Ketahui Perbedaan Kusta dan Psoriasis

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   24 Januari 2020
Ketahui Perbedaan Kusta dan Psoriasis Ketahui Perbedaan Kusta dan Psoriasis

Halodoc, Jakarta – Kusta dan psoriasis adalah dua penyakit yang sama-sama menimbulkan lesi kulit. Terlihat memang mirip, namun kedua kondisi tersebut punya perbedaan dari gejala dan penanganannya. Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention, kusta atau yang disebut penyakit Hansen disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri tersebut tumbuh dengan lambat dan tidak bisa hidup di luar inangnya. 

Sedangkan psoriasis termasuk gangguan autoimun yang memengaruhi kulit. Kondisi ini menyebabkan sel-sel kulit tumbuh dengan cepat, sehingga menimbulkan lesi dan plak kulit. Berbeda dengan kusta, psoriasis bersifat tidak menular. Kombinasi genetika dan faktor lingkungan diduga menjadi penyebab utama psoriasis. Untuk mengetahui lebih dalam tentang perbedaan keduanya, berikut ini ulasannya.

Baca Juga: Kenali 5 Penyakit Kulit yang Jarang Terjadi

Perbedaan Gejala Kusta dan Psoriasis

Bukan hanya kulit saja, kusta juga mampu memengaruhi saraf dan otot pengidapnya. Kusta dibagi menjadi dua bentuk, yaitu kusta lepromatosa dan kusta tuberkuloid. Psoriasis juga menyebabkan luka pada kulit, tetapi lebih mirip seperti bercak kulit yang kering. Kadang-kadang psoriasis menyebabkan kulit pecah dan berdarah. Dikutip dari Healthline, perbedaan gejala lainnya, yaitu:

  1. Gejala Kusta:
  • Muncul lesi atau luka pada kulit yang dapat berubah warna;
  • Pertumbuhan kulit;
  • Kulit kering;
  • Kulit tebal atau kaku;
  • Sakit parah di area lesi;
  • Mati rasa di daerah yang terkena;
  • Kelemahan otot;
  • Masalah mata, seperti keratitis, iritis, atau borok kornea;
  • Pembesaran saraf;
  • Hidung mimisan;
  • Muncul bisul di kaki.
  1. Gejala Psoriasis:
  • Bercak merah-ungu pada kulit dan bersisik;
  • Kulit pecah-pecah yang bisa berdarah;
  • Gatal dan muncul rasa sakit;
  • Timbul rasa seperti terbakar;

Kuku berlubang, bergerigi, atau menebal;

  • Sendi yang kaku dan bengkak (psoriatic arthritis).

Jika kamu mengalami gejala-gejala di atas, periksakan ke dokter agar segera ditangani. Sebelum mengunjungi rumah sakit, kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu lewat aplikasi Halodoc. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu.

Baca Juga: Jaga Kesehatan Kulit di Tahun Baru dengan Cara Tepat

Penanganan yang Tepat untuk Kusta dan Psoriasis

Ada penanganan yang berbeda dari kusta dan psoriasis. Kusta berkembang dalam waktu yang lama serta memengaruhi otot dan saraf, maka pengobatan kusta memakan waktu yang cukup lama. Kusta disebabkan oleh bakteri, maka pengobatannya mencakup pemberian antibiotik selama enam bulan hingga dua tahun. Meskipun memakan waktu yang lama, kebanyakan orang yang menjalani pengobatan kusta dapat melanjutkan kegiatan sehari-hari.

Sedangkan perawatan psoriasis berfokus untuk mengurangi gejala, seperti memberikan pelembap kulit, menghilangkan sisik, menenangkan kemerahan, dan mengendalikan peradangan kulit. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut ini pengobatan untuk psoriasis:

  • Obat-obatan topikal yang dijual bebas;
  • Kortikosteroid topikal;
  • Anthralin;
  • Produk pinus atau batubara;
  • Terapi cahaya, seperti sinar matahari, ultraviolet A (UVA), ultraviolet B (UVB), psoralen plus ultraviolet A (PUVA), atau laser excimer;
  • Obat imunomodulator, seperti Enbrel, Remicade, Humira, atau Stelara.

Baca Juga: Ini Cara Mengobati Infeksi Kulit Berdasarkan Penyebabnya

Pemberian obat-obatan di atas bisa berbeda-beda pada setiap orang tergantung seberapa parah psoriasis. Kalau kamu mengalami psoriasis, hindari melakukan perawatan di atas tanpa pengawasan dokter. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu untuk menjaga keamanannya. 

Referensi :

Healthline. Diakses pada 2020. What’s the Difference Between Leprosy and Psoriasis?.

Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Signs and Symptoms.

Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Psoriasis.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan