Ketahui Obat Non Resep untuk Mengatasi GERD

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 Juni 2021
Ketahui Obat Non Resep untuk Mengatasi GERDKetahui Obat Non Resep untuk Mengatasi GERD

Halodoc, Jakarta – Dari banyaknya penyakit yang bisa menyerang lambung, penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD) menjadi penyakit yang perlu diwaspadai. Jika dibiarkan berlarut-larut, GERD bisa menimbulkan masalah kesehatan yang jauh lebih serius. 

Lantas, bagaimana cara mengatasi GERD? Biasanya dokter merekomendasikan pengidapnya untuk melakukan perubahan pola hidup. Misalnya, tak asal mengonsumsi makanan atau minuman, akan dalam porsi kecil (tapi sering), menghindari kebiasaan merokok dan alkohol, hingga tidak berbaring setelah makan.

Selain perubahan gaya hidup, pengidap GERD juga bisa mengonsumsi obat-obatan non resep untuk mengatasi gejala. Nah, apa saja sih obat non resep untuk mengatasi gejala GERD?

Baca Juga: Benarkah Pengidap GERD Mudah Terkena Kanker Esofagus?

Obat Non Resep Untuk Atasi GERD

Terdapat beberapa obat non resep yang bisa dikonsumsi pengidap GERD untuk mengatasi gejalanya, contohnya: 

1. Antasida

Antasida adalah obat yang dapat digunakan untuk meredakan asam lambung (GERD) atau maag. Obat ini bekerja dengan cara menetralisir asam lambung.

Perlu diingat, obat ini hanya bekerja ketika kadar asam lambung dalam tubuh meningkat. Obat antasida ini dapat bekerja dengan cepat (dalam hitungan menit) setelah diminum.

Obat antasida juga dapat mengatasi keluhan GERD lainnya, seperti  rasa atau sensasi terbakar pada dada (heartburn), yang mengalir ke kerongkongan, mual dan muntah, hingga rasa tak nyaman pada tubuh, terutama saat berbaring.

2. Obat penghambat reseptor H-2

Obat-obatan jenis untuk mengurangi produksi asam lambung dalam tubuh. Obat penghambat reseptor H-2 contohnya cimetidine (Tagamet HB), famotidine (Pepcid AC) dan nizatidine (Axid AR).

Penghambat reseptor H-2 tidak bertindak secepat antasida, tetapi obat ini memberikan kelegaan yang lebih lama dan dapat menurunkan produksi asam dari lambung hingga 12 jam. Untuk versi yang lebih kuat tersedia dengan resep dokter.

Baca juga: Takut Kambuh, Amankah Pengidap GERD Puasa?

3. Proton pump inhibitors (PPI)

Obat-obatan PPI bekerja dengan menghambat produksi asam dan menyembuhkan kerongkongan. Obat golongan ini bekerja lebih kuat daripada penghambat reseptor H-2, dan memberikan waktu bagi jaringan kerongkongan yang rusak untuk sembuh.

Proton pump inhibitors yang dijual bebas, contohnya lansoprazole (Prevacid 24 HR) dan omeprazole (Prilosec OTC, Zegerid OTC).

Nah, kamu bisa kok membeli obat-obatan non resep untuk mengatasi keluhan GERD menggunakan aplikasi Halodoc, sehingga tidak perlu repot keluar rumah. Sangat praktis, bukan? 

Hal yang perlu digarisbawahi, konsumsi obat-obatan tersebut berdasarkan aturan pakai yang tertera pada kemasan. Tujuannya agar obat-obatan tersebut bekerja dengan efektif, dan meminimalkan terjadinya efek samping.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebenarnya GERD bukan sebuah penyakit yang berbahaya. Namun, GERD bisa menimbulkan berbagai keluhan yang membuat pengidapnya merasa tidak nyaman. GERD bisa menimbulkan nyeri pada ulu hati, mual dan mutah, sakit tenggorokan, rasa terbakar pada dada (heartburn), hingga batuk kronis.

Lantas, apa jadinya bila obat-obatan atau di atas tidak membuahkan hasil? Nah, pengidap GERD disarankan untuk segera menemui dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. GERD yang dibiarkan berlarut-larut bisa memicu beberapa komplikasi. 

Baca Juga: Agar Tak Salah, Ini 5 Tips Mencegah GERD

Contohnya, luka pada dinding kerongkongan akibat asam lambung yang mengikis dinding kerongkongan dan penyempitan kerongkongan. Pada beberapa kasus, komplikasi GERD bisa berupa kondisi prakanker atau yang disebut esofagus barrett. Tuh, seram kan? 

Dengan kata lain, bila obat-obatan non resep tak kunjung membuahkan hasil atau gejala GERD semakin berkembang, segeralah temui dokter.

Menurut National Institutes of Health pengidap GERD perlu menemui dokter bila perubahan gaya hidup dan obat-obatan tidak berhasil, serta bila pengidapnya mengalami:

  • Berdarah.
  • Sering muntah.
  • Tersedak (batuk, sesak napas).
  • Merasa seperti ada makanan atau pil yang menempel di belakang tulang dada.
  • Kesulitan menelan (disfagia) atau nyeri saat menelan (odynophagia)
  • Suara serak.
  • Kehilangan selera makan.
  • Merasa cepat kenyang saat makan.
  • Penurunan berat badan.

Nah, bila mengalami kondisi-kondisi di atas, kamu bisa bertanya langsung dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 

Referensi:

National Institutes of Health – MedlinePlus. Diakses pada 2021. Gastroesophageal reflux disease

Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Gastroesophageal Reflux Disease

National Health Service UK (2019). Health A-Z. Antacids.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan