Ketahui Ini Golongan yang Tidak Bisa Divaksin COVID-19

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   20 Januari 2021
Ketahui Ini Golongan yang Tidak Bisa Divaksin COVID-19Ketahui Ini Golongan yang Tidak Bisa Divaksin COVID-19

Halodoc, Jakarta – Walaupun sejauh ini vaksin dinilai sebagai jawaban untuk mengatasi COVID-19, nyatanya tidak semua orang bisa mendapatkan vaksin ini. Seperti semua vaksin pada umumnya, vaksin COVID-19 juga dapat menyebabkan efek samping, meskipun sebagian besar bersifat ringan dan hilang dalam beberapa hari.

Terkait dengan golongan yang tidak bisa divaksin, salah satunya adalah orang-orang yang memiliki reaksi alergi terhadap bahan apa pun yang terkandung dalam vaksin COVID-19. Informasi selengkapnya mengenai golongan yang tidak bisa divaksin bisa dibaca di sini!

Baca juga: Ini Efek Jangka Panjang Virus Corona pada Tubuh

Orang Dengan Alergi Bahan Ini Tidak Disarankan Menerima Vaksin

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, siapa pun yang memiliki reaksi alergi langsung, meskipun tidak parah, terhadap bahan apa pun di salah satu dari dua vaksin COVID-19 yang tersedia, mereka tidak boleh divaksinasi. Salah satu kandungan dalam kedua vaksin tersebut adalah polietilen glikol (PEG). Orang yang alergi terhadap PEG atau polisorbat, yang bukan merupakan bahan vaksin tetapi berkaitan erat dengan PEG, juga disarankan untuk tidak menerima vaksin COVID-19.

Orang yang pernah mengalami reaksi alergi terhadap vaksin lain atau terapi suntik untuk penyakit lain juga harus bertanya kepada dokter apakah mereka harus divaksinasi atau tidak. Centers for Disease Control and Prevention melaporkan beberapa orang dilaporkan mengalami reaksi alergi seperti gatal-gatal, bengkak, dan mengi dalam waktu sekitar empat jam setelah mendapatkan vaksin COVID-19.

Efek samping yang umum dari vaksin COVID-19 adalah demam, menggigil, kelelahan, sakit kepala, dan nyeri serta bengkak pada lengan tempat suntikan diberikan. Untuk meredakan demam, CDC mengatakan untuk minum banyak cairan dan berpakaian ringan. Untuk mengurangi rasa sakit, gunakan atau latih lengan serta oleskan waslap dingin dan basah ke area suntikan.

Sebagai informasi, bahan-bahan vaksin Pfizer-BioNTech adalah mRNA, lipid ((4-hydroxybutyl) azanediyl) bis (hexane-6,1-diyl) bis (2-hexyldecanoate), 2 [(polyethylene glycol) -2000] -N, N-ditetradecylacetamide, 1,2-Distearoyl- sn-glycero-3- fosfokolin, dan kolesterol), kalium klorida, kalium fosfat monobasa, natrium klorida, natrium fosfat dihidrat dibasa, dan sukrosa.

Baca juga: Ini Fakta Terbaru Virus Corona di Indonesia

Sedangkan bahan vaksin Moderna adalah mRNA, lipid (SM-102, polyethylene glycol [PEG] 2000 dimyristoyl glycerol [DMG], kolesterol, dan 1,2-distearoyl-sn-glycero-3-phosphocholine [DSPC]), tromethamine, tromethamine hydrochloride, acetic acid, sodium asetat, dan sukrosa.

Bumil dan Remaja di Bawah 16 Tahun Tidak Direkomendasikan Divaksin

Anak-anak di bawah usia 16 tahun tidak direkomendasikan untuk diberikan vaksin Pfizer. Ini karena kurangnya bukti tentang bagaimana vaksin ini dapat memengaruhi anak-anak yang berarti belum terbukti aman. 

Soalnya, memang ketika dalam tahap pengujiannya vaksin ini tidak diuji kepada anak-anak, lansia, dan ibu hamil. Selain itu, sebagian besar anak yang tertular virus corona mengalami gejala ringan atau bahkan asimtomatik yang artinya mereka tidak mengalami gejala.

Hanya anak-anak yang berisiko tinggi terpapar dan berdampak signifikan yang harus diberikan vaksin. Pun, sebelum pemberian, ada baiknya orangtua berdiskusi dengan dokter mengenai risiko dan manfaat pemberian vaksin ini. 

Jika kamu juga merencanakan kehamilan dalam waktu tiga bulan sejak dosis pertama juga tidak direkomendasikan untuk menerima vaksin. Selain hal-hal yang disebutkan sebelumnya, ada beberapa kondisi lagi yang tidak disarankan untuk menerima vaksin yaitu:

1. Orang dengan tekanan darah 140/90 atau lebih.

2. Pernah terinfeksi COVID-19.

3. Memiliki gejala ISPA.

4. Sedang melakukan terapi aktif jangka panjang pada penyakit kelainan darah.

5. Mengidap penyakit jantung.

6. Mengidap penyakit autoimun.

7. Mengidap penyakit ginjal.

8. Mengidap penyakit saluran pencernaan kronis.

Baca juga: Begini Kronologi Lengkap Virus Corona Masuk ke Indonesia

Kalau kamu punya pertanyaan lebih lanjut soal vaksin corona, hubungi saja dokter di aplikasi Halodoc. Selain bisa berdiskusi dengan dokter, kamu juga bisa membuat janji temu dengan dokter di rumah sakit pilihanmu dengan menggunakan aplikasi ini. Praktis kan? Ayo, segera download aplikasinya di App Store atau Google Play!

Referensi:

Sky. Diakses pada 2021. COVID-19: Who is being vaccinated first and who can't yet be immunised?
King5. Diakses pada 2021. VERIFY: Who should NOT get vaccinated for COVID-19?
Chronicle live. Diakses pada 2021. Who can't get the Covid-19 vaccine? The groups of people who should avoid the jab.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan