Ketahui 5 Penyebab Terjadinya Gigantisme pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 September 2020
Ketahui 5 Penyebab Terjadinya Gigantisme pada AnakKetahui 5 Penyebab Terjadinya Gigantisme pada Anak

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar masalah kesehatan pada anak bernama gigantisme? Kalau belum apa pernah melihat seorang anak yang memiliki postur amat tinggi dan besar seperti ‘raksasa'? Di dunia medis, kondisi ini disebut gigantisme.

Gigantisme merupakan gangguan pertumbuhan yang membuat anak-anak tumbuh sangat besar dan tinggi, dibandingkan anak-anak seusianya. Kok bisa? Nah, berikut ini penyebab gigantisme yang perlu diketahui. 

Baca juga: Anak Idap Gigantisme, Perlukah Pendampingan Psikolog?


Hormon Pertumbuhan yang Berlebihan

Gigantisme adalah sebuah penyakit yang terbilang langka. Lalu, apa sih penyebab gigantisme pada anak-anak? Menurut pakar di National Institutes of Health - MedlinePlus, gigantisme ini disebabkan oleh produksi hormon pertumbuhan (growth hormone/GH) yang berlebihan. Kondisi ini dipicu akibat adanya tumor (bersifat jinak) pada kelenjar pituitari atau hipofisis.

Kelenjar yang letaknya di bagian bawah ini ini berperan dalam tubuh. Misalnya, menghasilkan hormon yang memengaruhi pertumbuhan dan fungsi organ, atau kelenjar lain dalam tubuh, atau organ reproduksi. 

Selain tumor, menurut NIH ada pula penyebab gigantisme lainnya atau kondisi yang bisa meningkatkan produksi GH dalam tubuh, seperti:


  1. Penyakit genetik seperti Carney complex yang mempengaruhi warna kulit (pigmentasi) dan menyebabkan tumor jinak pada kulit, jantung, dan sistem endokrin (hormon). 
  2. Penyakit genetik yang mempengaruhi pigmentasi tulang dan kulit seperti sindrom McCune-Albright
  3. Penyakit genetik di mana satu atau lebih kelenjar endokrin terlalu aktif atau membentuk tumor. Contohnya neoplasia endokrin tipe 1 atau tipe 4.
  4. Penyakit genetik yang membentuk tumor hipofisis.
  5. Neurofibromatosis, ketika tumor terbentuk di saraf otak dan tulang belakang.


Jika produksi GH terjadi setelah pertumbuhan tulang normal berhenti (akhir pubertas), kondisi ini dikenal sebagai akromegali. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang dewasa, dan seringnya terdiagnosis pada usia 30-50 tahun. 

Penyebabnya sudah, bagaimana dengan gejala gigantisme? 

Baca juga: 2 Cara Diagnosis Gigantisme pada Anak


Tinggi Badan Hingga Perubahan Suara

Anak-anak yang mengidap gigantisme akan mengalami beragam kelainan pada pertumbuhannya. Umumnya, mereka memiliki tinggi dan berat badan di atas rata-rata anak seusianya, dahi dan dagu yang berukuran lebar, atau ukuran tangan dan kaki yang amat besar. 

Selain itu, ada gejala gigantisme lainnya yang bisa dialami pengidapnya, antara lain: 


  • Pubertas yang tertunda.
  • Penglihatan ganda atau kesulitan dengan penglihatan samping (perifer).
  • Adanya celah di antara gigi.
  • Sakit kepala.
  • Produksi keringat yang meningkat.
  • Menstruasi tidak teratur (menstruasi).
  • Nyeri sendi.
  • Keluarnya ASI meskipun tidak sedang mengandung.
  • Mengalami masalah tidur.
  • Perubahan suara.


Baca juga: Mengidap Gigantisme, Inilah yang Terjadi pada Tubuh

 

Nah, andaikan Si Kecil mengalami gejala-gejala di atas, cobalah temui atau tanyakan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc, kapan saja dan di mana saja.


Bisa Memicu Komplikasi

Pada beberapa kasus gigantisme ini bisa menimbulkan komplikasi pada anak. Contohnya, kambuhnya tumor pada kelenjar pituitari atau hipofisis yang menyebabkan gigantisme, meski tumor ini sudah dioperasi atau diobati. 

Selain itu, ada pula komplikasi lainnya yang mungkin terjadi seperti: 


  • Hipogonadisme, kadar hormon seksual yang dihasilkan kelenjar seksual di bawah normal.
  • Hipotiroidisme, kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid. 
  • Diabetes insipidus, membuat tubuh sangat haus dan sering buang air kecil dalam jumlah yang banyak.
  • Insufisiensi adrenal, atau kekurangan hormon adrenal.


Bila Si Kecil mengalami gigantisme atau masalah kesehatan lainnya, ibu bisa kok memeriksakan dirinya ke rumah sakit pilihan. Agar lebih praktis, buatlah janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. 




Referensi:
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Gigantism. 
Healthline. Diakses pada 2020. Gigantism. 
WebMD. Diakses pada 2020. What is Gigantism?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan