Ketahui Studi Terbaru tentang Virus Corona

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   14 Oktober 2020
Ketahui Studi Terbaru tentang Virus CoronaKetahui Studi Terbaru tentang Virus Corona

Halodoc, Jakarta - Infeksi virus corona belum juga tuntas hingga hari ini. Diperkirakan kasusnya akan terus melonjak sebelum vaksin disebarluaskan. Per hari ini (13/10), tercatat ada sebanyak 337 ribu kasus virus corona di Indonesia, dengan jumlah kesembuhan sebanyak 259 ribu, dan korban jiwa sebanyak 11,935 orang. Terkait dengan vaksin virus corona yang masih dalam proses uji coba, berikut sejumlah studi virus corona yang ditemukan baru-baru ini.

Baca juga: 7 Mitos seputar Virus Corona yang Sebenarnya Salah

1.Neurologis 

Studi virus corona yang ditemukan adalah gejala neurologis. Neurologis merupakan gejala infeksi virus corona yang berhubungan dengan saraf. Bahkan, sejumlah gejala neurologis yang dialami, gejala tersebut bisa saja terjadi setelah pengidap sembuh dari virus corona. Dari banyak pengidap virus corona, mereka mengalami sejumlah gejala neurologis, seperti:

  • Memori jangka pendek;
  • Sulit konsentrasi;
  • Sulit untuk fokus;
  • Sulit untuk melakukan dua kegiatan sekaligus.

2.Lama Bertahan

Studi virus corona selanjutnya ditemukan jika virus dapat bertahan di kulit manusia lebih lama ketimbang virus flu. Lama bertahan pada kulit diperkirakan selama sembilan jam, yang menempel pada sampel kulit mati manusia. Sedangkan strain virus influenza A (IAV), dapat hidup di kulit manusia selama dua jam. Hal yang perlu diketahui adalah, kedua virus tersebut dapat dengan mudah dimatikan dengan mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer berbahan dasar 70 persen alkohol.

Baca juga: Mengenal SARS yang Juga Dipicu oleh Virus Corona

3.Anosmia 

Anosmia merupakan kondisi yang terjadi saat seseorang kehilangan indera penciumannya. Kondisi ini menjadi salah satu gejala yang banyak ditemukan pada pengidap virus corona. Awalnya, pengidap akan mengalami sejumlah gejala, seperti sesak napas, demam, nyeri otot, menggigil, serta sakit tenggorokan. Namun, jika sejumlah gejala disusul dengan anosmia, maka kondisi ini perlu diwaspadai.

Berkurangnya kemampuan mencium dikenal dengan istilah olfactory dysfunction (OD) atau disfungsi olfaktorius. Pada pengidap virus corona, kondisi ini terjadi dalam kasus yang ringan, bahkan asimtomatik atau tanpa gejala. Pada pengidap, kondisi ini terjadi secara tiba-tiba. Bisa disertai dengan gejala lain atau tidak. Gejala yang satu ini sering ditemukan pada anak muda, juga wanita.

4.Kekebalan Tubuh Akibat Terkena Demam Berdarah

Dari penelitian yang dilakukan, paparan virus demam berdarah dapat memberikan kekebalan terhadap virus corona. Penelitian tersebut diperkuat dengan rendahnya angka infeksi virus corona di area-area yang telah mengalami wabah demam berdarah sebelumnya. Area yang dimaksud adalah Brazil, di mana tingkat antibodi terhadap demam berdarah terbilang tinggi.

5.Efektivitas Obat Anti Virus

Seperti yang kita ketahui bersama, remdesivir atau obat khusus infeksi virus corona belum ditemukan hingga saat ini. Namun, beberapa obat menunjukkan perkembangan baik dalam melawan virus corona, termasuk remdesivir. Obat ini menjadi obat pertama yang mendapatkan perizinan darurat dari Badan POM AS (FDA) untuk digunakan pada pengidap virus corona.

Remdesivir buatan Gilead Sciences bekerja dengan menghambat replikasi atau mutasi virus baru dengan memasukkan ke dalam gen virus tersebut. Sebenarnya, obat ini diciptakan untuk mengatasi penyakit ebola dan hepatitis C. Obat tersebut kini digunakan untuk mengobati pasien virus corona yang menjalani rawat inap di rumah sakit.

Baca juga: Ilmuwan Sebut Virus Corona Bisa Menyebar Melalui Udara

Untuk mengetahui berita terbaru terkait dengan virus corona yang sedang mewabah, kamu bisa mendownload aplikasi Halodoc untuk memantau perkembangannya. Jika kamu mengalami sejumlah masalah kesehatan, kamu juga bisa mendiskusikannya langsung dengan dokter untuk menentukan langkah penanganan yang tepat.

Referensi:
Kompas.com. Diakses pada 2020. 5 Studi Terbaru Terkait Virus Corona


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan