Halodoc, Jakarta – Ketika mengalami kerusakan yang parah, hati tak akan lagi mampu untuk berfungsi. Risiko gagal hati bisa menyebabkan kematian dan memerlukan perawatan medis secepatnya.

Salah satu yang bisa meningkatkan risiko gagal hati adalah hepatitis, khususnya hepatitis B dan C. Hepatitis C adalah penyakit menular yang menyebabkan kerusakan pada fungsi hati sampai kepada gagalnya fungsi hati.

Komplikasi Hepatitis C Memicu Gagal Hati

Komplikasi hepatitis C kronis bisa menjadi serius dan menyebabkan penyakit lain yang lebih buruk. Komplikasi ini, meliputi sirosis, kanker hati, dan gagal hati. Tak cuma itu, komplikasi hepatitis C kronis juga bisa membuat pengidapnya mengalami perdarahan dari lambung atau kerongkongan, bahkan kerusakan otak.

Tak ada gejala khusus pada tahap awal gagal hati. Tapi, bila pun ada gejalanya biasanya tidak khas, hanya berupa kondisi lebih cepat lelah atau nafsu makan berkurang. 

Tapi, ketika jumlah sel hepatosit yang rusak sudah terlalu banyak, barulah gejalanya semakin jelas. Hal yang perlu diingat, ketika gagal hati sudah memasuki tahap lanjut, gejala yang muncul bisa bervariasi. 

Beberapa gejala yang dapat muncul, yaitu:

• Badan terlihat kuning, air seni berwarna, seperti teh dan kulit sering gatal akibat gangguan metabolisme bilirubin.
• Gejala tidak khas, seperti mudah lelah, nafsu makan turun, tubuh semakin kurus, atau rambut rontok.
• Gangguan aliran darah yang menyebabkan pengidap gagal hati mengalami muntah darah, buang air besar hitam, atau tampak kelokan pembuluh darah di sekitar pusar.
• Payudara membesar dan telapak tangan memerah karena penumpukan hormon estrogen
• Gusi berdarah atau perdarahan saluran pencernaan karena hati tidak bisa memproduksi zat pembekuan darah.
• Tubuh dan tungkai kaki bengkak akibat hati tidak bisa memproduksi protein lagi
• Sulit tidur, bicara meracau, bahkan dapat terjadi penurunan kesadaran karena racun amonia yang tidak bisa dinetralkan oleh hati.

Mengenal Jenis Gagal Hati

Ada tiga jenis gagal hati, yaitu gagal hati akut, gagal hati subakut, dan gagal hati kronis. Gagal hati akut, yaitu hati tak berfungsi dalam waktu delapan jam setelah faktor penyebab, dan mulai menimbulkan kerusakan pada organ hati.

Sedangkan jika hati tak berfungsi selama 8–26 jam disebut sebagai gagal hati subakut. Sementara itu, gagal hati kronis kerusakannya terjadi secara perlahan. Kerusakan ini bisa dalam beberapa tahun, sampai organ hati mengalami kegagalan fungsi. Risiko gagal hati yang satu ini bisa menyebabkan kematian.

Gagal hati bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, mulai dari: 

• Kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jangka panjang.
• Infeksi hepatitis B dan C yang tak diobati, di Indonesia, lebih dari 50 persen kasus gagal hati disebabkan karena infeksi hepatitis B.
• Gizi yang buruk.
• Infeksi virus Epstein-Barr dan adenovirus.
• Penggunaan parasetamol dalam dosis tinggi.
• Kelainan genetik.
• Perlemakan hati.
• Keracunan zat yang mengandung metal.
• Hemokromatosis, kondisi di mana ada terlalu banyak zat besi.
• Infeksi parasit, seperti schistosoma.

Mau tahu lebih jauh mengenai gagal hati? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc atau buat janji pemeriksaan ke rumah sakit. Belum punya aplikasinya? Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

World Health Organization. Diakses pada 2022. Hepatitis

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Hepatitis C: What happens in end-stage liver disease?

National Library of Medicine. Diakses pada 2022. Hepatitis B virus infection in Indonesia

Rumah Sakit St. Carolus. Diakses pada 2022. Waspada Hepatitis B