Ketahui Tes Darah untuk Mendiagnosis Sindrom Nefrotik

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 Februari 2019
Ketahui Tes Darah untuk Mendiagnosis Sindrom NefrotikKetahui Tes Darah untuk Mendiagnosis Sindrom Nefrotik

Halodoc, Jakarta – Sindrom nefrotik merupakan salah satu jenis gangguan yang terjadi pada organ ginjal. Ini bukan suatu penyakit, melainkan pertanda bahwa organ ginjal kamu tidak berfungsi dengan baik. Meski begitu, gangguan ini bisa berkembang menjadi penyakit yang lebih serius, seperti gagal ginjal bila tidak segera ditangani. Karena itu, penting untuk mengetahui sindrom nefrotik sedini mungkin agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat.

Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis sindrom nefrotik adalah dengan tes darah. Seperti apa tes darah untuk sindrom nefrotik? Cari tahu di sini.

Apa Itu Sindrom Nefrotik?

Sindrom nefrotik merupakan suatu jenis gangguan pada ginjal yang menyebabkan tubuh mengeluarkan terlalu banyak protein melalui urine. Meski termasuk gangguan yang langka, tapi sindrom nefrotik bisa terjadi pada siapa saja. Sindrom nefrotik umumnya pertama kali diketahui pada usia kanak-kanak, terutama di sekitar usia 2 sampai 5 tahun.

Baca juga: Alasan Sindrom Nefrotik Dapat Menyerang Anak-Anak

Selain tingginya kadar protein dalam urine, ada gejala dan perubahan fisik yang bisa menandakan sindrom nefrotik, antara lain:

  • Perubahan pada urine. Kandungan protein yang tinggi bisa membuat urine yang keluar menjadi berbuih. Selain itu, anak yang mengidap sindrom nefrotik biasanya menunjukkan gejala berupa jarang berkemih atau jumlah urine yang sangat sedikit.

  • Penumpukan cairan atau edema. Kurangnya kadar protein dalam darah bisa memperlambat aliran air dari jaringan tubuh yang menuju ke pembuluh darah. Akibatnya, air akan menumpuk di jaringan tubuh yang menyebabkan pembengkakan. Kondisi ini biasanya terjadi di sekitar mata, pergelangan kaki, dan kaki. Penumpukan cairan ini juga bisa memicu kenaikan berat badan.

  • Pembekuan darah. Ada banyak jenis protein penting yang bisa terbuang melalui urine akibat sindrom nefrotik, salah satunya adalah protein untuk mencegah darah menggumpal. Akibatnya, pengidap sindrom nefrotik berisiko tinggi untuk mengalami kondisi serius akibat pembekuan darah.

  • Rentan terkena infeksi. Antibodi juga termasuk salah satu jenis protein yang terkandung dalam darah yang berfungsi untuk melawan infeksi. Ketika kadar protein dalam darah menurun, maka jumlah antibodi dalam tubuh juga jadi berkurang. Itulah sebabnya pengidap sindrom nefrotik lebih rentan untuk terkena infeksi.

  • Tekanan darah tinggi. Ginjal merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam mengatur tekanan darah dalam tubuh. Terjadinya gangguan pada ginjal saat mengidap sindrom nefrotik berpotensi meningkatkan tekanan darah pengidap. Selain itu, perubahan keseimbangan kadar protein dalam darah juga turut memicu terjadinya hipertensi.

Sindrom nefrotik juga bisa menunjukkan gejala-gejala lainnya, seperti mudah lelah, nafsu makan menurun, muntah dan diare, serta otot mengalami penyusutan dan warna kulit berubah menjadi putih (leukonychia). Bila kamu atau Si Kecil menunjukkan gejala-gejala tersebut, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan secepatnya.

Baca juga: Sindrom Nefrotik Bisa Sebabkan Komplikasi Kesehatan

Tes Darah untuk Mendiagnosis Sindrom Nefrotik

Dokter biasanya akan memulai pemeriksaan dengan menanyakan kondisi kesehatan dan gejala-gejala yang dialami pengidap. Bila kamu dicurigai mengidap sindrom nefrotik, dokter akan menyarankan kamu untuk melakukan tes lanjutan untuk mendapatkan diagnosis pasti.

Salah satu tes yang bisa dilakukan adalah tes darah. Tes darah penting karena pengidap sindrom nefrotik biasanya memiliki kadar albumin yang rendah dalam darah. Selain itu, tes darah juga berguna untuk mengevaluasi fungsi ginjal.

Selain tes darah, dua metode lainnya untuk mendiagnosis sindrom nefrotik, yaitu:

  • Tes urine. Tes ini jelas dibutuhkan karena sindrom umumnya ditandai dengan kadar protein yang tinggi dalam urine. Kamu biasanya diminta untuk memberikan sampel urine selama 24 jam untuk memastikan diagnosis. Bila hasil tes menunjukkan adanya kadar protein yang tinggi dalam urine, maka kamu dipastikan mengidap  sindrom nefrotik.

  • Biopsi ginjal, Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel jaringan pada ginjal untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium

Baca juga: Gaya Hidup Sehat untuk Pengidap Sindrom Nefrotik

Itulah penjelasan mengenai tes darah yang sering digunakan untuk mendiagnosis sindrom nefrotik. Kamu juga bisa melakukan tes darah lewat aplikasi Halodoc, lho. Caranya sangat praktis, kamu tinggal pilih Lab Service, yang terdapat pada aplikasi Halodoc, kemudian tentukan tanggal dan tempat pemeriksaan, lalu petugas lab akan datang menemuimu pada waktu yang sudah ditentukan. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan