Ketahui Komplikasi Perdarahan Subarachnoid yang Telat Diobati

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Desember 2018
Ketahui Komplikasi Perdarahan Subarachnoid yang Telat DiobatiKetahui Komplikasi Perdarahan Subarachnoid yang Telat Diobati

Halodoc, Jakarta - Perdarahan subarachnoid adalah perdarahan yang terjadi secara tiba-tiba pada bagian antara membran pembungkus otak bagian tengah dan otak. Kondisi ini sangat serius dan bisa berakibat fatal. Setidaknya, sepertiga pengidap Subarachnoid Hemorrhage atau SAH yang dinyatakan sembuh setelah menjalani rangkaian perawatan.

Gangguan otak ini lebih sering terjadi pada wanita atau orang yang berusia lebih dari 50 tahun. Biasanya, tidak ada tanda tertentu dari penyakit ini, tetapi perdarahan kadang terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang melibatkan tekanan, seperti misalnya mengejan, batuk, mengangkat beban berat, bahkan ketika berhubungan intim.

Gejala utama dari perdarahan subarachnoid adalah sakit kepala mendadak, leher menjadi kaku, sensitif terhadap cahaya, penglihatan mengabur atau justru mengganda, menunjukkan gejala menyerupai stroke, seperti kelumpuhan sebagian sisi tubuh, hingga kejang dan kehilangan kesadaran. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini menimbulkan komplikasi serius yang berujung pada kematian. Apa saja komplikasinya?

  • Perdarahan Ulang

Komplikasi awal dari perdarahan otak ini adalah aneurisma otak yang bisa muncul kembali setelah terjadi penyembuhan sendiri, atau disebut dengan perdarahan ulang. Risiko ini sangat tinggi dan cenderung menyebabkan cacat permanen hingga kematian.

Untuk mencegah terjadinya perdarahan ulang, aneurisma yang berisiko tinggi pada otak harus ditutup dengan menggunakan sejenis staple bedah untuk memotong aneurisma dari sisa arteri. Bisa juga dengan memasukkan kateter melalui arteri menuju aneurisma dan memasukkan zat sealant untuk menyegel aneurisma.

  • Hidrosepalus

Terkadang, gumpalan darah akibat dari perdarahan subarachnoid dapat tersangkut di salah satu bagian drainase alami dari cairan serebrospinal atau CSF. Biasanya, cairan ini dibuat di bagian ventrikel otak yang akan mengalir melalui bukaan kecil yang disebut foramina. Apabila terjadi penyumbatan pada bagian bukaan ini, CSF yang diproduksi jadi tidak memiliki tempat aliran.

Akibatnya, terjadi peningkatan di dalam ventrikel otak atau lebih dikenal hidrosepalus. Tekanan ini menyebar hingga ke otak dan ke bagian tengkorak lainnya. Peningkatan tekanan intrakranial menyebabkan penurunan kesadaran yang berujung dengan koma. Jika tidak segera ditangani, otak dapat terdorong melalui bagian yang ketat seperti pembukaan pada bagian dasar tengkorak, yang bisa menyebabkan kematian.

  • Kejang (Seizure)

Darah dapat mengiritasi bagian korteks serebral dan menyebabkan kejang. Namun, hanya sebagian kecil pasien SAH yang terus mengalami epilepsi. Dokter mempertimbangkan pemberian pencegahan antiepilepsi dalam periode waktu sesegera mungkin setelah perdarahan. Tetapi, penggunaan antiepilepsi jangka panjang tidak dianjurkan mengingat efek samping yang ditimbulkan.

  • Vasospasme

Terakhir adalah vasospasme, kondisi saat pembuluh darah di otak mengalami kejang dan menjepit, mengurangi bahkan menghentikan aliran darah ke otak yang berujung pada stroke. Komplikasi ini biasanya terjadi antara 7 sampai 10 hari setelah perdarahan awal. Gejala paling mudah dikenali adalah sering mengantuk yang berujung pada koma atau menunjukkan gejala seperti stroke. Pengobatan yang biasa dilakukan dengan pemberian nimodipin.

Itu tadi beberapa komplikasi yang mungkin terjadi jika perdarahan subarachnoid tidak segera ditangani. Jangan sepelekan gejala apapun yang terasa asing pada tubuhmu. Segera tanyakan pada dokter agar apa yang kamu alami segera mendapatkan penanganan. Supaya lebih mudah, coba pakai aplikasi Halodoc. Aplikasi ini memiliki layanan Tanya Dokter, Beli Obat, dan Cek Lab kapan saja kamu membutuhkan. Yuk, download Halodoc!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan