Ketahui Penyebab dan Komplikasi Plasenta Akreta pada Ibu Hamil

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   21 Desember 2018
Ketahui Penyebab dan Komplikasi Plasenta Akreta pada Ibu HamilKetahui Penyebab dan Komplikasi Plasenta Akreta pada Ibu Hamil

Halodoc, Jakarta – Plasenta adalah organ penting yang menempel di dinding rahim ibu selama masa kehamilan dan akan terlepas secara alami setelah melahirkan. Namun pada beberapa kasus, plasenta melekat terlalu dalam di dinding rahim, sehingga tidak kunjung lepas. Kondisi ini dinamakan dengan plasenta akreta atau sering disebut juga sebagai “plasenta tertahan” atau retentio plasenta. Ibu perlu waspada dengan masalah kehamilan yang satu ini. Pasalnya, tidak hanya bisa memberi dampak serius bagi kondisi janin, tapi juga bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya bagi ibu hamil.

Plasenta akreta adalah kondisi di mana pembuluh darah plasenta (ari-ari) atau bagian-bagian lain dari plasenta tumbuh terlalu dalam di dinding rahim. Itulah sebabnya plasenta sulit terlepas dari dinding rahim setelah melahirkan.

Tingkat keparahan plasenta akreta tergantung dari seberapa dalamnya plasenta melekat di dinding rahim. Kasus yang paling sering terjadi adalah plasenta tumbuh terlalu dalam di dinding rahim. Namun pada kondisi yang lebih parah, plasenta juga bisa tumbuh semakin dalam di dinding rahim hingga mencapai otot rahim. Kondisi ini dinamakan plasenta inkreta. Sementara kondisi yang paling parah adalah plasenta perkreta, yaitu plasenta sudah sampai menembus seluruh dinding rahim hingga melekat pada organ lain.

Penyebab Plasenta Akreta

Penyebab pasti plasenta akreta sampai saat ini masih belum diketahui. Namun, kondisi ini diduga terjadi karena tingginya kadar protein bernama alpha-fetoprotein (AFP) yang dihasilkan oleh janin dan dapat dideteksi dari darah ibu hamil. Adanya kelainan pada kondisi lapisan rahim juga diduga dapat memicu terjadinya plasenta akreta, seperti jaringan parut pasca operasi caesar atau operasi lain di rahim.

Risiko plasenta akreta bisa terus meningkat tiap kali ibu hamil, apalagi bila usia ibu di atas 35 tahun. Selain itu, beberapa faktor berikut juga meningkatkan risiko wanita mengalami kondisi ini:

  • Posisi plasenta berada di bagian bawah rahim ketika hamil, karena plasenta seharusnya berada di puncak rahim.

  • Terdapat masalah pada kondisi rahim, seperti miom.

Komplikasi Plasenta Akreta

Plasenta akreta merupakan komplikasi kehamilan yang berbahaya karena berpotensi mengancam nyawa. Kondisi ini bisa menyebabkan seorang wanita mengalami pendarahan hebat hingga membuatnya kehilangan 3 sampai 5 liter darah saat melahirkan. Perlu diketahui, rata-rata orang dewasa memiliki sekitar 4,5 sampai 5,5 liter darah dalam tubuhnya. Itulah sebabnya, sebagian besar wanita hamil dengan plasenta akreta perlu menjalani transfusi darah saat melahirkan akibat pendarahan yang hebat.

Kadang-kadang dokter akan membiarkan plasenta tetap menempel dalam tubuh ibu, karena jaringannya bisa terlepas seiring berjalannya waktu. Namun, cara ini pun dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti infeksi rahim parah, sehingga perlu dilakukan tindakan pengangkatan rahim untuk mengatasinya. Komplikasi lainnya yang bisa terjadi bila plasenta dibiarkan menempel adalah terbentuknya gumpalan bekuan darah yang bisa menyumbat paru-paru alias emboli paru.

Komplikasi plasenta akreta juga bisa terjadi pada kehamilan berikutnya. Ibu hamil yang pernah mengalami plasenta akreta pada kehamilan pertama berisiko mengalami kondisi yang sama pada kehamilan berikutnya, bahkan juga berisiko mengalami keguguran dan melahirkan bayi prematur.

Risiko kematian juga merupakan hal signifikan yang mesti dihadapi pengidap plasenta akreta. Ada sekitar 7 persen wanita hamil dengan kondisi ini meninggal dunia selama persalinan. Bahkan, ibu hamil bisa meninggal dunia di saat ibu dan dokter sedang melakukan tindakan pencegahan.

Mengingat akan bahaya plasenta akreta yang tidak main-main, ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ke dokter kandungan. Dokter bisa mengamati kondisi perkembangan kehamilan dan merencanakan waktu persalinan dengan persiapan yang matang agar persalinan dapat berjalan dengan aman.

Ibu hamil juga bisa membicarakan masalah kesehatan yang dialami kepada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Ibu bisa menghubungi dokter untuk minta saran kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan