Ketahui Langkah-Langkah Diagnosis Mikrosefali pada Bayi

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   12 Juni 2019
Ketahui Langkah-Langkah Diagnosis Mikrosefali pada BayiKetahui Langkah-Langkah Diagnosis Mikrosefali pada Bayi

Halodoc, Jakarta - Mikrosefali merupakan kelainan bawaan sejak lahir di mana kepala bayi jauh lebih kecil dari ukuran normalnya. Bukan hanya memengaruhi ukuran tengkorak kepala, otak bayi pengidap mikrosefali juga biasanya berukuran kecil. Itu sebabnya, sebagian besar pengidap mikrosefali mengalami cacat intelektual. Namun, beberapa anak pengidap mikrosefali ada yang memiliki kecerdasan normal.

Baca Juga: Cegah Bayi Terkena Mikrosefali, Ibu Hamil Sebaiknya Lakukan 5 Hal Ini

Mikrosefali disebabkan oleh paparan zat berbahaya selama perkembangan janin atau keturunan dari keluarga. Teori menunjukkan bahwa hal-hal berikut dapat menyebabkan janin mengalami masalah yang memengaruhi perkembangan kepala selama kehamilan:

  • Paparan bahan kimia atau zat berbahaya

  • Keracunan metil merkuri

  • Kekurangan vitamin dan nutrisi

  • Infeksi cytomegalovirus, rubella, ataupun varicella

  • Konsumsi obat-obatan terlarang

  • Konsumsi alkohol

  • Fenilketonuria yang tidak diobati.

Selain hal-hal diatas, mikrosefali juga bisa diturunkan dalam keluarga. Autosom resesif dan autosomal dominan adalah dua pola di mana gen diwariskan dalam keluarga. Gen menentukan sifat-sifat kita, seperti warna mata, golongan darah, termasuk riwayat penyakit.

Autosomal berarti bahwa pria dan wanita sama-sama bisa terpengaruh. Resesif berarti bahwa ada dua salinan gen yang diturunkan dari masing-masing orangtua. Setelah orang tua memiliki satu anak dengan mikrosefali autosom resesif, maka ada peluang 25 persen kehamilan untuk memiliki anak lagi dengan mikrosefali.

Gejala Mikrosefali

Setiap anak mungkin mengalami gejala yang berbeda-beda, tapi gejala umumnya dapat berupa:

  • Penampilan kepala bayi sangat kecil

  • Tangisan bernada tinggi

  • Pemberian makanan yang buru

  • Kejang

  • Peningkatan gerakan lengan dan kaki (kelenturan)

  • Keterlambatan perkembangan

  • Kecacatan intelektual

Baca Juga: Jaga Asupan Gizi Anak sejak dalam Kandungan untuk Mencegah Mikrosefali

Diagnosis Mikrosefali

Mikrosefali dapat didiagnosis sebelum kelahiran dengan USG prenatal. Namun, dalam banyak kasus, mikrosefali mungkin tidak terlihat melalui USG sampai trimester ketiga. Diagnosis mikrosefali dapat ditegakkan saat lahir atau beberapa bulan setelah kelahiran. Berikut langkah-langkah diagnosis mikrosefali:

  • Pengukuran lingkar kepala dilakukan dengan membandingkan dengan skala yang dapat mengidentifikasi rentang normal dan abnormal.

  • Tes pencitraan menggunakan sinar-x untuk menghasilkan gambar jaringan internal, tulang, dan organ ke dalam film.

  • CT scan untuk menghasilkan gambar horizontal atau aksial tubuh. CT scan menunjukkan gambar detail dari bagian tubuh mana pun, termasuk tulang, otot, lemak, dan organ. Hasil CT scan umumnya lebih detail daripada rontgen.

  • Magnetic resonance imaging (MRI) yang menggunakan kombinasi magnet besar, frekuensi radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar detail organ dan struktur di dalam tubuh.

  • Tes darah

  • Tes urine

Dokter juga akan bertanya tentang tonggak perkembangan, karena mikrosefali dapat dikaitkan dengan masalah lain, seperti kecacatan intelektual. Keterlambatan perkembangan mungkin memerlukan tindak medis lebih lanjut untuk masalah yang mendasarinya.

Apakah Mikrosefali Bisa Diobati?

Sayangnya, sampai saat ini tidak ada pengobatan atau penyembuhan untuk mikrosefali. Tapi jangan khawatir, pengobatan mikrosefali lebih berfokus pada mengelola kondisi dan menghilangkan masalah kesehatan, seperti kejang atau malnutrisi.

Bayi dengan mikrosefali ringan biasanya hanya memerlukan pemeriksaan rutin. Anak dengan kondisi yang lebih parah memerlukan program intervensi anak usia dini untuk memperkuat kemampuan fisik dan intelektual mereka. Program-programnya bisa mencakup terapi bicara, fisik, dan okupasi.

Terdapat suatu kondisi yang disebut craniosynostosis yang juga bisa menyebabkan mikrosefali. Dalam kasus craniosynostosis, sendi antara tulang tengkorak bayi bergabung bersama sebelum waktunya, sehingga mencegah otak tumbuh sepenuhnya. Namun, kondisi ini biasanya reversibel dengan pembedahan untuk membantu membentuk kembali tengkorak.

Baca Juga: Penanganan yang Dapat Dilakukan Saat Anak Terkena Mikrosefali


Karena pengidap mikrosefali rentan mengalami malnutrisi, maka ibu perlu memastikan makanan yang dikonsumsi Si Kecil sudah terpenuhi nutrisinya. Jangan lupa untuk berikan Si Kecil vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Biar enggak repot, beli vitaminnya lewat aplikasi Halodoc. Cuman tinggal klik Buy Medicine yang ada di aplikasi Halodoc untuk membeli vitamin yang Ibu butuhkan. Setelah dipesan, vitamin akan segera diantar ke tempat tujuan. Mudah sekali kan? Makanya, yuk segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan