Ketahui Spinal Cord Stimulation untuk Mengatasi Nyeri Kronis

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 Juli 2022

“Ada berbagai metode untuk mengatasi nyeri kronis. Salah satunya dengan spinal cord stimulation yang dapat membantu untuk mengelola rasa nyeri.”

Ketahui Spinal Cord Stimulation untuk Mengatasi Nyeri KronisKetahui Spinal Cord Stimulation untuk Mengatasi Nyeri Kronis

Halodoc, Jakarta – Nyeri kronis merupakan kondisi yang membuat tubuh merasa nyeri hebat yang tidak mereda. Gangguan ini dapat menyebabkan pengidap kesulitan melakukan aktivitas. Dampaknya bisa mengarah ke masalah kesehatan kronis lainnya seperti depresi, obesitas, dan konsumsi obat berlebihan untuk mengatasi rasa sakit.

Nyeri kronis dapat terjadi karena berbagai hal. Hampir semua cedera saraf memiliki potensi untuk berkembang menjadi nyeri kronis. Lalu, trauma pada tubuh, kondisi medis atau obat-obatan lainnya dapat menyebabkan cedera pada saraf. 

Selain itu, saraf terjepit di punggung, diabetes yang tidak terkontrol, atau pernah menjalani prosedur medis tertentu, juga meningkatkan risiko terjadinya nyeri kronis. 

Spinal Cord Stimulation untuk Mengatasi Nyeri Kronis

Nyeri kronis bisa ditangani baik secara non-bedah maupun bedah. Namun, belakangan, muncul teknik baru dalam dunia medis yang dikenal dengan Spinal Cord Stimulation atau SCS. Cara ini diyakini dapat membantu pengidap untuk mengelola rasa nyeri ketika penyebabnya tidak dapat dihilangkan, atau cedera tidak dapat diobati.

Alat ini ditanam pada bagian bawah kulit untuk membuat dan mengirimkan rangsangan listrik, dengan tegangan ringan atau rendah ke bagian sumsum tulang belakang. Tujuannya yaitu membantu meringankan rasa nyeri. Perangkat SCS terdiri dari generator yang dipasang di bagian bawah kulit dekat perut atau pantat. Ada juga elektroda yang diletakkan di antara sumsum tulang dan tulang belakang. 

Perangkat akan memungkin pengidap untuk mengirimkan rangsangan listrik dengan memakai remote saat pengidap merasa nyeri. Selanjutnya, arus listrik dengan tegangan rendah akan dialirkan dari generator, ke bagian saraf yang membantu menghambat rasa nyeri. 

Sebelum bisa memasang perangkat tersebut, dokter pastinya membutuhkan pelatihan khusus dalam bidang interventional pain management. Selain itu, pemasangan SCS sendiri dilakukan dengan berpedoman pada x-ray guidance

Spinal cord stimulation menjadi metode pengobatan alternatif pilihan apabila pengobatan nyeri non-bedah tidak berhasil meredakan rasa nyeri. Metode ini dapat digunakan untuk mengobati atau mengelola berbagai jenis nyeri kronis, termasuk:

  • Sakit punggung, terutama sakit punggung yang berlanjut bahkan setelah operasi.
  • Nyeri pasca operasi.
  • Arachnoiditis atau peradangan yang menyakitkan pada arachnoid, selaput tipis yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang).
  • Sakit jantung (angina) yang tidak dapat diobati dengan cara lain.
  • Cedera pada sumsum tulang belakang.
  • Nyeri terkait saraf, seperti neuropati diabetes parah dan neuropati terkait kanker akibat radiasi, pembedahan, atau kemoterapi.
  • Penyakit pembuluh darah perifer.
  • Sindrom nyeri regional kompleks.
  • Nyeri setelah amputasi.
  • Nyeri perut viseral dan nyeri perineum.

Spinal cord stimulation dapat meningkatkan kualitas hidup pengidap secara keseluruhan, sekaligus mengurangi kebutuhan konsumsi obat nyeri. Metode pengobatan ini biasanya dilakukan bersama dengan perawatan nyeri lainnya, termasuk olahraga, terapi fisik, dan metode relaksasi.

Adakah Komplikasi yang Mungkin Terjadi?

Komplikasi dari prosedur spinal cord stimulation bisa dibilang jarang terjadi. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa tidak ada prosedur yang berlangsung tanpa risiko. Terkait dengan prosedur SCS, sebagian kecil pengidap mungkin mengalami beberapa kondisi berikut:

  • Infeksi, yang mungkin terjadi dalam 2-8 minggu pertama.
  • Perdarahan.
  • Migrasi perangkat, misalnya elektroda bergerak dari lokasi pemasangan dan stimulator tidak memblokir rasa sakit secara efektif. Kondisi ini sering membutuhkan operasi lanjutan untuk mengembalikan elektroda ke tempat yang tepat.
  • Kerusakan perangkat, misalnya jatuh atau aktivitas fisik intens yang dapat merusak stimulator.
  • Tusukan dural. Dura mater mengelilingi sumsum tulang belakang dan perangkat SCS dimasukkan ke dalam ruang epidural, tepatnya pada area di luar dura mater. Jika jarum atau elektroda masuk terlalu dalam dan menembusnya, cairan serebrospinal bisa bocor. Tusukan ini dapat menyebabkan sakit kepala parah.
  • Trauma sumsum tulang belakang. Meski sangat jarang, penyisipan perangkat dapat menyebabkan cedera saraf dan kelumpuhan.

Jadi, pastikan kamu berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter, sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur Spinal Cord Stimulation untuk membantu meredakan nyeri kronis. 

Lebih baik lagi kalau kamu melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh dengan memanfaatkan Layanan Janji Medis di aplikasi Halodoc. Kamu bisa download aplikasi Halodoc langsung melalui Play Store maupun App Store. 

Referensi:
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Spinal Cord Stimulator.
American Association of Neurological Surgeons. Diakses pada 2022. Spinal Cord Stimulation.
Spine-Health. Diakses pada 2022. Spinal Cord Stimulation for Chronic Back and Neck Pain.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan