Ketahui Perbedaan Tahi Lalat Berbahaya dan Tidak Berbahaya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 November 2018
Ketahui Perbedaan Tahi Lalat Berbahaya dan Tidak BerbahayaKetahui Perbedaan Tahi Lalat Berbahaya dan Tidak Berbahaya

Halodoc, Jakarta – Tahi lalat yang muncul di permukaan kulit seringkali memang tidak berbahaya. Itulah mengapa kebanyakan orang tidak terlalu memerhatikan tahi lalat yang ada di tubuhnya. Namun tahukah kamu, ada juga jenis tahi lalat yang berbahaya lho. Jenis tahi lalat yang tidak normal ini bisa menjadi gejala kanker kulit melanoma. Karena itu, ketahui bedanya tahi lalat berbahaya dan yang tidak berbahaya di sini.

Mengenal Tahi Lalat yang Normal

Tahi lalat terbentuk dari pengelompokan sel-sel penghasil zat warna kulit bernama melanosit. Walaupun warna, bentuk, dan ukurannya bisa berbeda-beda, tapi tahi lalat yang normal umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Warna. Selain berwarna cokelat atau agak gelap, tahi lalat juga ada yang berwarna sama persis dengan warna kulit. Orang yang berkulit atau rambut gelap juga cenderung memiliki tahi lalat yang berwarna lebih gelap dari mereka yang berkulit putih atau rambut pirang.

  • Bentuk. Ada berbagai macam bentuk tahi lalat, mulai dari yang bulat, oval, menonjol, sampai datar.

  • Tekstur. Tekstur tahi lalat pun bervariasi, ada yang menyatu rata dengan kulit atau timbul terangkat, halus atau kasar, bahkan ada yang ditumbuhi bulu.

  • Ukuran. Tahi lalat yang normal biasanya berdiameter kurang dari 6 milimeter.

Banyak sedikitnya jumlah tahi lalat di tubuh tiap orang pun berbeda-beda. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor:

  • Faktor kulit. Orang-orang yang berkulit lebih terang biasanya memiliki tahi lalat yang lebih banyak dibandingkan mereka yang berkulit lebih gelap.

  • Faktor Keturunan. Munculnya tahi lalat juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Jadi, bila kamu memiliki anggota keluarga yang memiliki banyak tahi lalat atau memiliki tahi lalat dengan ciri-ciri tertentu, maka kamu pun berisiko mengalami hal yang sama.

  • Paparan sinar matahari. Sering terpapar sinar matahari juga merupakan penyebab tahi lalat muncul.

Beberapa tahi lalat ada yang sudah muncul sejak kamu lahir, tetapi ada juga yang baru bertumbuh selama 30 tahun pertama kehidupan kamu. Uniknya lagi, warna, bentuk dan jumlah tahi lalat bisa saja berubah. Misalnya saat hamil, tahi lalat mungkin akan menggelap. Sedangkan pada orang yang berumur di atas 40 tahun, warna tahi lalat bisa memudar. Jumlah tahi lalat juga bisa bertambah selama masa remaja.

Waspada Tahi Lalat yang Berbahaya

Selain tahi lalat normal, ada juga tahi lalat berbahaya yang perlu kamu waspadai, yaitu tahi lalat yang merupakan gejala dari kanker kulit melanoma (kanker kulit yang terjadi pada bagian melanosit atau sel-sel penghasil pigmen kulit). Penampilan tahi lalat melanoma berbeda dengan tahi lalat normal. Tahi lalat melanoma memiliki tepian yang kasar dan tidak rata, bentuknya tidak simetris dan bisa memiliki campuran dua atau tiga warna lebih, serta diameternya melebihi 6 milimeter. Jenis tahi lalat ini terasa gatal dan kadang-kadang bisa berdarah.

Jadi, bila tahi lalat yang ada di tubuh kamu berubah secara tidak biasa dan kamu curiga perubahan tersebut merupakan gejala kanker kulit melanoma, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Dokter perlu melakukan pemeriksaan sampel jaringan tahi lalat yang dicurigai dengan menggunakan mikroskop untuk memastikan penyebab tahi lalat tersebut. Metode ini disebut juga sebagai biopsi.

Kalau kamu ingin tahu lebih jauh seputar melanoma, tanyakan saja kepada dokter yang ahli di Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan