Ketahui tentang Jenis Disabilitas Dispraksia yang Dialami Daniel Radcliffe

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   27 September 2021
Ketahui tentang Jenis Disabilitas Dispraksia yang Dialami Daniel RadcliffeKetahui tentang Jenis Disabilitas Dispraksia yang Dialami Daniel Radcliffe

“Dispraksia yang dialami Daniel Radcliffe tidak menghambatnya jadi aktor yang sukses membintangi sekuel Harry Potter sejak masih anak-anak. Meskipun pengidap dispraksia memiliki kesulitan untuk melakukan hal-hal sederhana, tapi kondisi ini bisa dikelola dengan terapi. Cari juga lingkungan yang mendukung, sehingga memungkinkan pengidap menemukan strategi lain dalam melakukan kegiatan yang umum.”

Halodoc, Jakarta – Aneh rasanya jika melihat ada orang yang tidak mampu melakukan hal-hal sesederhana seperti mengikat tali sepatu atau menulis di atas kertas. Namun, kondisi ini nyatanya ada dalam medis, yaitu bernama dispraksia. Bahkan, seorang aktor dan pemeran utama film Harry Potter, Daniel Radcliffe, mengaku mengidap dispraksia. Daniel mengalami dispraksia yang tergolong ringan. Namun, memang mempengaruhi kemampuannya melakukan hal sederhana dan menulis.

Dispraksia adalah gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk merencanakan dan memproses kegiatan motorik. Seseorang dengan dispraksia biasanya memiliki masalah bahasa atau berbicara, dan terkadang memiliki tingkat kesulitan dalam pemikiran dan persepsi. Meskipun kondisi ini bisa menyebabkan masalah belajar pada anak-anak, tapi sama sekali tidak mempengaruhi kecerdasan seseorang. 

Baca juga: 4 Gangguan Perkembangan Anak yang Harus Diwaspadai

Kondisi Dispraksia pada Anak-anak

Dispraksia pada masa kanak-kanak adalah gangguan koordinasi gerakan yang disengaja. Hal ini mempengaruhi aktivitas otot yang kompleks, seperti menulis tangan, bermain bola, dan menari. Dispraksia merupakan gangguan perkembangan, artinya mempengaruhi cara bagian-bagian dari sistem saraf yang mengkoordinasikan kegiatan yang dilakukan anak. 

Dispraksia anak juga mempengaruhi aktivitas lain yang melibatkan koordinasi aktivitas otot dan otak. Contohnya aktivitas berbicara dan melakukan kegiatan yang rumit. Dispraksia tidak mempengaruhi kecerdasan. Namun, seorang anak akan berhadapan dengan rintangan selama masa-masa tumbuh kembangnya. 

Setiap anak memiliki berbagai macam kemampuan, dan tingkat perkembangannya bisa berbeda-beda. Anak-anak dengan dispraksia bukanlah anak abnormal. Mereka adalah kelompok anak yang koordinasi motoriknya berkembang lambat, sehingga beberapa hal sulit untuk dipelajari. Namun, bukan berarti keterampilan yang mereka anggap sulit tidak bisa dipelajari.

Anak dengan dispraksia memiliki keterlambatan dalam keterampilan motorik halus dan kasar. Namun, pola dan tingkat keparahannya akan bervariasi pada setiap anak. Anak “khas” dispraksia, membutuhkan usaha ekstra dalam menulis tangan, dan biasanya menghindari olahraga. Selain itu, anak dengan dispraksia tidak teratur dan sedikit berantakan, tampak nakal atau karena mereka sulit melakukan hal yang mereka inginkan (butuhkan atau diharapkan untuk dilakukan). 

Baca juga: Apakah Dyspraxia Memengaruhi Intelegensia Anak?

Kondisi Dispraksia pada Orang Dewasa

Kondisi dispraksia bisa bertahan hingga dewasa. Hanya saja, kondisi ini terkadang tidak dipahami dengan baik oleh sesama orang dewasa atau masyarakat umum. Sementara itu, orang dewasa dengan dispraksia yang bekerja mungkin kurang bersedia untuk mengungkapkan gangguan ini pada atasan atau rekan kerja. Mungkin karena khawatir tidak mendapatkan penerimaan, sehingga tidak bisa mendapatkan kesempatan sama seperti orang yang normal. 

Dispraksia bisa menyebabkan seseorang mengalami stres dan frustasi ketika berjuang melakukan kegiatan sehari-hari yang membutuhkan koordinasi. Contohnya saja saat berpakaian, beres-beres, memasak, dan mengemudi. Orang dewasa dengan dispraksia juga memiliki gaya berjalan yang berbeda. Kadang suka menabrak sesuatu saat berjalan, atau mengalami kesulitan dalam berolahraga. 

Dalam beberapa kasus, keterampilan berbahasa atau berkomunikasi juga terpengaruh. Hal ini yang yang menyebabkan rasa malu dan mengakibatkan kecanggungan sosial. Seiring waktu, seseorang mulai kurang percaya diri, merasa terisolasi, dan merasa memiliki harga diri yang rendah. Hal ini tentu berdampak pada dunia kerja dan lingkungan sosial. 

Dalam beberapa kasus, keterampilan bahasa lisan terpengaruh. Isu-isu ini dapat bergabung untuk menyebabkan rasa malu dan mengakibatkan kecanggungan sosial. Seiring waktu individu mungkin mulai kurang percaya diri, merasa terisolasi dan mengembangkan harga diri yang rendah.

Baca juga: Apakah Orang Dewasa juga Bisa Mengalami Dyspraxia?

Kiat untuk Sukses Meski Mengidap Dispraksia

Anak dan orang dewasa dengan dispraksia mungkin merupakan individu yang sangat cerdas, kreatif, dan memiliki rasa empati yang baik terhadap orang lain. Mereka juga mungkin mampu menemukan cara baru untuk belajar dan bisa sangat termotivasi, terutama dalam hal pemecahan masalah. Artinya, pengidap dispraksia memiliki kesempatan yang sama untuk sukses seperti orang lain. 

  1. Pahami Bagaimana Dispraksia Memengaruhimu

Banyak pengidap dispraksia yang memiliki keterampilan tertentu agar tetap bisa bertahan. Hal yang dibutuhkan adalah perubahan keadaan, seperti peran baru di tempat kerja atau sekolah. Kamu bisa membuat strategi yang sama efektifnya dengan strategi berkegiatan pada umumnya. 

Untuk mengetahui seberapa jauh dispraksia mempengaruhimu, lakukan tes skrining. Kamu bisa membuat jadwal kunjungan dokter di rumah sakit terdekat melalui Halodoc untuk bisa mendapatkan tes. Dengan diagnosa yang tepat, kamu bisa mengetahui kekuatan, kelemahan, dan program akomodasi yang bisa membantu aktivitasmu.

  1. Pertimbangkan Kemungkinan Kesulitan Sekunder

Jika kamu memiliki kesulitan koordinasi motorik dan kesulitan membaca, atau bahkan kesulitan duduk diam, sebaiknya pelajari lebih lanjut tanda-tanda disleksia, disgrafia, dan ADD/ADHD. Pertimbangkan untuk melakukan tes agar bisa menyaring sendiri masalah yang kamu alami. Karena masalah sekunder bisa memengaruhi diagnosis dispraksia. 

  1. Cari Dukungan di Tempat Kerja atau Sekolah

Hubungi kepala sekolah atau pihak perusahaan untuk mengetahui tentang bantuan bagi penyandang disabilitas. Dengan adanya diagnosis, kamu mungkin memiliki akses ke kursus pelatihan bersubsidi dan dukungan bermanfaat lainnya. Ketahui hak yang bisa kamu terima, tapi jangan kecewa jika ada rekan kerja yang kurang paham terhadap dispraksia. 

  1. Cobalah Berbagai Strategi Terapi

Tergantung pada tingkat keparahannya, ada beberapa terapi dispraksia yang bisa dijalani:

  • Terapi okupasi, untuk membantu pengidap dalam melakukan rutinitas dan aktivitas sehari-hari.
  • Terapi kognitif, separt terapi wicara. Agar bisa mengkoordinasikan bahasa dan pikiran, sehingga berkomunikasi pun jadi lebih teratur. Beberapa orang dewasa mungkin membutuhkan terapi kognitif agar bisa mengetik dengan baik. 
  1. Bergabunglah dengan Komunitas yang Mendukung

Cari tahu apakah ada komunitas untuk dispraksia. Jika kamu menemukannya, maka forum atau komunitas tersebut bisa menjadi tempat bertukar pengalaman dengan orang dispraksia lainnya. 

Itulah yang perlu diketahui mengenai dispraksia. Ingat, pengidap dispraksia tetap bisa meraih kesuksesan kok. Lihat saja contohnya Daniel Radcliffe yang sukses membintangi sekuel Harry Potter, sejak ia masih anak-anak hingga dewasa

Jika kamu berencana ingin menjalani terapi untuk kondisi dispraksia, tanyakan pada dokter di aplikasi Halodoc mengenai perawatan yang tepat. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg

Referensi:

Patient. Diakses pada 2021. Dyspraxia
NHS. Diakses pada 2021. Dyspraxia (developmental co-ordination disorder) in adults
Read and Spell. Diakses pada 2021. 5 Things to know about dyspraxia in adults
Medical News Today. Diakses pada 2021. What is dyspraxia?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan