Kurang Konsumsi Vitamin D Bisa Picu Osteopetrosis?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   25 Februari 2020
Kurang Konsumsi Vitamin D Bisa Picu Osteopetrosis?Kurang Konsumsi Vitamin D Bisa Picu Osteopetrosis?

Halodoc, Jakarta – Sejatinya vitamin D memiliki peranan penting dalam dalam kesehatan tulang. Vitamin ini memaksimalkan penyerapan kalsium, fosfor, dan membantu menyimpan mineral ini dalam tulang dan gigi, serta menjadikannya lebih kuat dan sehat. 

Vitamin D juga berfungsi memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membantu mengatur pertumbuhan sel. Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Today’s Dietitian, disebutkan kalau kurang mengonsumsi vitamin D dapat memicu kelemahan tulang alias osteoporosis. Simak informasi selengkapnya di sini!

Pengeroposan Tulang

International Osteoporosis Foundation mendefinisikan osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan dan kualitas tulang. Akibatnya, tulang menjadi lebih keropos dan rapuh, sehingga risiko patah tulang menjadi meningkat. 

Tulang adalah jaringan hidup yang terus mengalami perubahan mulai dari saat kelahiran sampai dewasa muda, tulang tumbuh dan menguat. Kepadatan tulang mengalami fase maksimumnya di awal usia 20-an tahun.

Baca juga: 4 Manfaat Vitamin D untuk Kesehatan

Seiring bertambahnya usia, beberapa sel tulang mulai melarutkan matriks tulang (resorpsi), sedangkan sel-sel tulang baru mengendapkan osteoid (pembentukan). Proses ini dikenal sebagai renovasi.

Untuk orang-orang dengan osteoporosis, keropos tulang melebihi pertumbuhan tulang baru. Tulang menjadi keropos, rapuh, dan rentan patah. Di seluruh dunia, 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria berusia lima puluh tahun ke atas berisiko mengalami patah tulang akibat osteoporosis. 

Fraktur paling umum yang terkait dengan osteoporosis terjadi di pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan. Kondisi patah tulang ini meningkat seiring bertambahnya usia pada wanita dan pria.

Kondisi patah tulang belakang dan pinggul dapat mengakibatkan konsekuensi serius, termasuk kehilangan tinggi badan, nyeri punggung yang intens, dan kelainan bentuk tulang. Apa yang harus dilakukan ketika mengalami patah tulang pinggul? Penanganan seperti apa yang semestinya dilakoni? 

Baca juga: Awas Gangguan Hormon Akibat Konsumsi Gula Berlebihan

Tanyakan saja langsung di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja

Rekomendasi untuk Konsumsi Vitamin D 

National Institute of Health merekomendasikan untuk mengonsumsi Vitamin D dengan dosis setidaknya 700 IU/hari untuk mengurangi risiko terjadinya osteoporosis di pertambahan usia. Selain suplemen, vitamin D tentu saja bisa diperoleh dari konsumsi makanan harian. 

Beberapa jenis makanan yang mengandung vitamin D adalah Ikan berlemak, seperti salmon, tuna, dan mackerel, hati sapi, keju, dan kuning telur. Kemudian ada juga susu, jus jeruk, dan sereal.

Tubuh juga dapat menghasilkan vitamin D ketika sinar matahari mengenai kulit. Durasi paparan sinar matahari ke kulit tergantung kondisi cuaca tempat tinggal, seberapa terang atau gelap kulit, dan waktu yang dihabiskan di luar rumah. 

Mungkin sekitar 15 menit untuk orang berkulit sangat putih dan satu atau dua jam untuk seseorang dengan kulit lebih gelap. Namun, kamu harus berhati-hati terlalu banyak menghabiskan waktu di bawah sinar matahari dapat meningkatkan terkena kanker kulit. 

Meskipun sinar matahari adalah bagian penting dari produksi vitamin D tubuh, tetapi tetap saja paparan yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan. Jika kamu menghabiskan waktu terlalu banyak di luar dengan kondisi terik, ada baiknya mengenakan pakaian tertutup ataupun perlindungan tabir surya. 

Referensi:

International Osteoporosis Foundation. Diakses pada 2020. What is Osteoporosis?
Today’s Dietitian. Diakses pada 2020. Vitamin D Deficiency in Children.
National Institute of Health. Diakses pada 2020. Optimal Use of Vitamin D When Treating Osteoporosis.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan