Ketahui Gejala Syok Hipovolemik yang Terjadi pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 September 2020
Ketahui Gejala Syok Hipovolemik yang Terjadi pada AnakKetahui Gejala Syok Hipovolemik yang Terjadi pada Anak

Halodoc, Jakarta - Tubuh perlu darah dan cairan yang cukup, agar organ-organnya bisa berfungsi optimal. Jika tidak, akan terjadi kondisi gawat darurat yang bernama syok hipovolemik. Hilangnya darah dan cairan tubuh dalam jumlah besar ini membuat jantung tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh.


Syok hipovolemik bisa terjadi pada siapa saja, tidak terkecuali anak-anak. Sama seperti pada orang dewasa, syok hipovolemik pada anak terjadi akibat perdarahan atau dehidrasi berat, sehingga tubuh kehilangan banyak darah dan cairan. Kondisi ini memicu terjadinya penurunan tekanan darah dan suhu tubuh, serta denyut nadi yang cepat tetapi lemah.   


Baca juga: Enggak Banyak yang Tahu, Syok Hipovolemik Berbahaya Kalau Pingsan



Bagaimana Gejala Syok Hipovolemik pada Anak?

Ketika anak mengalami syok hipovolemik, jantungnya tidak mampu memompa darah yang cukup untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya, akan muncul beberapa gejala berikut:


  • Lemas.
  • Tekanan darah menurun (hipotensi).
  • Ujung jari tangan atau telapak kaki terasa dingin.
  • Denyut nadi cepat, tetapi terasa lemah.
  • Napas jadi lebih cepat.
  • Jantung berdebar-debar.
  • Jarang buang air kecil.
  • Suhu tubuh menurun.
  • Kulit pucat.
  • Turunnya kesadaran atau bahkan pingsan.


Seperti apa gejala syok hipovolemik yang terjadi akan tergantung jumlah darah atau cairan yang hilang, riwayat penyakit, dan penggunaan obat-obatan sebelumnya. Jika tidak segera ditangani, syok hipovolemik pada anak dapat menimbulkan kondisi serius. 


Jadi, segera bawa anak ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat, jika mengalami cedera yang menyebabkan perdarahan atau kondisi lain yang bisa menyebabkan syok hipovolemik, seperti diare dan muntah yang terus menerus. Semakin cepat ditangani secara medis, akan semakin baik. 


Baca juga: Ketahui Penanganan Sementara Ketika Mengalami Syok Hipovolemik


Sebaliknya, jika syok hipovolemik tidak segera ditangani dengan cepat, kurangnya darah dan cairan di dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius. Beberapa di antaranya adalah kerusakan organ, serangan jantung, bahkan kematian. 



Hal-Hal yang Jadi Penyebab Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik terjadi ketika tubuh kehilangan banyak darah dan cairan. Selain perdarahan, berkurangnya darah dan cairan dalam tubuh juga bisa terjadi akibat beberapa kondisi berikut:


  • Luka robek yang cukup luas.
  • Patah tulang.
  • Pecah atau robeknya aneurisma aorta.
  • Cedera yang merusak organ, seperti hati, limpa, atau ginjal.
  • Perdarahan saluran cerna.
  • Diare berat.
  • Muntah-muntah.
  • Luka bakar yang lebar.
  • Keringat berlebihan.


Selain itu, syok hipovolemik juga lebih berisiko tinggi pada orang yang memiliki penyakit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan. Beberapa penyakit yang meningkatkan risiko syok hipovolemik adalah penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti aneurisma aorta dan gangguan pada saluran pencernaan, seperti tukak lambung dan ulkus duodenum.


Baca juga: Cara Pencegahan Syok Hipovolemik yang Perlu Diketahui


Selain itu, cedera yang dialami seseorang, seperti saat mengalami kecelakaan mobil atau motor, jatuh dari ketinggian, tertusuk benda tajam, juga berisiko menimbulkan perdarahan, yang bisa memicu terjadinya syok hipovolemik. 

Jadi, berhati-hatilah terhadap bahaya syok hipovolemik. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang kondisi ini, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter, kapan dan di mana saja. 



Referensi:
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Hypovolemic Shock.
Healthline. Diakses pada 2020. Hypovolemic Shock.
WebMD. Diakses pada 2020. What Is Hypovolemic Shock?


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan