  Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan penglihatan, muncul floater (seperti ada benda kecil yang melayang-layang menghalangi pandangan) pada mata, hingga kebutaan.

  2. Toksoplasmosis Kongenital. Komplikasi ini terjadi saat janin yang dikandung ikut terinfeksi toksoplasmosis. Ini bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada janin. Misalnya hidrosefalus, epilepsi, kehilangan pendengaran, kerusakan otak, gangguan kemampuan belajar, penyakit kuning,  toksoplasmosis okular, dan cerebral palsy.

  3. Toksoplasmosis Serebral. Jika pengidap gangguan sistem kekebalan tubuh terinfeksi oleh toksoplasmosis, maka infeksi tersebut bisa menyebar ke otak dan bisa mengancam nyawa pengidap. Beberapa gejalanya adalah sakit kepala, kebingungan, gangguan koordinasi, kejang-kejang, demam tinggi, bicara tidak jelas, dan toksoplasmosis okular.

Baca juga: Pengaruh Kemoterapi pada Risiko Terkena Toksoplasmosis

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah medis di atas? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan