Ketahui Bedanya Cinta yang Sehat dengan Obsesif

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Februari 2021
Ketahui Bedanya Cinta yang Sehat dengan ObsesifKetahui Bedanya Cinta yang Sehat dengan Obsesif

Halodoc, Jakarta - Banyak hal yang dirasakan ketika kamu berhasil menemukan pasangan hidup. Mulai dari rasa bahagia, kasih sayang, hingga tersadar bahwa ini adalah cinta. Namun, tidak ada salahnya memastikan bahwa perasaan cinta yang kamu miliki adalah cinta yang sehat. Tentunya, cinta yang sehat akan membuat kamu dan pasangan dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Baca juga: Bukan Hanya Cinta, Ini 5 Bahasa Kasih untuk Ungkap Rasa Sayang

Perhatikan jika kamu atau pasangan lebih sering mengalami gangguan dalam hubungan. Tidak hanya itu, jika kamu atau pasangan merasa terkekang atau kurang percaya satu sama lain, tidak ada salahnya membahas kondisi ini lebih dalam. Bisa jadi, kamu mengalami perasaan obsesif yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental. Untuk itu, ketahui beberapa tanda cinta obsesif dan perbedaannya dengan cinta yang sehat, di sini!

Inilah Bedanya Cinta yang Sehat dengan Obsesif

Ketika kamu mengalami perasaan jatuh cinta, tentunya kondisi ini akan membuat kamu semakin bahagia. Perasaan ingin bertemu, bertegur sapa, dan mengetahui kegiatan pasangan menjadi hal yang normal dialami oleh seseorang yang sedang jatuh cinta. 

Melansir MedicineNet, umumnya pada awal hubungan, euforia jatuh cinta masih akan dirasakan oleh pasangan kekasih. Cinta yang sehat tentunya akan membuat kamu dan pasangan merasa dibutuhkan dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, cinta yang sehat juga akan menghargai pasangan satu sama lain. 

Akan tetapi, jika salah satu dari pasangan memiliki rasa memiliki yang berlebihan, memikirkan pasangan terus-menerus, bahkan terlalu fokus dengan pasangan, bisa jadi kamu menjalani hubungan dengan perasaan obsesif.

Cinta yang sehat berbeda dengan cinta obsesif. Cinta obsesif merupakan kondisi di mana seseorang menjadi tergila-gila hingga mengalami perasaan obsesif. Tidak jarang, cinta obsesif dapat meningkatkan risiko kekerasan pada pasangan. Kondisi ini juga dapat memicu berbagai gangguan kesehatan mental, seperti depresi, stres, hingga delusi.

Baca juga: 5 Cara Ungkapkan Cinta, Mana yang Jadi Pilihan?

Kenali Tanda Cinta Obsesif

Tidak ada salahnya kenali tanda-tanda dari cinta obsesif yang kamu dan pasangan jalani agar kondisi ini dapat diatasi dengan baik. Berikut ini beberapa tanda yang perlu kamu perhatikan:

  1. Cinta yang sehat umumnya akan menghargai keputusan atau pendapat pasangan, tetapi cinta obsesif biasanya akan terasa mengekang, mengatur, hingga ikut memutuskan semua kegiatan maupun suatu hal yang menjadi urusan kamu.
  2. Cinta yang sehat tentunya akan membuat perasaan dan hati menjadi lebih tenang serta nyaman. Sebaiknya waspada jika cinta yang kamu miliki dengan pasangan membuat kamu menjadi tidak nyaman, gelisah, hingga menyebabkan ketergantungan. Kondisi ini bisa menjadi tanda cinta obsesif.
  3. Cinta obsesif yang dibiarkan bisa menimbulkan masalah pada hubungan kamu dan pasangan kedepannya. Cinta obsesif akan lebih senang mengontrol pasangan untuk melakukan segala sesuatu hal yang sesuai dengan keinginan pasangan. 

Itulah beberapa tanda cinta obsesif yang perlu kamu waspadai. Tidak ada salahnya melakukan konsultasi bersama pasangan ketika kamu merasakan adanya tanda cinta obsesif dalam hubungan. 

Penanganan lebih dini tentunya dapat membuat hubungan menjadi lebih baik. Tidak hanya itu, melakukan terapi yang tepat juga dapat menghindari kamu atau pasangan dari gangguan kesehatan mental maupun tindakan kekerasan fisik.

Baca juga: Meski Sudah Melahirkan, Istri Tetap Perlu Pujian

Yuk, gunakan Halodoc dan lakukan konsultasi pada psikolog mengenai cinta obsesif yang dirasakan dalam hubungan kamu dan pasangan. Download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Referensi:
MedicineNet. Diakses pada 2021. The Difference Between Healthy and Obsessive Love.
Psychology Today. Diakses pada 2021. You’re Not In Love: You’re Addicted.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan