Ketahui Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Sakit Tenggorokan

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   19 Agustus 2020
Ketahui Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Sakit TenggorokanKetahui Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Sakit Tenggorokan

Halodoc, Jakarta – Tenggorokan yang terasa nyeri pastinya bisa mengganggu kenikmatan saat mengonsumsi makanan favorit. Pasalnya, tenggorokan yang terasa kering, gatal dan sakit membuat kamu kesulitan menelan makanan. Meski begitu, sakit tenggorokan jarang menandakan penyakit serius dan mudah sembuh dengan sendirinya. Sakit tenggorokan sering kali disebabkan oleh infeksi atau faktor lingkungan seperti udara kering.  

Kamu juga perlu tahu kalau ternyata sakit tenggorokan dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bagian tenggorokan yang terkena. Ketika nyeri terasa di belakang mulut artinya kamu mengalami faringitis. Namun, jika sakit tenggorokan terjadi akibat pembengkakan pada kotak suara, maka kamu mungkin mengalami laringitis. Sedangkan tonsilitis ditandai dengan pembengkakan dan kemerahan pada amandel, jaringan lunak yang ada di belakang mulut. 

Walaupun jarang menandakan masalah yang serius, apakah sakit tenggorokan wajib diperiksakan? Kalau iya, pemeriksaan seperti apa yang dapat mendiagnosis sakit tenggorokan? Nah, ini beberapa hal yang perlu kamu ketahui.

Baca juga: 4 Kebiasaan yang Bisa Bikin Sakit Tenggorokan

Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Sakit Tenggorokan

Tentunya ada sejumlah pemeriksaan yang akan dilakukan dokter ketika ada seorang pasien yang mengeluhkan gejala-gejala sakit tenggorokan. Pertama, kamu akan diminta membuka mulut lebar-lebar agar dokter bisa melihat kondisi tenggorokan dengan bantuan senter. Selain melihat kondisi tenggorokan, dokter mungkin juga memeriksa saluran hidung dan telinga. 

Setelah itu, dokter meraba leher dengan lembut untuk memeriksa apakah ada pembengkakan kelenjar getah bening. Kemudian dokter menggunakan stetoskop untuk mendengarkan napas. Dalam beberapa kasus, dokter perlu melakukan swab menggunakan kapas steril ke bagian belakang tenggorokan untuk mendapatkan sampel sekresi dan mengirimkan sampel tersebut ke laboratorium untuk diuji. Tes antigen atau tes molekuler seperti ini bertujuan untuk mendeteksi bakteri streptococcus dengan cepat. 

Baca juga: Bakteri Es dari Air Mentah Sebabkan Sakit Tenggorokan

Berbagai Opsi Pengobatan Sakit Tenggorokan

Sakit tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi virus biasanya berlangsung selama lima hingga tujuh hari dan tidak memerlukan perawatan medis. Jika nyeri dan demam muncul, parasetamol atau pereda nyeri lainnya bisa membantu meredakan gejala ini. Pada anak-anak, hindari memberikan aspirin karena dapat meningkatkan risiko sindrom Reye, kondisi langka yang berpotensi mengancam nyawa karena menyebabkan pembengkakan di hati dan otak.

Jika ternyata sakit tenggorokan disebabkan oleh infeksi bakteri, kamu mungkin perlu menghubungi dokter untuk mendapatkan resep antibiotik. Kalau kamu butuh antibiotik, kamu bisa menghubungi dokter di Halodoc  untuk berkonsultasi terlebih dahulu dan kemudian mendapatkan resep sesuai yang kamu butuhkan. Lewat Halodoc, kamu dapat menghubungi dokter kapan dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call.

Setelah mendapatkan resep antibiotik, pastikan kamu menghabiskan seluruhnya sesuai petunjuk bahkan jika gejalanya terasa sudah hilang. Tidak menghabiskan antibiotik berisiko membuat bakteri menjadi lebih resisten dan menyebabkan infeksi semakin parah atau menyebar ke bagian tubuh lain.

Baca juga: Suara Hilang karena Sakit Tenggorokan, Ini Cara Mengatasinya

Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, tidak menyelesaikan pengobatan antibiotik dapat meningkatkan risiko demam rematik atau radang ginjal yang serius. Jika sakit tenggorokan disebabkan oleh infeksi virus, perawatan lain kemungkinan akan dipertimbangkan tergantung pada diagnosis yang diberikan dokter.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Sore Throat 101: Symptoms, Causes, and Treatment.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Sore throat.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan