Lakukan 6 Hal Ini untuk Diagnosis Syok Kardiogenik

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 November 2018
Lakukan 6 Hal Ini untuk Diagnosis Syok KardiogenikLakukan 6 Hal Ini untuk Diagnosis Syok Kardiogenik

Halodoc, Jakarta - Jantung adalah organ yang memiliki fungsi penting bagi tubuh. Jantung memompa dan mengedarkan darah ke seluruh tubuh, dalam darah tersebut berisi oksigen dan nutrisi-nutrisi yang diperlukan tubuh. Akibat beberapa hal, jantung dapat mengalami gangguan dalam proses memompa darah. Gangguan ini disebut syok kardiogenik, dan dampak cukup fatal jika tidak segera ditangani.

Penyebab Syok Kardiogenik

Syok kardiogenik adalah kondisi yang jarang terjadi dan biasanya dialami seseorang mengalami serangan jantung sehingga membuat otot jantung menjadi lemah. Secara umum, kondisi ini terjadi saat terjadi pengurangan aliran darah ke pembuluh darah koroner (pembuluh darah yang memberi suplai oksigen untuk jantung) sehingga merusak ventrikel kiri, yakni bagian jantung yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Penyakit katup jantung dapat menjadi pemicu syok kardiogenik, sehingga kamu wajib waspada terhadap hal ini.

Gejala Syok Kardiogenik

Syok kardiogenik menimbulkan gejala yang dapat terjadi dengan cepat. Ini gejala yang harus kamu perhatikan:

  • Berkeringat dingin pada jari tangan dan kaki.

  • Jantung berdetak lebih cepat.

  • Denyut nadi juga menjadi lebih cepat atau melemah.

  • Tubuh tidak menghasilkan urine.

  • Cepat merasa lelah ditandai dengan napas yang pendek dan cepat.

  • Penderita terlihat kebingungan dan mengalami rasa cemas.

  • Tiba-tiba sesak napas.

  • Wajah dan tubuh tampak pucat.

  • Tiba-tiba pingsan atau koma.

Jika kamu atau salah satu anggota keluarga pernah mengalami serangan jantung, penting untuk menjaga kesehatannya dan segera kunjungi unit gawat darurat apabila salah satu gejala seperti di atas muncul. Penanganan tepat membantu pemulihan yang lebih cepat.

Diagnosis Syok Kardiogenik

Setelah mengetahui penyebab dan gejala yang muncul, penting untuk melakukan diagnosis. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik, denyut nadi, dan tekanan darah untuk memastikan seseorang terkena syok kardiogenik. Beberapa tes yang harus dijalankan antara lain:

  • Pengukuran Tekanan Darah. Seseorang yang mengalami syok kardiogenik akan mengalami penurunan tekanan darah secara drastis yaitu di bawah 90 mmHg.

  • Tes darah. Tes darah menunjukkan kerusakan serius pada jaringan jantung. Tes ini untuk mengetahui kadar oksigen darah serta kerusakan otot jantung yang terjadi. Jika syok kardiogenik karena serangan jantung, maka lebih banyak enzim yang menandakan kerusakan jantung dan kadar oksigen darah kurang dari normal.

  • Kateterisasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya penyempitan pembuluh darah koroner yang menuju jantung, sekaligus mengecek tingkat keparahannya. Kateterisasi dapat mengukur tekanan dalam bilik jantung.

  • Rontgen dada. Rontgen dada dilakukan untuk melihat struktur fisik serta ukuran jantung dan kondisi paru-paru, seperti ada tidaknya cairan dalam paru-paru atau di sekitar jantung.

  • Elektrokardiogram (EKG). Prosedur rekam jantung ini menunjukkan aktivitas listrik jantung. EKG menunjukkan aritmia (detak jantung tidak teratur) seperti takikardia ventrikel atau fibrilasi ventrikel yang menjadi penyebab syok kardiogenik.

  • Ekokardiogram. Pemeriksaan ekokardiogram memanfaatkan gelombang suara untuk melihat struktur, ketebalan, dan gerak tiap denyut jantung.

Setelah melalui beberapa pemeriksaan di atas dan hasilnya menunjukkan hasil yang positif, maka penanganan yang tepat harus dilakukan di ruang ICU. Pengidap membutuhkan oksigen tambahan serta pemberian obat-obatan yang dilakukan melalui infus.

Bagi kamu yang memiliki riwayat serangan jantung sebelumnya, segera lakukan pola hidup sehat seperti berhenti merokok dan selalu menjaga asupan makanan. Apabila merasakan gejala yang telah disebutkan di atas, periksakan diri ke dokter untuk memperoleh penanganan yang cepat dan tepat. Diskusikan masalah kesehatan kamu kepada dokter spesialis pilihan melalui fitur Chat, Voice Call, atau Video Call  di aplikasi Halodoc. Rasakan kemudahan berdiskusi hanya dengan aplikasi Halodoc yang bisa kamu download secara gratis di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan