Ketahui Jenis-Jenis Anemia Hemolitik yang Mengganggu Kesehatan

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   24 Februari 2021
Ketahui Jenis-Jenis Anemia Hemolitik yang Mengganggu KesehatanKetahui Jenis-Jenis Anemia Hemolitik yang Mengganggu Kesehatan

Halodoc, Jakarta – Tahukah kamu, sel darah merah dalam tubuh memiliki peran penting, yaitu membawa oksigen dari paru-paru ke jantung dan seluruh tubuh. Sumsum tulang yang bertanggung jawab untuk membuat sel darah merah ini.

Sel darah merah biasanya hidup sekitar 120 hari. Setelah itu, mereka akan mati dan hancur. Namun, beberapa penyakit dan kondisi menyebabkan sel darah merah rusak dan mati terlalu cepat. Ketika kerusakan sel darah merah terjadi lebih cepat daripada sumsum tulang memproduksi sel-sel tersebut. Kondisi ini dikenal sebagai anemia hemolitik.

Baca juga: Ini Berbagai Faktor Risiko Anemia Hemolitik

Jenis-jenis Anemia Hemolitik

Ada banyak jenis anemia hemolitik dan kondisi ini bisa diturunkan dari orangtua atau diperoleh. Berikut jenis-jenis anemia hemolitik:

  • Anemia Hemolitik Turunan

Pengidap jenis anemia hemolitik ini mungkin memiliki masalah dengan hemoglobin, membrane sel atau enzim yang menjaga kesehatan sel darah merah. Anemia hemolitik turunan biasanya disebabkan oleh kesalahan pada gen yang mengontrol produksi sel darah merah. Saat bergerak melalui aliran darah, sel darah merah yang tidak normal menjadi rapuh dan rusak. 

  • Anemia Hemolitik yang Didapat

Bila kamu mengidap anemia hemolitik yang didapat, sel darah merah kamu mungkin normal, tapi beberapa penyakit atau faktor lain menyebabkan tubuh menghancurkan sel darah merah di limpa atau aliran darah.

  • Anemia Hemolitik terkait Sistem Imun

Jenis anemia hemolitik ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel darah merah yang sehat. Ada tiga jenis utama anemia hemolitik imun, yaitu:

  • Anemia Hemolitik Autoimun (AIHA)

Untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, AIHA menyebabkan sistem kekebalan tubuh membuat antibodi yang menyerang sel darah merah sehat kamu sendiri. Ini adalah jenis anemia hemolitik yang paling umum.

  • Anemia Hemolitik Alloimun (AHA)

AHA terjadi ketika sistem kekebalan menyerang jaringan yang ditransplantasikan, transfusi darah, atau janin pada wanita hamil.

  • Anemia Hemolitik Akibat Obat

Jenis anemia hemolitik ini terjadi ketika obat-obatan tertentu memicu sistem kekebalan tubuh kamu untuk menyerang sel darah merahnya sendiri. Bahan kimia dalam obat-obatan (seperti penisilin) bisa menempel pada permukaan sel darah merah dan menyebabkan perkembangan antibodi.

  • Anemia Hemolitik Mekanis

Kerusakan fisik pada sel darah merah bisa menyebabkannya mati lebih cepat dari biasanya. Kerusakan tersebut bisa disebabkan oleh perubahan pada pembuluh darah kecil, penggunaan perangkat medis selama operasi jantung terbuka, kerusakan katup jantung buatan, atau tekanan darah tinggi selama kehamilan (preeklamsia). Selain itu, aktivitas berat, seperti lari maraton, terkadang juga bisa menyebabkan kerusakan sel darah di kaki.

  • Anemia Sel Sabit

Penyakit bawaan ini terjadi ketika tubuh membuat hemoglobin yang tidak normal. Hal ini menyebabkan sel darah merah berbentuk bulan sabit. Sel sabit biasanya mati setelah hanya bertahan sekitar 10-20 hari, karena sumsum tulang tidak bisa membuat sel darah merah baru yang cukup cepat untuk menggantikan sel-sel yang mati.

  • Thalassemia

Ini adalah kelainan darah bawaan ketika tubuh tidak bisa memproduksi jenis hemoglobin tertentu dalam jumlah yang cukup. Akibatnya, tubuh membuat sel darah merah yang kurang sehat dari normalnya.

Baca juga: 7 Gejala yang Dialami saat Mengidap Thalassemia

  • Sferositosis Herediter

Ketika selubung luar sel darah merah rusak, sel darah merah memiliki umur yang lebih pendek dari normalnya dan memiliki bentuk bulat atau seperti bulat.

  • Eliptositosis Herediter (Ovalositosis)

Jenis anemia hemolitik ini juga melibatkan masalah pada membran sel, sehingga membuat sel darah merah berbentuk oval yang tidak normal, tidak fleksibel seperti sel darah merah normal, dan memiliki umur yang lebih pendek daripada sel sehat.

  • Defisiensi Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase (G6PD) 

Ketika sel darah merah kehilangan enzim penting yang disebut G6PD, kamu bisa mengalami defisiensi G6PD. Kekurangan enzim tersebut bisa menyebabkan sel darah kamu pecah dan mati saat bersentuhan dengan zat tertentu di aliran darah.

Bagi orang yang mengidap defisiensi G6PD, infeksi, stres berat, makanan atau obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan kerusakan sel darah merah. 

Beberapa contoh pemicu kondisi tersebut, yaitu obat antimalarial, aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), obat sulfa, atau kacang fava.

  • Defisiensi Piruvat Kinase

Jenis anemia hemolitik ini disebabkan oleh kekurangan enzim yang disebut piruvat kinase. 

  • Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria (PNH)

PNH terjadi ketika tubuh menghancurkan sel darah merah yang tidak normal (yang disebabkan oleh kekurangan protein tertentu) lebih cepat dari biasanya. 

Baca juga: Begini Diagnosis Anemia Hemolitik yang Tepat

Itulah jenis-jenis anemia hemolitik yang bisa mengganggu kesehatan. Bila kamu mengalami gejala anemia hemolitik, seperti pucat, kelelahan, dan pusing, ada baiknya kamu memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan diagnosis, sehingga pengobatan bisa dilakukan lebih awal. Untuk berobat ke dokter, langsung saja buat janji di rumah sakit pilihan kamu melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasinya sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Very Well. Diakses pada 2021. Understanding the Many Types of Hemolytic Anemia.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan