Lakukan 4 Cara Ini untuk Mencegah Bronkiektasis

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   24 Agustus 2019
Lakukan 4 Cara Ini untuk Mencegah Bronkiektasis  Lakukan 4 Cara Ini untuk Mencegah Bronkiektasis

Halodoc, Jakarta - Batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh meski sudah diobati adalah kondisi yang harus diperhatikan secara khusus. Apalagi jika gejala yang muncul juga dirasa cukup mengganggu seperti mengi, sesak napas, nyeri sendi, berat badan yang turun, hingga munculnya darah pada dahak. Kondisi ini bisa menjadi pertanda kamu mengalami bronkiektasis. 

Penyakit bronkiektasis bukan kondisi yang bisa disepelekan. Pasalnya, penyakit ini tidak bisa disembuhkan, sehingga perawatan yang baik dibutuhkan untuk mencegah kerusakan berkembang lebih lanjut. Perawatan lengkap juga dibutuhkan guna meningkatkan kualitas hidup pengidapnya. 

Baca Juga: Batuk Berdahak Tak Mereda, Waspada Bronkiektasis

Langkah Pencegahan Bronkiektasis

Bronkiektasis umumnya terjadi akibat infeksi saluran pernapasan. Cara mencegah infeksi yang pemicu bronkiektasis, maka beberapa langkah yang bisa dilakukan, antara lain: 

  • Menghindari dan menghentikan kebiasaan merokok;

  • Hindari udara berpolusi, asap memasak, dan senyawa kimia berbahaya;

  • Menerima vaksinasi influenza, batuk rejan, dan cacar, terutama pada saat masih anak-anak;

  • Melakukan diagnosis bronkiektasis sejak tahap dini, sehingga dapat mencegah perkembangan kondisi ini menjadi lebih parah.

Kondisi ini cukup membahayakan, penting untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter saat batuk berdahak tidak kunjung membaik. Kamu bisa buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc agar lebih mudah menemui dokter tanpa harus antre lama.

Lantas, Apa Saja yang Sebabkan Bronkiektasis?

Kondisi ini bisa muncul akibat kerusakan pada jaringan bronkus yang kemudian diperparah oleh infeksi. Infeksi bronkus pada pengidap bronkiektasis meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada paru-paru, yang kemudian bertanggung jawab akan melebar dan meradangnya bronkus. Kedua hal tersebut menjadi dua hal terikat yang berputar dan berulang, sehingga kerusakan pada bronkus dan paru-paru akan semakin parah.

Tidak hanya itu, rusaknya bronkus bisa dipicu oleh respons sistem imun yang berupaya menghilangkan penyebab infeksi, seperti bakteri dan virus. Kinerja sistem imun memicu reaksi peradangan meksi umumnya akan berhenti dengan sendirinya tanpa menimbulkan kerusakan jaringan. Pada bronkiektasis, reaksi peradangan menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan elastis dan jaringan otot bronkus. Kerusakan pada kedua jaringan tersebut menyebabkan pelebaran bronkus yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi.

Baca Juga: Ikuti 8 Hal Ini untuk Meringankan Gejala Bronkiektasis

Beberapa penyakit yang menyebabkan kerusakan permanen pada bronkus dan mengarah pada bronkiektasis, antara lain:

  • Penyakit yang menyerang jaringan ikat seperti rheumatoid arthritis, sindrom Sjogren, kolitis ulseratif, penyakit Crohn.

  • Aspergilosis bronkopulmoner alergika (ABPA). Penyakit akibat alergi terhadap jamur Aspergillus yang aktif mengeluarkan spora. 

  • Cystic fibrosis

  • Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK). 

  • Infeksi paru-paru sewaktu kecil. 

  • Imunodefisiensi. 

  • Aspirasi. Kondisi saat isi lambung secara tidak sengaja masuk ke dalam paru-paru. Paru-paru sensitif terhadap keberadaan benda asing, sekecil apa pun benda yang masuk memicu reaksi peradangan yang dapat merusak jaringan.

  • Kelainan silia atau rambut-rambut halus yang berada di sekeliling permukaan saluran pernapasan. 

Bagaimana Perawatan Tepat untuk Bronkiektasis?

Perawatan ditujukan untuk menjaga infeksi dan sekresi bronkial agar bisa dikendalikan. Perawatan ini penting untuk mencegah terjadinya sumbatan saluran pernapasan dan meminimalisir kerusakan paru. Beberapa perawatan yang dilakukan, antara lain: 

  • Antibiotik. Obat ini diberikan untuk mengatasi bronkiektasis dengan cara mematikan bakteri yang sering menginfeksi bronkus;

  • Macrolides. Macrolides adalah sejenis antibiotik yang tidak hanya membunuh jenis bakteri tertentu namun juga mengurangi peradangan bronkus;

  • Obat pengencer lendir. Obat-obatan ini diberikan melalui nebulizer, yang dicampurkan dengan hypertonic saline solution sehingga menjadi partikel kecil dan dihirup ke dalam paru-paru. Obat ini diberikan melalui nebulizer untuk membantu mengencerkan lendir pada bronkus sehingga lebih mudah dikeluarkan;

  • Perangkat pengencer lendir. Tidak hanya dengan obat, mengeluarkan lendir juga bisa dilakukan dengan bantuan perangkat. Alat ini membantu pengidapnya untuk mengembuskan udara ke perangkat yang menyebabkan udara menyebar pada bronkus, dan kemudian membantu menghancurkan lendir;

  • Terapi oksigen;

  • Rawat inap untuk eksaserbasi parah;

  • Terapi operasi;

  • Terapi kortikosteroid;

  • Pemberian suplemen makanan.

Baca Juga: Pneumonia Bisa Sebabkan Bronkiektasis, Ini Alasannya

Referensi: 
Healthline (Diakses pada 2019). Bronchiectasis.
American Lung Association (Diakses pada 2019). Bronchiectasis.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan