Kolera Dapat Menular Melalui Makanan, Ini Penjelasannya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 April 2019
Kolera Dapat Menular Melalui Makanan, Ini PenjelasannyaKolera Dapat Menular Melalui Makanan, Ini Penjelasannya

Halodoc, Jakarta - Menyebabkan dehidrasi akibat diare parah, kolera adalah penyakit menular yang terjadi karena infeksi bakteri. Penularan kolera biasanya terjadi melalui air yang terkontaminasi, termasuk melalui makanan. Jika tidak segera ditangani, kolera dapat berakibat fatal hanya dalam beberapa jam saja.

Pada beberapa kasus, bakteri penyebab kolera (Vibrio cholerae) dapat menginfeksi tanpa memunculkan gejala, sehingga cukup banyak pengidap yang tidak menyadari kondisinya. Namun, pada sebagian kasus lainnya, kolera dapat juga memunculkan gejala seperti:

  • Diare, yang bisa muncul secara tiba-tiba. Diare akibat kolera bisa menyebabkan hilangnya cairan tubuh dengan cepat, yaitu sekitar 1 liter per jam. Sulit untuk membedakan antara diare akibat kolera atau penyakit lain. Namun, diare akibat kolera biasanya akan menyebabkan pengidapnya terlihat tampak pucat.
  • Mual dan muntah. Orang yang terjangkit bakteri kolera akan merasa mual dan muntah selama beberapa jam pada tahap awal terinfeksi.
  • Kram perut, terjadi akibat hilangnya kadar sodium, klorida, dan potasium akibat diare berkepanjangan.
  • Dehidrasi. Kolera yang telah menyebabkan gejala selama beberapa jam bisa mengakibatkan dehidrasi atau tubuh kekurangan cairan. Dehidrasi parah terjadi jika tubuh kehilangan cairan lebih dari 10 persen total berat tubuh.

Baca juga: Ini Gejala Seseorang Terkena Kolera yang Harus Diketahui

Pada anak-anak, gejala kolera seringkali lebih berat dibanding orang dewasa. Anak-anak yang terinfeksi kolera lebih rentan terkena hipoglikemia atau gula darah rendah, yang bisa menyebabkan kejang, hilang kesadaran, bahkan koma.

Seperti telah dikatakan sebelumnya, bahwa penyebab infeksi kolera adalah bakteri bernama Vibrio cholerae. Bakteri ini memproduksi CTX atau racun yang berpotensi kuat di dalam usus kecil. Dinding usus yang ditempeli CTX akan mengganggu aliran mineral sodium dan klorida hingga akhirnya menyebabkan tubuh mengeluarkan air dalam jumlah besar (diare) dan mengakibatkan kekurangan elektrolit dan cairan.

Ada dua siklus kehidupan yang berbeda pada bakteri kolera, yaitu di dalam tubuh manusia dan lingkungan. Ketika bakteri kolera berada dalam tubuh, orang yang terjangkit bisa menularkan penyakit melalui feses yang mengandung bakteri. Bakteri kolera bisa berkembang biak dengan subur jika persediaan air dan makanan terkontaminasi dengan feses tersebut.

Baca juga: Hati-Hati, Kolera Bisa Menyerang Hewan Unggas

Sementara itu di lingkungan, perairan pinggir pantai yang memiliki krustasea kecil bernama copepoda merupakan tempat alami munculnya bakteri kolera. Plankton dan alga jenis tertentu merupakan sumber makanan bagi krustasea, dan bakteri kolera akan ikut bersama inangnya (yaitu krustasea), mengikuti sumber makanan yang tersebar di seluruh dunia.

Cara kolera menular melalui makanan adalah ketika seseorang mengonsumsi makanan atau air yang mengandung bakteri kolera. Seperti misalnya mengonsumsi kerang mentah atau yang tidak dimasak dengan matang. Selain itu infeksi kolera bisa bersumber dari sayuran dan buah-buahan mentah yang tidak dikupas. Tumbuhnya bakteri kolera di daerah rawan kolera juga bisa terjadi melalui nasi dan milet yang terkontaminasi setelah dimasak dan didiamkan di suhu ruangan selama beberapa jam.

Lingkungan padat penduduk yang tidak memiliki sanitasi memadai biasanya rawan oleh penyakit kolera. Bakteri kolera bisa bertahan di air untuk jangka waktu yang lama dan mencemari sumur-sumur yang digunakan oleh masyarakat umum. Selain itu, lahan pertanian yang terkontaminasi oleh pemupukan yang tidak baik atau oleh pengairan yang mengandung sampah juga berpotensi menjadi sumber kolera.

Baca juga: 8 Langkah yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Kolera

Itulah sedikit penjelasan tentang kolera dan cara penularannya. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan