Ketahui tentang Virus Parvo yang Bisa Menyerang Anjing dan Kucing

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   18 Februari 2021
Ketahui tentang Virus Parvo yang Bisa Menyerang Anjing dan KucingKetahui tentang Virus Parvo yang Bisa Menyerang Anjing dan Kucing

Halodoc, Jakarta - Virus parvo, disebut juga Canine parvovirus (CPV) adalah salah satu virus paling serius yang bisa menyerang anjing. Virus ini ditemukan pada tahun 1967 dan dengan cepat menjadi ancaman serius bagi kesehatan anjing. Hal ini karena virus ini sulit untuk dibunuh, dapat hidup lama di lingkungan, dan dilepaskan dalam jumlah besar oleh anjing yang terinfeksi.

Pada kucing, infeksi parvovirus dikenal dengan nama feline panleukopenia, yang disebabkan oleh Feline parvovirus (FPV). Virus tersebut terkait erat dengan canine parvovirus, yang biasa menyerang anjing. Saat menginfeksi, virus tersebut hanya akan menyerang sel mitosis atau yang aktif membelah, terutama sel-sel di saluran usus, sumsum tulang, dan kulit, serta menyebabkan kondisi anemia. 

Baca juga: Panduan untuk Membuat Makanan Anjing di Rumah

Gejala Infeksi Virus Parvo pada Anjing dan Kucing

Infeksi virus parvo pada anjing sangat berbahaya karena menyerang sel yang membelah dengan cepat di sumsum tulang dan usus. Setelah sumsum tulang terpengaruh, jumlah sel darah putih hewan turun, risiko infeksi meningkat, dan sistem kekebalan mulai menurun. 

Ketika sel-sel usus terpengaruh, lapisan usus menjadi rusak dan tubuh tidak dapat lagi menyerap nutrisi atau mencerna makanan dengan baik. Akibatnya adalah mual, muntah, dehidrasi, dan diare parah. Virus parvo biasanya menyebabkan diare yang berdarah dengan bau yang jauh lebih buruk daripada kotoran normal anjing.

Saat penyakit tersebut menyerang tubuh, anjing menjadi sangat lemah dan dehidrasi. Selain itu, anjing juga dapat mengalami sepsis, yaitu infeksi pada darah yang dapat terjadi ketika dinding usus tidak dapat bertindak sebagai penghalang terhadap bakteri.

Infeksi virus parvo menyerang kucing juga dapat memunculkan gejala, seperti:

  • Muntah.
  • Diare/diare berdarah.
  • Dehidrasi.
  • Penurunan berat badan.
  • Demam tinggi.
  • Anemia (karena penurunan sel darah merah).
  • Bulu kasar.
  • Depresi.
  • Kehilangan selera makan.
  • Gejala neurologis, misal kurangnya koordinasi.

Baca juga: 5 Masalah Kesehatan yang Umum Dialami Kucing

Cara Penularan Virus Parvo pada Anjing dan Kucing

Virus parvo paling sering menyerang anak anjing, tetapi anjing dewasa juga dapat tertular penyakit ini jika tidak divaksinasi. Seekor anjing yang sistem kekebalannya terganggu (karena kondisi medis lain) juga berisiko mengalami infeksi Canine parvovirus (CPV).

Seekor anjing dapat terinfeksi virus parvo setelah bersentuhan, mencium, atau memakan dengan partikel mikroskopis virus dari kotoran anjing yang terkontaminasi. Virus memasuki sistem tubuh anjing melalui mulut atau hidung. Kemudian, dibutuhkan sekitar tiga hingga tujuh hari hingga penyakit menjadi aktif di dalam tubuh.

Dalam beberapa hari, virus akan ditemukan di kotoran anjing yang sakit. Pada titik inilah hal itu dapat memengaruhi anjing lain. Gejala umumnya tidak muncul lagi selama beberapa hari. Virus terus berada di kotoran selama anjing sakit dan beberapa minggu setelah sembuh.

Partikel virus parvo juga dapat hidup di tanah atau lingkungan luar ruangan lainnya selama lima hingga tujuh bulan dan bahkan lebih lama di iklim dingin, karena virus dapat bertahan pada suhu beku. Jika partikel tersebut mengenai kaki atau bulu anjing dan kemudian tertelan, anjing tersebut dapat terinfeksi.

Baca juga: Tips Melakukan Grooming Anjing di Rumah

Sementara itu, pada kucing, Feline parvovirus (FPV) dapat ditularkan ke kucing lain saat bersentuhan dengan darah, kotoran, urine, atau cairan tubuh lainnya yang terinfeksi. Virus ini juga dapat menetap di banyak permukaan benda. Selain itu, anak kucing dapat tertular penyakit ini dalam kandungan atau melalui ASI jika ibu hamil atau menyusui terinfeksi. 

Meskipun anjing tidak dapat tertular FPV dari kucing, kucing dapat terinfeksi CPV dari anjing. Kucing biasanya memiliki gejala CPV yang jauh lebih ringan daripada anjing. Terkadang, CPV pada anjing juga dapat menyebabkan penyakit parah pada kucing.

Baik pada anjing atau kucing, infeksi virus parvo perlu segera diobati. Jika kamu menjumpai berbagai gejala infeksi virus ini pada anjing atau kucing kamu, sebaiknya segera bawa ke dokter hewan untuk diperiksa dan ditangani, sesuai kondisinya.

Jika kamu butuh beli makanan, obat, suplemen, atau produk kesehatan hewan lainnya, kamu bisa gunakan aplikasi Halodoc untuk membelinya, lho. Jangan lupa download aplikasinya di ponselmu, ya!

Referensi:
PetMD. Diakses pada 2021. Everything You Need to Know About Parvo in Dogs.
PetMD. Diakses pada 2021. Feline Panleukopenia Virus in Cats (Feline Distemper).
The Spruce Pets. Diakses pada 2021. Treating Parvovirus in Dogs.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan