Ketahui Penyebab Balita Bisa Terkena Asma

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   14 Januari 2021
Ketahui Penyebab Balita Bisa Terkena AsmaKetahui Penyebab Balita Bisa Terkena Asma

Halodoc, Jakarta - Apakah bayi yang baru berusia beberapa bulan mengalami gejala seperti mengi, batuk, dan bernapas dengan cepat? Kondisi ini adalah beberapa gejala asma pada bayi dan harus segera ditangani dengan benar. Pasalnya, asma apalagi yang terjadi pada bayi adalah kondisi kronis yang bisa menyebabkan peradangan saluran napas dan kepekaan terhadap iritan yang dapat dihirup oleh kebanyakan orang tanpa masalah apa pun.

Dokter dapat mengobati asma pada bayi dengan obat-obatan yang membantu membuka saluran udara, yang sudah kecil. Meskipun tidak selalu mungkin untuk mencegah asma pada bayi, menghindari pemicu asma, seperti asap, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan paparan tungau debu, dapat membantu mengurangi gejala asma pada bayi.

Menurut Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), sekitar separuh dari semua anak pengidap asma menunjukkan beberapa tanda kondisi sebelum mereka mencapai usia 5 tahun. Mengenali asma pada bayi dan mencari pertolongan medis dapat memungkinkan orangtua dan pengasuh untuk memberikan perawatan yang membuat bayi bernapas dengan baik.

Baca juga: 6 Cara Mendeteksi Dini Asma pada Anak

Penyebab dan Faktor Risiko Asma pada Bayi

Sayangnya, para ahli masih belum tahu apa yang menyebabkan beberapa bayi bisa alami asma. Jika seorang anak memiliki riwayat keluarga asma atau alergi, alergi tertentu, atau dibesarkan oleh ibu yang merokok selama kehamilan, mereka memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terkena asma di awal kehidupan. Kelahiran prematur juga tercatat sebagai salah satu faktor risikonya. 

Virus pernapasan, penyakit yang terjadi di paru-paru, adalah salah satu penyebab paling umum gejala asma pada anak berusia 5 tahun ke bawah. Meskipun orang dewasa dan anak-anak mengalami infeksi saluran pernapasan, anak-anak lebih sering mengalaminya. Beberapa anak prasekolah sering terkena infeksi virus. Virus merupakan penyebab tersering episode asma akut pada bayi berusia 6 bulan atau lebih muda.

Ingat, bayi dan balita memiliki saluran udara yang jauh lebih kecil daripada anak yang lebih tua dan orang dewasa. Faktanya, saluran udara ini sangat kecil, sehingga penyumbatan kecil yang disebabkan oleh infeksi virus, saluran udara yang ketat atau lendir dapat membuat anak sulit bernapas.

Jadi, saat bayi mulai menunjukkan gejala asma, jangan tunda untuk memeriksakannya ke dokter. Kamu juga bisa tanyakan dulu pada dokter di Halodoc mengenai solusi yang bisa dilakukan di rumah untuk atasi gejala asma pada bayi. Dokter akan selalu siaga memberikan semua saran kesehatan yang tepat untuk mengatasi asma yang dialami bayi.

Baca juga: Kenali 6 Jenis Batuk yang Dapat Terjadi pada Anak

Pengobatan Asma pada Bayi yang Bisa Dilakukan

Perawatan inhaler dan nebulizer adalah cara untuk memberikan obat asma untuk bayi dan balita. Bayi kecil juga terkadang dapat menerima obat asma melalui inhaler yang menggunakan alat tambahan yang disebut spacer dan masker seukuran bayi.

Nebulizer, yang terkadang disebut orang sebagai mesin pernapasan, memberikan obat cair yang dikombinasikan dengan udara bertekanan. Hasilnya adalah kabut obat yang akan dihirup bayi ke dalam saluran pernapasannya.

Bayi juga bisa mengenakan masker seukuran bayi untuk membantu bayi menghirup obat. Seorang dokter akan merekomendasikan berapa kali sehari bayi harus menerima obat asma mereka.

Beberapa obat yang memerlukan inhaler atau nebulizer untuk pengiriman mungkin merupakan obat yang bekerja pendek, seperti albuterol (Ventolin). Obat ini membantu dengan cepat membuka saluran udara agar lebih mudah bernapas. Seorang dokter mungkin juga meresepkan obat jangka panjang yang mengandung steroid yang membantu mengurangi peradangan dan juga membuka saluran udara.

Baca juga: 9 Tanda Batuk yang Berbahaya pada Anak

Selain obat resep, dokter mungkin menyarankan mengambil langkah untuk mengurangi alergen yang biasanya memicu gejala asma. Contohnya termasuk merokok, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan tungau debu.

Orang tua dan pengasuh dapat melindungi anak mereka dari pemicu asma di rumah dengan cara:

  • Mencuci sprei dan mainan kain setidaknya seminggu sekali di air bersuhu 55 derajat Celsius atau lebih panas untuk membunuh tungau debu.
  • Sedot debu setidaknya sekali seminggu untuk menghilangkan debu berlebih.
  • Hindari asap rokok memasuki rumah atau mobil. Jika orangtua atau pengasuh merokok di luar rumah, mereka harus mengganti pakaian saat kembali ke rumah.
  • Mencegah hewan peliharaan masuk ke kamar tidur.
  • Menggunakan pembersih udara yang memiliki filter udara partikulat efisiensi tinggi untuk mengurangi jumlah bulu dan debu hewan di rumah.
  • Menutupi kasur tempat tidur bayi dengan pelapis anti alergi. Pelapis ini memiliki anyaman yang rapat, sehingga dapat mencegah tungau debu masuk ke kasur.
  • Orangtua atau pengasuh mungkin juga ingin berbicara dengan dokter anak mereka sebelum memperkenalkan makanan yang berpotensi menimbulkan alergi, seperti kacang tanah, susu sapi, telur, dan gandum, meskipun alergi makanan jarang menyebabkan asma pada bayi. Namun, jika ada riwayat keluarga yang sensitif terhadap makanan, mungkin bermanfaat untuk memperkenalkan makanan ini secara perlahan dan dalam jumlah kecil untuk memastikan bahwa anak tidak mengalami reaksi alergi yang menyebabkan masalah pernapasan.

Referensi:
Asthma and Allergy Foundation of America . Diakses pada 2021. Asthma in Infants.
Healthline. Diakses pada 2021. Identifying and Treating Asthma in Babies.
Medical News Today. Diakses pada 2021. How to Tell If Your Baby Has Asthma.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan