Ketahui Lebih Lengkap Mengenai Disartria pada Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 Oktober 2018
Ketahui Lebih Lengkap Mengenai Disartria pada AnakKetahui Lebih Lengkap Mengenai Disartria pada Anak

Halodoc, Jakarta - Usia 2 hingga 3 tahun adalah usia saat anak-anak mulai mengembangkan kemampuan bahasanya dengan cara berbicara. Namun sebetulnya sejak usia 1 tahun ia sudah mulai mengoceh seperti mengeluarkan kata “da-da” atau “ma-ma”. Seiring pertumbuhannya pun, anak akan mulai menyerap informasi dan memperluas kosa kata hanya dengan mendengarkan suara orangtua atau pengasuhnya. Meski begitu, beberapa bayi membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar bagaimana mengkoordinasikan lidah dan mulut untuk menghasilkan suara.

Namun, jika bayi sudah menginjak usia 2 hingga 3 tahun mengalami hambatan proses berbicara, bisa jadi ia menderita disartria. Disartria adalah kondisi terhambatnya proses berbicara akibat gangguan yang terjadi pada otot yang berperan dalam menghasilkan suara. Gangguan tersebut dapat terjadi pada otot bibir, lidah, pita suara, atau diafragma di dada. Tetapi secara umum, keluhan ini terjadi lantaran ada gangguan saraf pada bayi. Disartria akan membuat bayi mengalami kesulitan bicara, seperti bicara menjadi terlambat atau bahkan cadel.

Akibatnya, pengasuh dan orangtua yang diajak bicara akan mengalami kesulitan untuk memahami apa yang diucapkan bayi. Meski begitu, orangtua tidak perlu khawatir karena menurut penelitian, disartria tidak akan memengaruhi kecerdasan bayi. Tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi hambatan dalam perkembangan apabila orangtua tidak kunjung membawanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyebab Disartria pada Anak

Disartria merupakan jenis kelainan motorik. Kondisi ini menyebabkan otot-otot pada area mulut, pita suara dan diafragma melemah. Kelainan ini disebabkan oleh kerusakan otak pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan kerusakan otak pada jenis gangguan lain. Pada kondisi ini, anak sebetulnya paham apa yang ingin diucapkan, namun pelafalannya saja yang masih belum jelas. Ciri-ciri anak yang menderita disartria antara lain:

  • Ucapannya berantakan akibat bicaranya terlalu cepat atau seperti bergumam.

  • Kualitas suara terganggu seperti serak.

  • Gerakan lidah, bibir, dan rahang terbatas sehingga pelafalan tidak jelas.

  • Nada bicara monoton.

  • Kesulitan menelan sehingga membuat air liur keluar.

Diagnosis Disartria

Untuk mengidentifikasi penyakit ini, maka dokter akan memeriksakan kondisi pasien berdasarkan gejala dan tanda klinis yang dialami oleh pasien. Orangtua disarankan untuk berkonsultasi dengan terapis wicara untuk mengevaluasi kemampuan berbicara dan untuk menentukan tipe disartria. Beberapa pemeriksaan yang biasanya dilakukan dokter untuk mendiagnosis penyebab disartria antara lain:

  • Uji pencitraan, seperti MRI atau CT scan untuk mendapatkan gambar detail dari otak, kepala dan leher anak. Hal ini membantu dokter mengidentifikasi gangguan bicara anak.

  • Pemeriksaan otak dan saraf, bisa membantu memetakan sumber dari gejala yang dirasakan anak.

  • Tes urine dan darah, untuk mengidentifikasi adanya penyakit penyebab infeksi atau peradangan.

  • Spinal tap. Dokter akan mengambil sampel cairan otak untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.

  • Biopsi otak, akan dilakukan jika dokter mencurigai tumor otak sebagai penyebab disartria anak. Dokter akan mengambil sampel jaringan otak anak untuk diuji

Pengobatan Disartria

Anak yang mengalami disartria dianjurkan untuk menjalani terapi wicara untuk melatih kemampuan berbicara secara normal dan kemampuan berkomunikasi. Terapis wicara biasanya akan menyesuaikan kecepatan berbicara, memperkuat otot-otot bicara, meningkatkan pernapasan dan artikulasi, serta mengajari keluarga penderita tentang cara berkomunikasi dengan anak.

Gangguan komunikasi yang dialami oleh anak penderita disartria tentu saja akan membuat anak tidak percaya diri. Ia pun akan merasa minder dan merasa tidak diterima oleh orang lain karena memiliki kelemahan dalam hal bicara. Akibatnya ia bisa saja mengasingkan dirinya dan menjauh dari kerumunan masyarakat. Terkadang bahkan anak mengalami stres yang cenderung berujung pada timbulnya depresi pada anak.

Nah, jika anak atau orang terdekat kamu mengalami disartria, segeralah berbicara dengan dokter di Halodoc. Dokter di Halodoc siap membantu ibu melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan