Lansia Alami Hipertensi, Berapa Sering Harus Cek Kesehatan ke Dokter?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   13 Juli 2021
Lansia Alami Hipertensi, Berapa Sering Harus Cek Kesehatan ke Dokter?Lansia Alami Hipertensi, Berapa Sering Harus Cek Kesehatan ke Dokter?

“Risiko hipertensi akan meningkat seiring bertambahnya usia. Hipertensi pada lansia yang tidak terkontrol dengan baik, bisa menjadi penyebab kematian atau kecacatan. Penting bagi lansia cek kesehatan ke dokter. Seberapa seringnya akan tergantung pada tingkat tekanan darah dan gejala.”

Halodoc, Jakarta – Tekanan darah ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa jantung dan jumlah resistensi terhadap aliran darah di arteri. Semakin banyak darah yang dipompa jantung dan semakin sempit arteri, maka semakin tinggi darah seseorang. Risiko terjadinya hipertensi atau tekanan darah tinggi akan meningkat seiring bertambahnya usia. 

Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik bisa menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan pada lansia. Itulah pentingnya agar lansia selalu mengontrol tekanan darah di rumah, begitu juga cek kesehatan ke dokter spesialis penyakit dalam. Lantas, seberapa sering lansia yang memiliki hipertensi harus cek ke dokter spesialis penyakit dalam?

Baca juga: Mengenal Tekanan Darah Normal pada Pria dan Wanita

Seberapa Sering Lansia dengan Hipertensi Mengunjungi Dokter?

Lansia yang mengidap hipertensi biasanya direkomendasikan untuk menemui dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis penyakit jantung setiap tiga hingga empat bulan, selama beberapa tahun pertama setelah diagnosis. Tindakan ini untuk memastikan pengobatan dan perubahan gaya hidup berhasil dan tubuh melakukan penyesuaian. 

Untuk lansia yang tekanan darahnya terkontrol dengan baik dan cukup dipantau di rumah, cek kesehatan ke dokter cukup dilakukan setiap enam bulan. Jika tekanan darah dalam kisaran yang sehat dan tidak memerlukan obat-obatan, lansia mungkin hanya perlu melakukan pemeriksaan ulang setiap dua tahun. 

Tekanan darah tinggi sering kali tidak menunjukkan gejala. Namun, perubahan gaya hidup yang lebih sehat dan pengobatan tetap harus berjalan. Ada beberapa langkah-langkah yang bisa membantu lansia tetap berkomitmen untuk mengontrol tekanan darah setiap hari:

Baca juga: Bisakah Darah Tinggi Diobati secara Alami?

  • Gunakan sistem pengingat obat. Buat alarm pengingat untuk minum obat di handphone. Kelompokkan beberapa obat berdasarkan jadwal minumnya di kotak penyimpanan obat.
  • Pantau kesehatan di rumah. Pastikan lansia serta keluarga rajin mengontrol tekanan darah. Lansia secara pribadi dan keluarga serumah adalah anggota terpenting dari tim pengontrol tekanan darah. Monitor tekanan darah di rumah akan membantu melihat apakah pengobatan dan perubahan gaya hidup berdampak baik, dan membantu kesehatan lansia tetap pada jalurnya. 
  • Perhatikan tekanan terendah dan tertinggi. Terkadang obat hipertensi bisa mengurangi tekanan darah terlalu banyak. Jika lansia memiliki tanda-tanda tekanan darah rendah, seperti pusing, pingsan, penglihatan kabur, mual, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Selain itu, jika angka sistolik (atas) naik menjadi 180 atau lebih, atau jika angka diastolik (bawah) naik menjadi 110 atau lebih, segera dapatkan bantuan medis. 

Sementara itu, pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh dokter juga perlu dilakukan. Dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan untuk memastikan diagnosis dan memeriksa kondisi dasar yang menyebabkan hipertensi. 

  • Tes Laboratorium. Pemeriksaan berupa tes urine (urinalisis) dan tes darah, termasuk tes kolesterol. 
  • Elektrokardiogram (EKG). Pemeriksaan ini cepat dan tanpa rasa sakit, fungsinya mengukur aktivitas listrik jantung. 
  • Ekokardiogram. Tergantung pada tanda dan gejala dan hasil tes, dokter mungkin merekomendasikan ekokardiogram untuk memeriksa lebih banyak tanda penyakit jantung. Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran aktivitas jantung. 

Baca juga: 9 Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Darah Tinggi

Pengobatan tekanan darah tinggi pada lansia bisa mengurangi risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan kematian kardiovaskular. Menurut pedoman American College of Cardiology (ACC) dan American Heart Association (AHA), mendefinisikan tekanan darah optimal sebagai kurang dari 120/80 untuk kebanyakan orang, termasuk lansia. 

Lansia yang memiliki tekanan darah 130/80 harus mengelola tekanan darah dengan obat-obatan dan gaya hidup. Itulah beberapa hal yang perlu dipahami mengenai cek kesehatan pada lansia yang memiliki hipertensi.

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses pada 2021. High blood pressure (hypertension)

Hopkins Medicines. Diakses pada 2021. Hypertension: What You Need to Know as You Age

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan