Ketahui Lebih Jauh Mengenai Hipertensi Emergensi

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   23 November 2020
Ketahui Lebih Jauh Mengenai Hipertensi EmergensiKetahui Lebih Jauh Mengenai Hipertensi Emergensi

Halodoc, Jakarta - Seperti namanya, hipertensi emergensi adalah kondisi darurat medis, ketika tekanan darah melonjak terlalu tinggi secara tiba-tiba. Seseorang yang mengalami hipertensi emergensi perlu diberikan penanganan secepatnya, agar tidak terjadi komplikasi yang fatal. 

Seseorang disebut mengalami hipertensi emergensi jika tekanan darah sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan diastoliknya lebih dari 120 mmHg. Umumnya, hipertensi emergensi terjadi akibat kondisi tekanan darah tinggi yang tidak diobati atau tidak dikontrol dengan obat rutin. 

Baca juga: 5 Tips Aman Berpuasa Bagi Pengidap Hipertensi

Waspada Gejala Hipertensi Emergensi

Hipertensi emergensi sering kali tidak disadari gejalanya. Ketika sudah terjadi kerusakan organ, beberapa gejala yang mungkin terjadi adalah:

  • Sakit kepala.
  • Gangguan penglihatan.
  • Nyeri dada.
  • Sesak napas.
  • Mual dan muntah.
  • Pembengkakan akibat penumpukan cairan di jaringan tubuh.
  • Mati rasa.
  • Anggota gerak terasa lemah.

Pada beberapa kondisi, hipertensi emergensi juga bisa menyebabkan ensefalopati, yaitu ketika tekanan darah yang sangat tinggi memengaruhi fungsi otak secara langsung. Gejala yang ditimbulkan jika hal ini terjadi dapat berupa sakit kepala parah, penglihatan kabur, kebingungan, kejang, dan penurunan kesadaran.

Jika tidak segera diatasi, hipertensi emergensi dapat menyebabkan kerusakan parah pada organ tubuh. Beberapa kondisi kerusakan organ yang terkait dengan hipertensi emergensi adalah stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal, edema paru, serangan jantung. aneurisma, dan eklamsia pada ibu hamil.

Baca juga: Ternyata Ini Manfaat Puasa untuk Pengidap Hipertensi

Penanganan untuk Hipertensi Emergensi

Orang yang mengalami hipertensi emergensi perlu mendapatkan perawatan intensif dan ketat di rumah sakit. Adapun langkah penanganan yang biasanya dilakukan dokter, yaitu:

  • Pemantauan kondisi fisik, seperti tekanan darah, dan pemeriksaan penunjang lainnya, seperti tes darah dan tes urine. Tujuannya untuk mengevaluasi kondisi keseluruhan pengidap.
  • Pemberian obat-obatan dalam bentuk suntikan atau infus, yang difokuskan untuk mencapai tekanan darah target dalam kurun waktu 24–48 jam. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan organ yang lebih parah.
  • Setelah tekanan darah stabil, dokter akan memberi obat antihipertensi oral untuk mengontrol angka tekanan darah, baik di ruang perawatan maupun di rumah.
  • Jika pengidap hipertensi emergensi mengalami kerusakan organ yang parah, pemberian alat bantu fungsi vital bisa dilakukan. Misalnya alat bantu napas untuk pengidap yang mengalami gagal napas.

Perlu diingat bahwa hipertensi emergensi bisa berakibat fatal dan bukanlah kondisi yang bisa dianggap sepele. Jadi, mencegah hal ini terjadi lebih penting dibanding mengatasinya. Bagaimana caranya? Dengan memantau tekanan darah secara rutin, setidaknya 1 tahun sekali.

Baca juga: Mana yang Lebih Berbahaya, Hipotensi atau Hipertensi?

Jika kamu memiliki riwayat tekanan darah tinggi, konsumsilah obat yang diberikan oleh dokter secara rutin meski merasa sehat-sehat saja. Sebab, hipertensi emergensi bisa saja terjadi tanpa gejala. Selain itu, lakukan kontrol ke dokter secara rutin, atau sesuai jadwal yang ditentukan. 

Agar lebih mudah dan tidak perlu antri, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit, jika ingin melakukan kontrol rutin. Namun, jika sewaktu-waktu mengalami gejala hipertensi emergensi, segeralah pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. What Is Malignant Hypertension (Hypertensive Emergency)?
Medscape. Diakses pada 2020. Hypertensive Emergencies.
WebMD. Diakses pada 2020. High Blood Pressure and Hypertensive Crisis.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan