Ketahui Prosedur Diagnosis Neuroma Akustik

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   24 Mei 2019
Ketahui Prosedur Diagnosis Neuroma AkustikKetahui Prosedur Diagnosis Neuroma Akustik

Halodoc, Jakarta – Neuroma akustik adalah kondisi di mana terdapat tumor jinak pada saraf keseimbangan alias vestibular yang menghubungkan telinga dengan otak. Tumbuhnya tumor menutupi saraf keseimbangan, sehingga mengakibatkan fungsi pendengaran dan keseimbangan tubuh jadi terganggu. Bagaimana prosedur diagnosis yang perlu dilakukan untuk penyakit ini?

Neuroma akustik biasanya menyerang orang dewasa antara usia 30-60 tahun. Kabar buruknya, kondisi ini ternyata lebih banyak menyerang wanita dibanding pria. Jenis tumor otak jinak ini berkembang secara perlahan dan jarang menyebar ke bagian tubuh lain.

Namun, bukan berarti kondisi ini boleh dianggap sepele. Neuroma akustik bisa menjadi masalah serius jika tumor yang tumbuh menjadi sangat besar dan menekan batang otak. Jika ini yang terjadi, nyawa seseorang bisa menjadi taruhannya.

Baca juga:  Ganggu Fungsi Pendengaran, Kenali Lebih Jauh Neuroma Akustik

Dibutuhkan diagnosis yang cepat dan tepat untuk kondisi ini, sebab penanganan dibutuhkan agar tumor tidak semakin memburuk. Penanganan yang bisa dilakukan untuk kondisi ini adalah pengamatan secara berkala, radiasi, ataupun operasi untuk mengangkat tumor.

Diagnosis penyakit ini dilakukan dengan menanyakan gejala yang dialami dan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, terutama pada telinga. Sebab, ada beberapa gejala neuroma akustik yang mirip dengan gejala penyakit telinga bagian tengah atau dalam.

Selain itu, dibutuhkan juga beberapa tes penunjang untuk memastikan diagnosis. Salah satu jenis tes penunjang yang bisa dilakukan adalah tes pendengaran alias audiometri. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memperdengarkan suara dalam berbagai nada suara pada masing-masing telinga.

Selama pemeriksaan, kamu akan diminta untuk memberi tanda pada setiap mendengar suara tersebut. Selain itu, pemeriksaan penunjang lain yang bisa dilakukan adalah pemindaian, terutama pada otak.

Prosedur pemindaian yang bisa dilakukan adalah CT scan atau MRI. Biasanya, pemeriksaan MRI lebih dipilih karena bisa mendeteksi tumor dalam ukuran kecil sekalipun, meskipun hanya sebesar 1 hingga 2 milimeter. Pemeriksaan MRI menggunakan gelombang radio dan medan magnet, dan umumnya bisa digunakan untuk mengidentifikasi neuroma akustik.

Baca juga: Ini Bedanya Neuroma Akustik, Diabetik, dan Radialis

Gejala dan Penyebab Neuroma Akustik

Biasanya, pemeriksaan dan pemindaian baru dilakukan setelah seseorang merasakan gejala-gejala yang menyerupai neuroma akustik. Umumnya, gejala baru akan terasa seiring dengan tumor yang bertumbuh dan semakin membesar. Pertumbuhan tumor ini bisa menyebabkan tekanan pada saraf pendengaran dan keseimangan.

Selain itu, tumor juga bisa menekan saraf yang mengendalikan otot dan sensasi rasa pada wajah, menekan pembuluh darah di sekitarnya, serta struktur pada otak. Kondisi ini bisa memicu gejala berupa kehilangan keseimbangan, vertigo, serta kehilangan pendengaran secara bertahap atau mendadak.

Neuroma akustik terjadi di sepanjang saraf akustik (vestibular) yang merupakan salah satu saraf dari otak. Saraf ini bertugas untuk mengendalikan pendengaran dan keseimbangan tubuh. Penyakit ini diduga terjadi akibat gangguan fungsi gen pada kromosom 22.

Gen tersebut mengendalikan pertumbuhan tumor dan menutupi sel saraf dalam tubuh, termasuk menyerang saraf vestibular. Meski begitu, masih belum diketahui apa penyebab terjadinya gangguan pada gen ini.

Baca juga: Waspada Neuroma Akustik, Ini Cara Mengatasinya

Masih penasaran sola penyakit neuroma akustik dan bagaimana mendiagnosisnya? Tanya ke dokter di aplikasi Halodoc saja! Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Kamu juga bisa menyampaikan keluhan kesehatan dan gejala yang muncul pada dokter. Dapatkan rekomendasi kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya hanya di Halodoc. Ayo, download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play.



Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan