Halodoc, Jakarta – Progressive supranuclear palsy merupakan gangguan otak yang jarang terjadi. Kondisi ini menyebabkan masalah serius dengan berjalan, keseimbangan, gerakan mata, dan cara menelan. Gangguan tersebut terjadi akibat kerusakan sel-sel di area otak yang mengontrol gerakan tubuh, koordinasi, pemikiran, dan fungsi penting lainnya. 

Penyakit progressive supranuclear palsy ini juga disebut sebagai sindrom steele richardson olszewski. Hal yang perlu diwaspadai yaitu kondisi dapat memburuk seiring berjalan waktu dan dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Misalnya pneumonia dan masalan menelan. Hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkannya, sementara pengobatan hanya berfokus pada pengelolaan gejala.

Pertanyaannya, apa penyebab progressive supranuclear palsy yang perlu diwaspadai?

Penyebab Progressive Supranuclear Palsy

Penyebab progressive supranuclear palsy belum diketahui. Namun tanda-tanda dan gejala gangguan tersebut diakibatkan oleh kerusakan sel-sel di area otak. Terutama area yang membantu tubuh mengontrol gerakan dan pemikiran tubuh.

Para peneliti menemukan bahwa sel-sel otak yang memburuk dari pengidapnya memiliki jumlah protein tau yang berlebihan. Protein tau adalah protein yang membuat mikrotubula menjadi stabil. Protein tersebut terdapat sangat banyak pada neuron di dalam sistem saraf pusat, dan jarang terdapat di area lain. Gumpalan protein tau juga ditemukan pada gangguan neurodegeneratif lainnya, seperti penyakit Alzheimer.

Perlu diketahui juga, progressive supranuclear palsy dapat diturunkan dalam keluarga, tapi hal ini jarang terjadi. Belum jelas bagaimana hubungan genetik dan pengaruhnya pada progressive supranuclear, dan kebanyak orang dengan kondisi tersebut tidak mewarisi kelainan ini.

Satu-satunya faktor risiko yang terbukti menyebabkan progressive supranuclear palsy adalah usia. Kondisi ini biasanya mempengaruhi orang-orang berusia 60 hingga 70 tahun. Penyakit tersebut hampir tidak diketahui pada orang di bawah usia 40 tahun.

Gejala Terjadinya Progressive Supranuclear Palsy

Tanda dan gejala khas dari progressive supranuclear palsy meliputi:

• Kehilangan keseimbangan saat berjalan. Kecenderungan untuk jatuh dapat terjadi pada awal penyakit.
• Ketidakmampuan untuk mengarahkan mata dengan baik. Pengidap mungkin tidak dapat melihat ke bawah, atau mengalami penglihatan kabur dan ganda. Kesulitan dengan memfokuskan mata ini dapat membuat beberapa orang menumpahkan makanan atau tampak tidak tertarik dalam percakapan karena akibat kontak mata yang buruk.

Tanda dan gejala tambahan dari progressive supranuclear palsy bervariasi dan mungkin mirip dengan penyakit parkinson dan demensia. Kondisi penyakit umumnya memburuk seiring berjalan waktu dan mungkin muncul gejala berupa:

• Kekakuan (terutama di leher) dan gerakan kaku.
• Tubuh rentan terjatuh.
• Kecepatan bicara melambat atau cadel.
• Sensitivitas terhadap cahaya terang.
• Gangguan tidur.
• Kehilangan minat pada aktivitas yang menyenangkan.
• Memiliki perilaku impulsif, tertawa, atau menangis tanpa alasan.
• Kesulitan dengan penalaran, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
• Depresi dan kecemasan.
• Ekspresi wajah tampak seperti terkejut atau ketakutan, akibat otot wajah yang kaku.
• Pusing.

Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius ketika gejala mempengaruhi kemampuan untuk menelan. Pengidap akan mudah tersedak makanan atau menghirup makanan ke dalam paru-paru. Kerentanan untuk jatuh juga dapat meningkatkan risiko mengalami cedera serius pada kepala atau patang tulang.

Meskipun belum ada cara untuk menyembuhkannya, obat-obatan dan perawatan lainnya dapat diberikan untuk mengelola gejala. Maka dari itu, jika memiliki gejala sebaiknya segera kunjungi dokter di rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan dan rencana perawatan.

Kamu juga bisa membuat janji medis di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:

NHS. Diakses pada 2022. Progressive supranuclear palsy

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Progressive supranuclear palsy

WebMD. Diakses pada 2022. Parkinson’s Disease and Progressive Supranuclear Palsy