Ketahui Risiko Kelahiran Prematur dan Cara Mencegahnya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   19 November 2020
Ketahui Risiko Kelahiran Prematur dan Cara MencegahnyaKetahui Risiko Kelahiran Prematur dan Cara Mencegahnya

Halodoc, Jakarta - Kelahiran prematur terjadi ketika ibu hamil melahirkan sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu. Faktor risiko kelahiran prematur beragam. Mulai dari usia saat hamil, riwayat melahirkan prematur sebelumnya, hingga masalah kesehatan tertentu. 

Kelahiran prematur dapat menyebabkan banyak masalah pada bayi. Jadi, penting untuk memahami apa saja hal yang meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bagaimana cara mencegahnya. Simak dalam pembahasan berikut, ya!

Baca Juga: Ibu Hamil, Wajib Pahami Fakta dan Penyebab Kelahiran Prematur

Faktor Risiko Mengalami Kelahiran Prematur

Seperti disebutkan tadi, faktor risiko mengalami kelahiran prematur cukup beragam. Seperti usia ibu yang hamil di bawah 17 tahun atau di atas 35 tahun, hamil kembar, pernah melahirkan prematur sebelumnya, jarak antar kehamilan yang terlalu dekat, dan masalah kesehatan tertentu.

Berikut beberapa hal lain yang bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur:

  • Menderita penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, preeklamsia, penyakit jantung, penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, dan penyakit menular seksual.
  • Memiliki berat badan terlalu rendah atau berlebihan sebelum hamil.
  • Mengalami perdarahan vagina pada trimester 1 atau 2 kehamilan.
  • Air ketuban terlalu banyak (polihidramnion).
  • Memiliki kelainan pada plasenta, serviks, atau rahim.
  • Gaya hidup yang kurang sehat, seperti pola makan buruk, merokok, memakai obat-obatan terlarang, stres berat, dan menjalani pekerjaan yang menguras tenaga.

Baca Juga: Yang Harus Diketahui untuk Merawat Bayi Prematur

Cara Mencegah Kelahiran Prematur

Ada beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan ibu hamil untuk menurunkan risiko kelahiran prematur, yaitu:

1.Menerapkan Pola Hidup Sehat

Sebelum dan selama kehamilan, penting bagi ibu untuk menerapkan pola hidup sehat. Misalnya, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, menjaga berat badan ideal, menghindari stres, dan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan.

2.Terapi Progesteron

Terapi progesteron biasanya ditujukan bagi wanita yang memiliki risiko tinggi melahirkan bayi prematur. Terutama yang memiliki riwayat kelahiran prematur dan kelainan serviks. Terapi progesteron yang bisa diberikan beragam, seperti dalam bentuk obat minum, koyo, suntikan, atau tablet yang dimasukkan melalui vagina.

3.Pengikatan Leher Rahim

Seperti namanya, prosedur pengikatan leher rahim dilakukan dengan cara menjahit leher rahim atau serviks. Prosedur ini biasanya dianjurkan untuk ibu hamil yang pernah mengalami keguguran, kelahiran prematur, maupun yang memiliki kelainan pada leher rahim.

Baca Juga: 5 Penyebab Bayi Lahir Prematur

Itulah sedikit penjelasan mengenai risiko kelahiran prematur dan bagaimana cara mencegahnya. Setelah mengetahui berbagai faktor risiko kelahiran prematur, ibu hamil diharapkan bisa mengupayakan kehamilan yang sehat, agar bayi bisa terlahir normal.

Namun, jika ibu merasa memiliki faktor risiko kelahiran prematur, jangan ragu untuk membicarakannya pada dokter kandungan. Hal ini dapat mulai dilakukan sejak merencanakan kehamilan dan selama kehamilan. Dengan begitu, penanganan yang sesuai bisa diberikan. Agar lebih mudah, kamu juga bisa download aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter kandungan lewat chat

Referensi:
Frontiers in Immunology. Diakses pada 2020. Strategies to Prevent Preterm Birth.
American Pregnancy Association. Diakses pada 2020. Premature Labor.
Baby Center. Diakses pada 2020. Preterm Labor and Birth.
Kidshealth, Nemours. Diakses pada 2020. Treatments to Prevent Premature Birth.
Verywell Family. Diakses pada 2020. Causes of Premature Birth.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan