Langsing dengan Diet Flexitarian

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   24 Mei 2018
Langsing dengan Diet FlexitarianLangsing dengan Diet Flexitarian

Halodoc, Jakarta – Diet menjadi salah satu metode penurunan berat badan yang paling digemari, terutama oleh wanita. Metodenya pun beragam, mulai dari diet karbo atau diet keto, diet vegetarian, diet eco-atkins, dan masih banyak lagi. Dari berbagai metode ini, diet vegetarian menjadi metode diet yang paling banyak dipilih.

Meski begitu, tak banyak orang yang mampu menjalankan diet vegetarian sepenuhnya. Memang, mengganti menu daging hanya dengan sayuran dan buah saja terkadang masih sulit untuk dilakukan. Nah, kalau kamu termasuk salah satu yang mengalami hal ini, mungkin kamu bisa mencoba metode diet terbaru, yaitu diet flexitarian.

Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian adalah program diet yang lebih mengutamakan konsumsi sayur dan buah seperti halnya diet vegetarian. Sang pencetus, Dawn Jackson Blatner mengemukakan bahwa salah satu cara ampuh untuk mengurangi jumlah asupan kalori dalam tubuh adalah dengan mengonsumsi makanan berbahan dasar nabati. Meski begitu, kamu yang melakukan diet ini tetap masih bisa menyantap daging, meski hanya sesekali.

Namun, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu menu daging yang dimaksud. Daging di sini bukan sepenuhnya daging sapi atau ayam, tetapi bahan makanan nabati yang memiliki daging, seperti tahu, telur, dan kacang-kacangan.

Sementara itu, kamu boleh mengonsumsi daging setiap satu minggu atau satu bulan sekali. Kabarnya, diet ini disinyalir mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan diabetes hingga 20 persen.

(Baca juga: 5 Khasiat Sayuran dan Buah Berwarna yang Belum Banyak Diketahui)

Bagaimana Cara Kerja Diet Flexitarian?

Diet flexitarian berorientasi pada perencanaan menu makanan yang akan kamu konsumsi setiap hari. Dalam membuat menu, ada lima kelompok bahan makanan tambahan yang harus kamu masukkan ke dalamnya. Kelima kelompok ini di antaranya adalah sayur dan buah, susu dan berbagai olahannya, daging (telur, tahu, atau kacang-kacangan), gula dan aneka bumbu, dan yang terakhir adalah gandum utuh.

Kamu akan melakukan diet ini setiap hari selama lima minggu. Dalam kurun waktu tadi, kamu bisa memvariasikan menu sehat dari kelima kelompok makanan di atas agar tidak cepat bosan. Menu diet yang harus kamu siapkan adalah untuk makan tiga kali sehari dan camilannya.

Dalam diet flexitarian, ada aturan penyusunan kalori yang harus kamu penuhi. Aturan ini dikenal dengan pola 3-4-5. Artinya, kamu harus memenuhi sebanyak 300 kalori saat sarapan, sebanyak 400 kalori saat makan siang, dan 500 kalori saat makan malam. Sementara itu, jumlah kalori untuk camilan adalah sebanyak 150 kalori dengan aturan hanya dua kali setiap hari. Jika dijumlahkan, setiap hari kebutuhan kalori tubuh kamu adalah sebesar 1500 kalori.

(Baca juga: Lemak Makin Menumpuk? Coba Konsumsi 7 Makanan Ini)

Informasi Penting Seputar Diet Flexitarian yang Perlu Diketahui

Nah, dalam menjalankan diet flexitarian, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui, yaitu:

Diet Flexitarian Terbukti Mampu Menurunkan Berat Badan

Semua diet memiliki tujuan akhir yang sama, yaitu menurunkan berat badan dengan mengurangi asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh. Tak terkecuali dengan diet flexitarian. Menerapkan diet ini secara teratur dan konsisten akan membuat kamu tetap merasa kenyang meski hanya dengan mengonsumsi buah dan sayur-sayuran. Tentu saja, kamu tetap perlu mengimbanginya dengan rutin berolahraga.

Diet Flexitarian Bagi Kesehatan Jantung dan Penderita Diabetes

Dibandingkan dengan protein hewani, protein nabati jelas memiliki kandungan serat yang lebih tinggi, tetapi lemaknya lebih sedikit. Selain itu, protein nabati juga tidak memiliki kandungan kolesterol. Ini tentu saja amat baik untuk kesehatan jantung, karena bahan makanan nabati akan menjaga keseimbangan kadar gula dalam tubuh. Selaras dengan itu, diet ini juga baik diterapkan untuk para pengidap diabetes.

Diet Flexitarian Tidak Memiliki Efek Samping Negatif untuk Tubuh

Meski masih tergolong baru, diet flexitarian ternyata cukup digemari oleh masyarakat, terutama di wilayah Amerika Serikat. Beberapa orang yang telah menjalankannya pun menuturkan bahwa tidak ada efek samping negatif yang muncul dari diet ini. Artinya, diet ini aman untuk dilakukan oleh siapa saja.

Meski begitu, kamu tetap harus berbicara dulu pada dokter sebelum menerapkan diet flexitarian supaya kamu tidak salah saat menjalankannya. Agar komunikasi kamu lebih mudah, download saja aplikasi Halodoc dan pilih layanan tanya dokter. Di Halodoc, ada banyak dokter yang siap menjawab segala pertanyaan kamu. Halodoc juga bisa kamu gunakan untuk melakukan cek lab tanpa harus keluar rumah.  




Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan