Ketahui Penanganan yang Tepat untuk Fibrosis Submukosa Mulut

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   08 November 2021

“Fibrosis submukosa mulut merupakan kondisi ketika terbentuk lesi pre-kanker. Masalah kesehatan ini dikaitkan erat dengan kebiasaan menyirih atau mengunyah daun sirih. Ketahui bagaimana penanganan yang tepat.”

Ketahui Penanganan yang Tepat untuk Fibrosis Submukosa MulutKetahui Penanganan yang Tepat untuk Fibrosis Submukosa Mulut

Halodoc, Jakarta – Fibrosis submukosa mulut adalah penyakit kronis yang menghasilkan bekas luka, fibrosis jaringan, dan lesi prakanker. Karakteristik patologis meliputi inflamasi kronis, deposisi kolagen berlebihan pada jaringan ikat di bawah epitel mukosa mulut, inflamasi lokal pada lamina propria atau jaringan ikat dalam, dan perubahan degeneratif pada otot. 

Orang yang mengalami masalah kesehatan ini akan merasakan sensasi terbakar yang parah di mulut setelah menelan makanan pedas. Gejala lainnya, termasuk mulut kering, nyeri, gangguan rasa, mobilitas lidah terbatas, trismus, disfagia, dan nada suara yang berubah. Penyakit ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kematian karena tingkat transformasi keganasan yang tinggi. 

Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya fibrosis submukosa mulut, antara lain autoimunitas, defisiensi vitamin B, C, dan zat besi, mengunyah sirih, konsumsi makanan pedas, infeksi human papilloma virus (HPV), dan mutasi genetik. Namun, dari semua faktor tadi, mengunyah daun sirih, atau bisa disebut menyirih menjadi faktor tertinggi yang menyebabkan masalah kesehatan ini terjadi. Terlebih dengan kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Penanganan Fibrosis Submukosa Mulut

Sebelum memutuskan tindakan penanganan, dokter tentu akan melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh pada organ mulut. Jika memang dibutuhkan, akan dilakukan pengambilan sampel atau biopsi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium. 

Adapun jenis pengobatan untuk menangani fibrosis submukosa mulut, antara lain:

  • Terapi Fisik

Terapi oksigen hiperbarik digunakan untuk mengobati penyakit dekompresi, gangren gas, dan keracunan karbon monoksida. Pengidap akan ditempatkan di ruang hiperbarik dengan tekanan oksigen sekitar yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer.  Pengobatan ini membantu meningkatkan apoptosis fibroblas dan menghambat aktivitas fibroblas dengan mengurangi produksi IL-1β dan TNF-α. Tidak hanya itu, terapi hiperbarik HBOT melemahkan produksi sitokin proinflamasi, seperti IL-1, IL-6, dan IL-10.

Pengobatan terapi hiperbarik akan memperkaya oksigenasi semua jaringan dan menghambat produksi spesies oksigen reaktif, seperti E-SOD, GPx, katalase, paraoxonase, dan heme-oxygenase-1. Terapi ini juga menekan aktivitas fibroblas, memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan, sehingga menghasilkan efek terapeutik fibrosis mukosa mulut.

  • Obat-Obatan

Tujuan utama terapi obat untuk kasus fibrosis mukosa mulut adalah antiinflamasi dan degradasi matriks ekstraseluler. Kortikosteroid terdiri dari kelas hormon steroid yang diproduksi di korteks adrenal vertebrata. Sementara itu, glukokortikoid dan mineralokortikoid berpartisipasi dalam berbagai proses fisiologis dan biokimia. Glukokortikoid akan memblokir mediator inflamasi dan menghambat reaksi inflamasi juga memblokir proliferasi fibroblas dan deposisi kolagen.

Selanjutnya, hyaluronidase dan chymotrypsin adalah enzim proteolitik yang mendegradasi matriks ekstraseluler seperti hyaluronan dan kolagen. Keduanya biasanya diberikan bersama dengan kortikosteroid dalam pengobatan OSF. Lalu, pentoxifylline yang merupakan turunan xanthine yang terutama digunakan untuk mengurangi nyeri otot. Obat ini secara kompetitif dan nonselektif menghambat fosfodiesterase, menekan produksi TNF-α dalam monosit manusia yang distimulasi lipopolisakarida (LPS), memblokir sintesis leukotrien, dan mengurangi reaksi inflamasi. Pentoxifylline meningkatkan pembukaan mulut dan mengurangi sensasi terbakar, juga memfasilitasi menelan dan berbicara.

  • Operasi

Perawatan bedah diindikasikan pada pasien dengan trismus berat dan/atau hasil biopsi yang menunjukkan perubahan displastik atau neoplastik.

Perawatan Pascapengobatan

Fokus diet harus pada pengurangan paparan faktor risiko, terutama penggunaan daun sirih, dan memperbaiki kekurangan nutrisi, seperti kekurangan zat besi dan vitamin B kompleks. Sementara itu, terapi fisik menggunakan latihan peregangan otot untuk mulut dapat membantu dalam mencegah pembatasan gerakan mulut lebih lanjut. Ini sering dikombinasikan dengan terapi medis dan bedah.

Pemeriksaan fisik secara teratur, analisis spesimen biopsi, dan tes apusan sitologi harus dijadwalkan untuk mendeteksi displasia atau karsinoma oral, terutama pada pengidap dengan fibrosis submukosa oral yang parah. Lalu, pengidap dengan leukoplakia permukaan memerlukan pemantauan tindak lanjut yang ketat dan biopsi ulang, dan pengidap dengan displasia dan karsinoma harus menerima pengobatan rutin untuk entitas ini.

Jika mengalami gejala lain, segera akses aplikasi Halodoc dan tanyakan penanganannya pada dokter. Download segera aplikasinya melalui App Store atau Play Store. 

Referensi:

Medscape. Diakses pada 2021. Oral Submucous Fibrosis Treatment & Management.
Yon-Hwa Shih, et al. 2019. Diakses pada 2021. Oral Submucous Fibrosis: A Review on Etiopathogenesis, Diagnosis, and Therapy. International Journal of Molecular Sciences 20(12): 2940.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan