Ketergantungan Narkoba adalah Penyakit, Masa Sih?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   02 Maret 2018
Ketergantungan Narkoba adalah Penyakit, Masa Sih?Ketergantungan Narkoba adalah Penyakit, Masa Sih?

Halodoc, Jakarta – Ketergantungan narkoba dan obat-obat terlarang lain sering diidentikkan dengan hal-hal yang negatif. Namun, banyak ahli yang menyebut bahwa ketergantungan narkoba ternyata adalah sebuah penyakit. Masa sih?

Ketergantungan terhadap suatu hal, seperti ketergantungan main game, kecanduan alkohol dan juga narkoba adalah hal yang bisa menyerang siapa saja. Ketergantungan disebut sebagai penyakit kompleks pada otak dan tubuh, yang melibatkan penggunaan beberapa zat secara kompulsif. Pada tingkat yang lebih lanjut, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang memiliki kualitas kesehatan yang semakin memburuk, termasuk berdampak pada kehidupan sosial.  

Sejumlah ahli pun meyakini bahwa ketergantungan, termasuk pada narkoba, adalah penyakit kronis yang disertai dengan perubahan signifikan pada otak. Kecanduan merupakan satu kondisi yang rumit dan melibatkan kemampuan otak dalam memproduksi hormon dopamin. Pasalnya bagian otak yang memilki hormon ini merupakan tempat paling mudah bagi zat adiktif untuk merusak tubuh.

Dopamin merupakan zat kecil di otak yang penting untuk membawa sinyal dari satu sel otak ke organ-organ tubuh lainnya. Hormon ini memiliki peran dalam mengatur pergerakan, pembelajaran, daya ingat, emosi, rasa senang, tidur, dan kognisi. Fungsi itulah yang akan dirusak oleh zat-zat dalam alkohol dan narkoba.

Pada tubuh yang sehat, dopamin berfungsi untuk mengenali sesuatu yang “enak” dan bermanfaat bagi tubuh seperti makan, berolahraga. Namun pada kasus kecanduan, dopamin menipu otak dengan cara mengatakan bahwa narkoba adalah hal yang sama baik dan dibutuhkan oleh tubuh, seperti makan. Hal itu yang memicu perasaan senang pada seseorang setelah mengonsumsi narkoba, dan mendorong keinginan untuk terus mendapatkan sensasi tersebut.

Selain itu, tak dapat dimungkiri bahwa sensasi yang diberikan dari obat-obatan tersebut mungkin membuat seseorang menyukainya. Banyak jurnal yang telah menyebut bahwa selain adiktif, efek samping lain dari penggunaan obat-obatan adalah perasaan tenang dan senang.

Berbeda dengan Kebiasaan

Banyak anggapan yang meyakini bahwa ketergantungan adalah kondisi yang disebabkan oleh satu kebiasaan. Misalnya, kamu menjadi kecanduan akan rokok karena terbiasa untuk membakar dan mengisapnya. Namun, ternyata hal itu adalah dua hal yang sangat berbeda.

Ketergantungan adalah tingkatan yang lebih parah. Sebab pada kecanduan, seseorang cenderung akan sangat sulit, bahkan tak mampu melepaskan apa yang ia sukai. Berbeda dengan kebiasaan yang bisa saja dilewatkan, entah karena alasan apapun.

Namun, tentu saja, keduanya masih saling terkait. Sebab penelitian menemukan bahwa salah satu faktor penyebab ketergantungan adalah kebiasaan. Saat pertama kali mencoba sesuatu, seseorang mungkin melakukannya dengan “sukarela” dan yakin akan mampu mengendalikan diri.

Namun seiring berjalannya waktu, dan karena hal itu dilakukan terus secara berulang, ia jadi memiliki dosis yang meningkat untuk dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Jumlah narkoba atau hal lain yang dibutuhkan untuk memenuhi tingkat kenikmatan dan kepuasaan seperti saat pertama mencoba, akan bertambah. Di sinilah proses ketergantungan akan dimulai.

Kemudian, pada saat yang bersamaan terjadi perubahan di bagian otak yang menyebabkan tubuh tak lagi dapat mengendalikan keinginan dan kebutuhan. Terutama terhadap hal yang menjadi candu tersebut. Kalau sudah begini, orang tersebut mungkin akan melewati masa-masa sulit saat tak mendapatkan apa yang ia inginkan.

Sayangnya, belum banyak yang mengerti bahwa hal demikian, apalagi jika sudah sampai pada tahap kecanduan, dapat berbahaya bagi kehidupan. Sehingga banyak orang yang memilih untuk menjauhi para pecandu tanpa berusaha menolongnya. Padahal, pertolongan dari orang terdekat adalah satu hal yang dibutuhkan untuk dapat sembuh dari ketergantungan.

Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter? Pakai aplikasi Halodoc saja! Hubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat untuk mendapatkan rekomendasi membeli obat. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan